Apakah $ADRO Akan Rugi Goodwill Akibat Spin-Off $AADI Seperti Ketika $GOTO Lepas Tokopedia ke Tiktok?

Pertanyaan salah satu user Stockbit bukan di External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan Kode External Community A38138 https://stockbit.com/post/13223345

Pertanyaan ini wajar saja ditanyakan. Sama seperti pelanggan bakso Pak Toto yang tanya apakah bakso lebih enak dari seblak? Jawabannya sudah jelas, bakso lebih enak. https://bit.ly/45FDAJu

Kalau kita lihat di laporan keuangan AADI dan ADRO, kita akan temukan Goodwill sebesar 700 juta dollar (gambar 2). Goodwill ini timbul karena dulu ADRO waktu beli tambang batubara AADI, itu tambang dibeli di PBV > 1. Itulah mengapa banyak investor senior seperti LKH itu lebih suka beli saham di PBV < 1 karena itu sama saja dengan diskon. Selisih antara harga beli premium dengan book value wajar, itu lah yang namanya Goodwill.

Misalnya book value atau ekuitas tambang di LK = 1 Triliun, tapi kamu beli tambang itu 5 Triliun. Itu artinya kamu jadi pahlawan bursa sehingga timbul Goodwill karena beli mahal. Selisih harga beli 5 Triliun - 1 Triliun book value = Goodwill 4 Triliun.

Kalau di masa depan saya jual tambang itu di harga 2 Triliun, maka itu artinya saya rugi 3 Triliun. Karena harga beli saya dulu 5 Triliun. Jual di bawah book value = cutloss = manajemen dodol.

Sekarang coba cek transaksi spin off AADI oleh ADRO.

ADRO melepas anak usahanya, PT Adaro Andalan Indonesia Tbk (AADI), lewat spin-off. Lewat proses ini, ADRO menjual 90% saham AADI ke pihak tertentu di harga Rp5.960 per saham (dengan PBV 1,07) dan melepas 10% sisanya ke publik lewat Initial Public Offering (IPO) di harga Rp5.550 per saham. Spin-off ini menimbulkan pertanyaan: apakah ADRO mencatat kerugian akuntansi, terutama karena adanya dampak goodwill? https://bit.ly/3OZWjZR

Sebelum spin-off, ADRO memiliki 100% saham AADI, dengan total saham beredar 7,786 miliar saham. Berdasarkan laporan keuangan, nilai buku per saham AADI (BVPS) adalah Rp5.017. Jadi, nilai buku total AADI di laporan keuangan ADRO adalah

Nilai Buku AADI = 7,786 miliar × Rp5.017 = Rp39,065 triliun.

Angka ini adalah "modal dasar" AADI yang tercatat di laporan keuangan ADRO.

Uang yang Diterima ADRO dari spin-off dan IPO, ADRO menerima uang tunai dalam dua tahap, tapi abaikan saja dana IPO AADI.

Spin-Off 90% saham
ADRO menjual 90% saham AADI ke pihak tertentu di harga Rp5.960 per saham, sehingga:

Nilai Spin-Off = 90% × 7,786 miliar × Rp5.960 = Rp41,764 triliun.

Untuk menentukan apakah ADRO laba atau rugi secara akuntansi, kita bandingkan uang yang diterima dengan nilai buku AADI yang dilepas =

Nilai Buku AADI yang dilepas = ADRO melepas 90% saham, jadi nilai buku yang dihapus adalah:

Nilai Buku Dihapus AADI = Rp39,065 triliun

Uang yang diterima = Total realisasi dari spin-off dan IPO adalah Rp41,764 triliun.

Selisih antara keduanya = Laba Akuntansi = Total Realisasi - Nilai Buku Dihapus = Rp41,764 triliun - Rp39,065 triliun = Rp2,699 triliun.

ADRO mencatat laba akuntansi sebesar Rp2,699 triliun. Artinya, mereka tidak hanya mendapatkan uang tunai, tapi juga mencatat keuntungan di atas kertas karena harga jual lebih tinggi dari nilai buku.

Goodwill biasanya muncul kalau harga transaksi jauh di atas nilai buku. Dalam kasus ini, harga spin-off (Rp5.960) dan IPO (Rp5.550) hanya sedikit di atas nilai buku per saham (Rp5.017). Karena selisihnya kecil, dampak goodwill sangat minim, atau bahkan tidak ada. Jadi, ADRO aman dari masalah goodwill yang berlebihan. https://bit.ly/3OZWjZR

Kasus ADRO ini berbeda jauh dengan GOTO saat melepas Tokopedia ke TikTok. Saat itu, GOTO menjual Tokopedia dengan valuasi yang jauh di bawah nilai buku. Nilai buku Tokopedia mencapai Rp78,8 triliun, tapi harga jualnya rendah hanya 23 Triliun (gambar 3). Akibatnya, GOTO mencatat kerugian besar karena harus menghapus goodwill Tokopedia dari laporan keuangan, total kerugiannya mencapai Rp90 triliun.

Sementara itu, ADRO menjual AADI dengan valuasi yang mendekati nilai buku (PBV 1,07), sehingga tidak ada kerugian goodwill. Malah, ADRO mencatat keuntungan karena harga jual masih di atas nilai buku. https://bit.ly/3OZWjZR

Spin-off AADI ini membawa keuntungan besar bagi ADRO. Dengan total uang tunai Rp41,764 triliun yang diterima dan nilai buku yang dilepas Rp39,065 triliun, ADRO berpotensi mencatat laba akuntansi sebesar Rp2,699 triliun. Selain itu, tidak ada dampak goodwill yang signifikan karena harga jual hampir sama dengan nilai buku. Berbeda dengan kasus GOTO yang rugi besar karena valuasi rendah, langkah ADRO menunjukkan spin-off yang dirancang dengan baik dan berdampak positif pada laporan keuangan. Ini jadi bukti bahwa spin-off bisa menjadi langkah strategis jika dilakukan dengan perencanaan yang matang.

Untuk memastikan ini nanti tinggal lihat saja LK Full Year 2024. Saya bisa saja salah.

Untuk diskusi lebih lanjut bisa lewat External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan mendaftarkan diri ke External Community menggunakan kode: A38138
(caranya cek gambar terakhir)
Link Panduan https://stockbit.com/post/13223345

Dan jangan lupa kunjungi  Pintarsaham di sini  
https://bit.ly/3QtahWa

Sedangkan untuk rekomendasi belajar saham bisa cek di sini https://bit.ly/3YGX6Dc

Disclaimer: http://bit.ly/3RznNpU
https://bit.ly/44osZSV
https://bit.ly/47hnUgG
https://bit.ly/47eBu4b
https://bit.ly/3LsxlQJ

Read more...

1/5

testestestestes
2013-2024 Stockbit ·About·ContactHelp·House Rules·Terms·Privacy