INVESTASI ITU SEDERHANA !
Beberapa waktu yang lalu, Saya mendapat kesempatan untuk hadir pada sebuah acara seminar yang diadakan oleh Kelompok Studi Pasar Modal (KSPM) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Airlangga yang kebetulan fakultas saya sendiri. Ada 2 narasumber yang dihadirkan pada acara kali ini, yang pertama yaitu Bapak Lo Kheng Hong, mungkin teman-teman disini sudah gak asing ya dengan Lo Kheng Hong, beliau merupakan salah satu investor ritel terkaya di Indonesia. Beliau ini seorang penganut aliran value investing dan seorang fundamentalis garis keras. Nafas panjangnya dalam investasi sudah gak perlu dipertanyakan lagi.
Yang kedua yaitu Bapak Ryan Filbert, jujur saya baru pertama kali mendengar namanya. Beliau merupakan seorang CEO dari sebuah Perusahaan yang merupakan anak usaha dari PT. Surya Fajar Capital (SFAN). Beliau juga merupakan seorang penulis buku dan juga investor. Kalau Pak Lo hanya fokus di satu instrumen yaitu saham, Pak Ryan ini lebih luas lagi diversifikasinya, seperti SBN dan kripto.
Seminar ini bertajuk “FRUGAL LIVING DAN INVESTASI”, 2 hal sederhana yang bila diterapkan secara konsisten bisa menjadi kendaraan kita untuk menuju financial freedom.
Pada tulisan ini saya tertarik untuk membahas materi dari Bapak Lo Kheng Hong dulu, karena banyak motivasi-motivasi beliau yang saya rasa cukup sederhana namun masih banyak orang yang belum menerapkannya dengan benar.
Untuk pembahasan dari narasumber Bapak Ryan Filbert akan saya up di lain waktu.
ENJOY READING !!, and THINKING .....
LO KHENG HONG :
Kalau kita mau investasi itu mulai darimana sih Pak Lo?
“belajar, belajar, dan belajar…”
Percakapan tersebut menjadi pembuka acara seminar kali ini, ungkapan Pak Lo yang menyuruh untuk belajar ini bukan hanya karena mayoritas audiens disitu adalah mahasiswa. Namun, ungkapan belajar, belajar, dan belajar ini bermakna tentang investasi leher keatas. Ah, klise bgt… Gini mas, mbak, kalian bandingin deh, orang yang punya ijazah kuliah bakal lebih mudah untuk diterima kerja kan dibanding orang yang hanya lulusan SMA? Atau orang yang punya skill, soft skill atau hard skill, akan lebih gampang untuk buka usaha atau jasa kan? Iya dongg…
untuk investasi di pasar modal itu kita harus ada uangnya dulu kan? Nah, belajar itu tujuannya memperbesar peluang kita untuk mendapat sumber penghasilan. Mau investasi pakai apa kalo gaada uangnya? Wkwk…
“untuk adek-adek mahasiswa nasihat saya adalah untuk terus belajar. Supaya lulus dari sini bisa dapat ijazah sehingga mudah untuk diterima kerja di Perusahaan” begitulah nasihat pak Lo
“untuk mulai berinvestasi, selain belajar kita juga harus punya pemasukan terlebih dahulu, baru uang kita bisa kita investasikan…”
“ada banyak cara untuk menghasilkan uang, adek-adek mahasiswa gausah malu untuk jualan di kampus, justru dengan berada disini itu adalah peluang untuk adek-adek mahasiswa”
Pak Lo menjelaskan, memiliki minimal 1 sumber penghasilan itu adalah syarat untuk kita bisa memulai investasi. beliau bercerita bahwa dulu beliau mulai investasi dari gajinya dengan menjadi pegawai bank. Warren Buffet dulu juga pernah berjualan CocaCola untuk mendapatkan uang yang kemudian digunakan untuk investasi. Intinya apapun itu yang bisa menghasilkan uang, maka lakukan.
“kumpulkan uang sebanyak-banyaknya, cari penghasilan yang banyak juga halal… kemudian baru mulai berinvestasi”
“kemudian kalau sudah punya uang jangan lupa, harus disertai frugal living, hidup hemat dan sederhana…”
Pak Lo melanjutkan jika ingin kaya, selain dengan berinvestasi juga harus disertai dengan pola hidup yang hemat dan sederhana atau frugal living, tujuannya untuk menekan pengeluaran yang tak penting agar bisa menabung. Pengeluaran dilakukan dengan mengutamakan kebutuhan dan mengabaikan hal yang tidak perlu. Kalo bisa beli mie ayam yang enak dan murah Cuma 10 ribu, ngapain beli mie resto seharga 40 ribu? Kalo bisa beli Sepatu yang bagus dan awet seharga 300rb, ngapain beli yang harga 2 juta?
Tapi pak, di satu sisi kami juga memiliki kehidupan sosial, temen-temen ngajak main, ngajak nongkrong…
“Frugal living bukan berarti mengabaikan kehidupan sosial, frugal living tujuannya agar kamu bijak dalam mengeluarkan uang. Kalau nongkrongnya Cuma habisin waktu, gibah gak jelas, main game, buat apa? Kalau nongkrongnya ngomongin peluang usaha, atau mengerjakan tugas bersama silakan…”
Pak Lo kapan pertama kali mengenal Bursa? Serta apa saham apa yang pertama kali Pak Lo beli?
