Perang Bunga Deposito Bank
Belakangan ini, bunga simpanan perbankan ternyata naik, padahal suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) sudah turun sejak September 2024. Misalnya, rata-rata bunga deposito tenor 3 bulan naik saja jadi 5,53%, tenor 6 bulan jadi 5,58%, dan tenor 12 bulan naik saja ke 5,92% pada Oktober 2024. Sebulan sebelumnya, bunga deposito di angka 5,52%, 5,55%, dan 5,89%. Jadi, meskipun kenaikannya kecil, tetap saja agak aneh. Kalau menurut teori Pak Joni, ketika bank sentral seperti BI menurunkan suku bunga maka bank lain akan ikut menurunkan bunga deposito. Itu artinya kondisi lapangan tidak sejalan dengan kondisi real. https://bit.ly/45FDAJu
Kondisi ini membuat pertumbuhan deposito melambat saja. Data BI menunjukkan, deposito tumbuh 5,1% secara tahunan (YoY) di Oktober 2024, turun dari pertumbuhan 5,3% YoY di bulan sebelumnya. Salah satu penyebabnya adalah persaingan bunga antar bank yang semakin ketat. Bank berlomba-lomba menarik dana dengan menawarkan bunga lebih tinggi saja. Apalagi, ada saingan lain seperti instrumen SRBI dari BI yang memberikan imbal hasil hampir 7%. Jadi, tidak heran kalau bank terpaksa menyesuaikan strategi mereka. Dan yang paling membuat peta persaingan berubah adalah bank digital. Bunga simpanan di $BBYB $ARTO $BANK dan Seabank itu tinggi. Mana sudah gratis transfer kemana - mana, bebas biaya admin lagi. Ini bank digital mengubah peta permainan bank tradisional Pak Joni pun tertarik nabung di sana untuk Upgrade Skill https://bit.ly/3YGX6Dc
Selain itu, survei dari OJK di kuartal IV/2024 juga menunjukkan banyak bank yang pesimis akan mencapai target pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) sesuai rencana bisnis mereka. Penyebab utamanya, selain persaingan bunga, juga karena daya beli kelas menengah ke bawah yang belum pulih saja. Pendapatan masyarakat juga tumbuh melambat, jadi dana yang masuk ke bank tidak sebanyak yang diharapkan.
Bank seperti $BBCA sebenarnya sudah mulai menurunkan bunga simpanan. Per 1 Oktober 2024, BCA menurunkan bunga deposito tenor 3 bulan sebesar 25 bps jadi 3,00% untuk semua nominal. Langkah ini sejalan saja dengan turunnya suku bunga acuan BI. Tapi tidak semua bank mengambil langkah serupa. Misalnya $BBTN, mereka bahkan memberikan bunga spesial untuk nasabah tertentu, meskipun mereka tidak menyebutkan detailnya. Jadi, strategi tiap bank berbeda-beda saja tergantung kebutuhan likuiditas masing-masing.
BBCA merasa itu nasabahnya loyal semua. Turunkan bunga deposito pun itu nasabahnya ndak bakalan lari. Tidak banyak bank di Indonesia yang punya power seperti BBCA. Bargaining power mereka gede sehingga bisa menurunkan suku bunga deposito sesuai guideline dari BI. Pak Joni hanya bisa geleng-geleng kepala https://bit.ly/3OZWjZR
Menjelang akhir tahun, ada kemungkinan beberapa bank malah menaikkan lagi bunga simpanan mereka. Alasannya sederhana saja, bank perlu dana tambahan untuk menutup tahun keuangan. Dengan likuiditas yang masih ketat, bank harus memutar otak supaya tetap kompetitif sekaligus untuk Window Dressing laporan keuangan. Masa pas tutup buku laporan keuangan, DPK dana nasabah turun, apa kata dunia? Tapi risiko nya ya Cost of Credit naik, NPM jeblok. Semua demi windows dressing Laporan Keuangan akhir tahun biar kelihatan ada growth.
Untuk diskusi lebih lanjut tentang saham bisa lewat External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan mendaftarkan diri ke External Community menggunakan kode: A38138 (caranya bisa cek di link). https://stockbit.com/post/12823473
Dan jangan lupa kunjungi Pintarsaham di sini
https://bit.ly/3QtahWa
Sedangkan untuk rekomendasi belajar saham bisa cek di sini https://bit.ly/3YGX6Dc
Disclaimer: http://bit.ly/3RznNpU
https://bit.ly/44osZSV
https://bit.ly/47hnUgG
https://bit.ly/47eBu4b
https://bit.ly/3LsxlQJ
1/2