IPO $DGWG Apakah Bagus?
Pertanyaan salah satu user Stockbit di External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan Kode External Community A38138 https://stockbit.com/post/13223345
IPO yang banyak underwriter itu biasanya karena dana IPO yang dikelola terlalu gede atau karena faktor kedekatan ada karena IPO nya terlalu beresiko tinggi jadi underwriter merasa perlu sharing risiko untuk minimalkan risiko. Kira - kira mana yang cocok dengan PT Delta Giri Wacana Tbk (DGWG)?
Ini ibarat Pak Toto mau jualan bakso di dekat markas OPM di Papua Pegunungan Bintang. Karena Pak Toto tidak mau mati sendirian ketika lagi jualan bakso di dekat markas OPM, jadi Pak Toto ajak Pak Budi biar lebih seru ketika jualan bakso di sana https://bit.ly/45FDAJu
PT Delta Giri Wacana Tbk (DGWG) ini adalah perusahaan yang bergerak di bidang pupuk dan produk agrokimia di Indonesia. Mereka nggak cuma jualan pupuk, tapi juga pestisida, alat-alat pertanian, dan benih. Perusahaan ini punya beberapa anak perusahaan, antara lain:
🗿PT Fertilizer Inti Technology (FIT): Fokus pada produksi pupuk.
🗿PT Dharma Guna Wibawa (DGW): Bergerak di perdagangan besar pupuk dan produk agrokimia.
🗿PT Semesta Alam Sejati (SAS): Produksi peralatan pertanian.
Mereka berencana untuk melepas sekitar 1,66 miliar saham baru dengan harga nominal Rp100 per saham. Harga penawarannya berkisar antara Rp420 hingga Rp620 per saham. Jadi, total dana yang mau dikumpulkan bisa mencapai sekitar Rp1 triliun.
🎯Dana hasil IPO ini rencananya bakal dipakai untuk:
1. Sekitar 54,7% disuntikkan ke FIT, yang bakal digunakan untuk:
82,3% buat modal kerja beli bahan baku pupuk.
17,7% untuk bayar sebagian utang bank FIT.
2. Sekitar 8,9% disuntikkan ke DGW, untuk bayar sebagian utang bank DGW.
3. Sekitar 33,1% digunakan oleh DGWG sendiri untuk:
43,9% buat modal kerja beli bahan baku pestisida.
29,8% buat pengembangan tahap 2 pabrik pestisida di Cikande, Banten.
26,3% untuk bayar sebagian utang bank DGWG.
4. Sisanya akan disuntikkan ke SAS untuk modal kerja beli bahan baku peralatan pertanian.
🎯Kinerja Keuangan DGWG
🔥Revenue
2021: Rp1,38 triliun.
2022: Rp1,69 triliun (naik sekitar 22% dari 2021).
2023: Rp3,04 triliun (naik sekitar 80% dari 2022).
Semester I 2024: Rp1,48 triliun (turun sekitar 6% dari periode yang sama tahun sebelumnya). https://bit.ly/3YGX6Dc
🔥Laba Bersih
2021: Rp81 miliar.
2022: Rp144 miliar.
2023: Rp19,9 miliar (turun drastis).
Semester I 2024: Rp32,7 miliar.
🔥Margin Laba Bersih
2021: 5,86%.
2022: 8,55%.
2023: 0,65%.
Semester I 2024: 2,2%.
Pendapatan meningkat signifikan dari 2021 ke 2023, tapi laba bersih turun drastis di 2023.
Margin laba bersih menurun, menunjukkan profitabilitas perusahaan berkurang.
Semester I 2024, pendapatan turun sedikit, tapi laba bersih mulai naik dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
🔥Rasio Keuangan Utama
Debt to Equity Ratio (DER) per 30 Juni 2024: 233,64%.
Artinya, total utang perusahaan lebih dari dua kali lipat ekuitasnya. Ini menunjukkan tingkat leverage yang tinggi dan risiko keuangan yang lebih besar.
Current Ratio per 30 Juni 2024: 1,07 kali.
Ini menunjukkan kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban jangka pendeknya dengan aset lancar yang dimiliki. Angka di atas 1 kali dianggap cukup, tapi margin keamanannya tipis. https://bit.ly/45FDAJu
🔥Return on Equity (ROE):
2021: 28,9%.
2022: 26,85%.
2023: 2,76%.
Semester I 2024: 4,34%.
Terjadi penurunan berat di 2023, menunjukkan bahwa perusahaan kurang efisien dalam menghasilkan laba dari modal sendiri.