“dulu saya pertama kali berinvestasi itu tahun 1989, bisa dibilang saat itu saya telat karena saham-saham naiknya di tahun 1988 setelah PAKTO”
“saham yang pertama kali saya beli itu saham IPO, yaitu GSMF, setelah saya beli harganya turun saya jual, RUGI… kemudian saya beli IPO juga kala itu ASGR, harganya turun saya jual, RUGI lagi…. Hahaha…”
Pak Lo Kheng Hong pertama kali memulai investasi pada tahun 1989, di usia 30 tahun. Beliau dulunya merupakan seorang pegawai tata usaha bank, sejak 1979 dengan gaji awal 50 ribu rupiah hingga 350 ribu rupiah. Baru kemudian naik menjadi 1 juta rupiah Sejak PAKTO (Paket Kebijaksanaan Oktober) tahun 1988. Awalnya, beliau membeli saham juga hanya ikut-ikutan atau FOMO karena teman-temannya pada beli saham, karena saat semenjak PAKTO 1988, saham-saham finance naik tinggi.
Ini merupakan salah satu kesalahan terbesar Pak Lo selama berinvestasi, dulu beliau tidak tahu apa yang beliau beli atau istilahnya membeli ‘kucing dalam karung’.
Lalu apa yang menjadi pertimbangan pak Lo saat ini ketika hendak membeli saham?
“saya sebelum membeli saham saya lihat dulu labanya, besar atau tidak...”
“... kemudian perusahaan ini dijalankan oleh orang-orang yang jujur atau tidak...”
“kemudian sebelum saya membeli saya lihat valuasinya, apakah undervalue atau overvalue, saya selalu memilih saham mercy harga bajaj”
Seperti yang saya bilang di awal tadi, Pak Lo ini 100 persen FUNDAMENTALIS, ketika hendak MEMBELI saham beliau hanya fokus pada mikro suatu emiten seperti laba dan GCG, tak peduli pada berita atau sentimen dari luar. Beliau juga hanya membeli saham yang sudah lama listing di bursa, tak pernah lagi beliau membeli saham IPO, karena logikanya gini, IPO itu secara teknis adalah menjual perusahaan ke publik, nah sekarang pengusaha mana yang mau jual murah barang dagangannya? Orang mana yang mau jual Mercynya dengan harga bajaj?. Menurut Pak Lo, saham mercy harga bajaj hanya bisa didapatkan dari saham yang harganya sudah dihajar oleh market. Bajaj ini untuk kembali ke harga mercy, IT TAKES TIME, karena itu beliau menekankan untuk selalu mengendalikan nafsu ketika sudah berkecimpung di bursa.
“kemudian saya lihat juga PBV nya berapa, saya jarang ambil kalau lebih dari 1... kecuali jika terlalu bagus...”
“PER nya berapa, jika diatas 9, maka saya tidak beli...”
“kemudian saya lihat dividend yield nya juga, jika 10% atau diatasnya, maka bisa juga saya pertimbangkan untuk beli...”
Kita mungkin sudah hapal ya sama indikator-indikator nya Pak Lo, kayak PBV kurang dari 1, PER kurang dari 9, dll.
Tapi yang terakhir cukup mencuri perhatian saya saat itu, ternyata sekarang beliau juga memperhatikan DIVIDEND YIELD. Saya jadi ingat salah satu video di yutup dimana beliau ditanya seperti ini
“kalau boleh tahu bapak ini capital gain oriented atau dividend oriented?’’
“saya itu lebih condong ke capital gain oriented kalau berinvestasi, tapi kalo dikasi dividen ya nggak nolak juga...” jawab pak Lo
Kedengarannya dividen gak penting-penting amat, tapi nggak nolak juga hehehe...
Saya cukup kaget karena di video-video beliau yang ada di internet, beliau hampir tidak pernah mention soal dividend yield, baru kali ini saya mendengar beliau menyebutkan dividend yield sebagai indikator membeli saham. Apa mungkin karena market sekarang sudah tidak masuk akal lagi? Who knows...
Kalau menurut saya pribadi, dividen itu merupakan pertanda bahwa laba yang diperoleh perusahaan itu real, buktinya adalah bisa dibagikan, bukan hanya terpampang di laporan keuangan dan keystats SB wkwkwkwk. Selain itu, dividend yang dibagikan oleh perusahaan juga merupakan cerminan dari GCG perusahaan, pertanda bahwa direksi juga memperhatikan kesejahteraan APESTOR ritel :D
Kemudian kapan sih pak kalo mau jual saham?
“saya jual saham kalau harganya sudah kembali ke harga wajarnya, atau jika emiten ada corporate action besar, atau isu lainnya...”
“contohnya saya jual saham PETROSEA saya ketika ada tender offer, kemudian waktu ada isu bahwa PANIN yang saya pegang akan diakuisisi oleh bank dari dubai, waktu itu harganya naik tinggi, saya jual...”
Kalau ketika akan membeli saham pak Lo tidak memperhatikan makro dan sentimen, berbeda ketika beliau akan MENJUAL saham. Beliau menuturkan bahwa bila ada momentum, maka beliau akan memanfaatkan momentum tersebut untuk memperoleh cuan...
Sebelum sesi Pak Lo Kheng Hong ditutup, beliau sempat menyampaikan pesan buat kita para investor
“siapa yang dapat mengendalikan nafsu, maka dia akan terhindar dari seribu penyesalan”
Silakan temen-temen dalami sendiri maknanya, cukup simple kok bagi saya...
mungkin sekian dulu tulisan receh saya, tulisan ini tidak ada maksud apapun selain sharing dan edukasi. Untuk penjelasan materi dari Pak Ryan Filbert akan saya up di lain waktu, maklum masih repot-repotnya jadi Maba, hehehe
Semoga bermanfaat, Happy weekend 😊
Support saya melalui Tipjar bila berkenan, berapapun akan sangat berarti🙏 🙏
$BSSR $ITMG $ADRO $AADI $PGEO
#DYOR
1/2