Kedua tokoh di atas adalah tokoh paling berpengaruh di BEI :

Bapak Lo Khen Hong dikenal sebagai Influencer Saham no 1 di Indonesia, terkadang bahkan disebut sebagai Raffi Achmad nya bursa saham.

LKH selalu menjadi bintang tamu utama, dalam setiap acara yang diadakan BEI untuk menggaet Pahlawan Bursa.

Beliau juga dikenal dengan metode Value Investingnya yang beliau ajarkan kepada pengikutnya.

Prinsip yang beliau ajarkan juga tercermin pada saham-saham yang beliau 'garap', contohnya PTRO yang harga sahamnya digarap supaya terus berada dalam khaidah-khaidah value investor yaitu PER dibawah 10x dan PBV di bawah 1, selama masa kepemilikan bapak LKH di saham ini.

Tokoh kedua adalah Bapak Prajogo Pangestu, investor saham nomor 1 di Indonesia dan orang terkaya di Indonesia.

Selama menjadi pengusaha beliau dikenal dengan perusahaan-perusahaannya yang untungnya kecil atau ruginya besar.

Prinsip beliau di bursa saham adalah : semakin kecil profit, semakin tinggi valuasi, semakin baik.

Prinsip tersebut juga tercermin dalam style beliau ketika mulai berkecimpung di bursa saham sejak tahun 2023.

Itu sebabnya ketika PTRO pindah ke tangan beliau, laba perusahaan terus turun, dan harga sahamnya pun terus naik dari 2.000an di era Pak LKH, sampai ke 21.000an saat ini.

Dari kedua contoh kasus ini kita bisa berlajar kalau perbedaan prinsip dari tokoh yang menggarap suatu saham ternyata dapat berpengaruh terhadap nasib sahamnya.

Simak pembahasan mendalamnya di video youtube kami :
LKH vs PP : Beda Prinsip Beda Nasib
https://cutt.ly/GeZ0jy5W