🎯Prospek Industri
1. Pertumbuhan Pasar Pestisida
Pada 2023, pasar pestisida di Indonesia mencapai Rp16,4 triliun. Diperkirakan tumbuh sekitar 10% per tahun (CAGR) hingga mencapai Rp25,4 triliun di 2028.
2. Pertumbuhan Pasar Pupuk
Pada 2023, pasar pupuk mencapai Rp103,6 triliun. Ada peningkatan fokus pada pupuk premium karena pemerintah mendorong peningkatan produktivitas pertanian dan ketahanan pangan.
3. Dukungan Pemerintah
Kebijakan pemerintah yang mendukung ketahanan pangan dan peningkatan produktivitas pertanian menjadi faktor positif bagi industri ini. https://bit.ly/45FDAJu
🔥Valuasi Saham DGWG
a. Nilai Buku per Saham (Book Value per Share/BVPS)
🎯Sebelum IPO
Ekuitas: Rp754,758 miliar.
Jumlah saham: 5 miliar saham.
BVPS = Rp754,758 miliar / 5 miliar saham = Rp150,95 per saham.
🎯Setelah IPO
Misal, dana yang masuk dari IPO sekitar Rp1 triliun (sebelum biaya).
Ekuitas baru = Rp754,758 miliar + Rp1 triliun = Rp1,754,758 miliar.
Jumlah saham baru = 5 miliar saham + 1,666,666,700 saham = 6,666,666,700 saham.
🔥BVPS baru = Rp1,754,758 miliar / 6,666,666,700 saham = Rp263,21 per saham.
🔥 Price to Book Value (PBV) Ratio:
Dengan Harga IPO Rp420:
PBV = Rp420 / Rp263,21 ≈ 1,6 kali.
Dengan Harga IPO Rp620:
P/BV = Rp620 / Rp263,21 ≈ 2,36 kali.
🔥Earnings Per Share (EPS)
Laba Bersih 2023: Rp19,889 miliar.
Jumlah saham setelah IPO: 6,666,666,700 saham.
EPS = Rp19,889 miliar / 6,666,666,700 saham = Rp2,98 per saham.
🔥Price to Earnings (P/E) Ratio
Dengan Harga IPO Rp420:
P/E = Rp420 / Rp2,98 ≈ 141 kali.
Dengan Harga IPO Rp620
P/E = Rp620 / Rp2,98 ≈ 208 kali.
P/BV Ratio antara 1,6 - 2,36 kali, tergantung harga IPO. Ini cukup tinggi, tapi mungkin masih wajar jika prospek pertumbuhan bagus.
P/E Ratio sangat tinggi, antara 141 - 208 kali. Ini menunjukkan valuasi yang sangat premium, dan bisa dianggap overvalued jika dibandingkan dengan rata-rata industri.
🔥Risiko Investasi
1. Fluktuasi Harga Bahan Baku. Kenaikan harga bahan baku impor bisa meningkatkan biaya produksi dan menekan margin keuntungan.
2. Risiko Nilai Tukar Mata Uang. Karena banyak bahan baku diimpor, perubahan nilai tukar Rupiah terhadap mata uang asing (misalnya USD dan CNY) bisa mempengaruhi biaya.
3. Persaingan Usaha. Industri ini cukup kompetitif. Persaingan bisa mempengaruhi pangsa pasar dan profitabilitas perusahaan.
4. Perubahan Iklim dan Musim Tanam. Fenomena seperti El Nino bisa mempengaruhi produktivitas pertanian dan permintaan produk perusahaan.
5. Risiko Regulasi. Perubahan kebijakan pemerintah atau regulasi bisa berdampak pada operasional perusahaan.
6. Utang yang Tinggi. Dengan DER di atas 200%, perusahaan memiliki beban utang yang signifikan. Ini bisa meningkatkan risiko keuangan, terutama jika suku bunga naik.
7. Penurunan Laba Bersih. Laba bersih menurun drastis di 2023. Perlu dicari tahu penyebabnya dan bagaimana perusahaan akan mengatasinya.
Ini DGWG ini bisnisnya mirip $SAMF $BISI $ESSA $NPGF
Untuk diskusi lebih lanjut bisa lewat External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan mendaftarkan diri ke External Community menggunakan kode: A38138
(caranya cek gambar terakhir)
Link Panduan https://stockbit.com/post/13223345
Dan jangan lupa kunjungi Pintarsaham di sini Â
https://bit.ly/3QtahWa
Sedangkan untuk rekomendasi belajar saham bisa cek di sini https://bit.ly/3YGX6Dc
Disclaimer: http://bit.ly/3RznNpU
https://bit.ly/44osZSV
https://bit.ly/47hnUgG
https://bit.ly/47eBu4b
https://bit.ly/3LsxlQJ
1/2