Gambar ini mencoba menggambarkan pola atau siklus ekonomi berdasarkan periode waktu tertentu. Ide dasarnya adalah bahwa ekonomi dan pasar keuangan mengikuti pola berulang, seperti krisis, pemulihan, dan masa-masa kejayaan. Berikut penjelasan lebih mendalam tentang setiap kategori di dalam gambar:
1. Tahun “A” (Krisis/Panik Ekonomi)
Tahun-tahun ini menandakan saat-saat di mana terjadi gejolak besar di pasar keuangan atau ekonomi, seperti Depresi Besar (1929), krisis finansial, atau kehancuran pasar saham. Gambar ini memprediksi bahwa pola krisis serupa akan berulang di tahun-tahun tertentu (misalnya, 1927, 1945, 1965, hingga 2053).
2. Tahun “B” (Masa Keemasan untuk Menjual)
Ini adalah periode di mana harga-harga tinggi (seperti saham atau aset) mencapai puncaknya, menjadikannya waktu yang ideal untuk menjual dan mengambil keuntungan. Contoh tahun-tahun ini adalah 1945, 1965, 1981, dan seterusnya. Menurut gambar, ini adalah waktu untuk menjual “sebelum pasar jatuh.”
3. Tahun “C” (Kesempatan Membeli)
Tahun-tahun ini adalah masa-masa sulit (harga rendah) dan waktu terbaik untuk membeli aset atau saham dengan harga murah. Idenya adalah membeli saat harga sedang rendah dan memegang aset tersebut sampai “Tahun B” berikutnya, ketika nilainya meningkat. Contohnya adalah tahun-tahun seperti 1924, 1931, 1951, 1978, dan seterusnya.
Tujuannya:
Gambar ini dibuat untuk membantu orang memahami siklus ekonomi sehingga mereka bisa mengambil keputusan investasi yang lebih baik:
• Beli di Tahun “C” (saat harga murah).
• Jual di Tahun “B” (saat harga tinggi).
• Waspada di Tahun “A” (saat krisis mungkin terjadi).
Apakah Ini Akurat?
Meskipun menarik, ini lebih merupakan panduan teoretis dan spekulatif. Ekonomi tidak selalu mengikuti pola yang sama karena banyak faktor seperti geopolitik, teknologi, dan kebijakan pemerintah yang memengaruhi pasar. Namun, beberapa orang percaya pada siklus seperti ini untuk merencanakan investasi jangka panjang.
$BSSR $ITMG $ADRO $BBRI