Kalau kondisi buruk seperti ini, banyak seliweran di stream $PZZA ragam komen dan post yang ikutan nimbrung, tapi ya gak bener-bener tau Pizza Hut Indonesia seperti apa.
Pokoknya kalo udah jelek, lu mau ngapain aja juga udah jelek dah, salah aja bawaannya 馃ぃ
Kalo lagi bagus, yang jelek pun dibagus-bagusin semua 馃槄
.........................................
Q3 2024 Pizza Hut Indonesia tuh masih dapat revenue Rp 665 miliar dalam kurun waktu 3 bulan (90 hari).
Artinya dalam 1 hari Pizza Hut Indonesia masih bisa jualan sekitar Rp 7,39 miliar.
Karena saat ini ada sekitar 600 gerai (data terakhir 595 gerai) di seluruh Indonesia, maka omset per gerai per hari itu Rp 12,3 juta.
Kalau harga rata-rata satu loyang pizza Rp 100.000, maka tiap hari ada jualan sekitar 125 loyang pizza dalam satu gerai.
Angka yang gak kecil, berarti Pizza Hut Indonesia masih ada peminatnya, masih ada yang suka, termasuk saya 馃
.................................
Tapi memang angka segitu belum nutupin cost, masih rugi, terutama fixed cost.
Tahun 2023 lalu saya udah pernah ngitung kalau Pizza Hut Indonesia mau "impas", setidaknya butuh jualan Rp 18 juta per gerai per hari, atau omset akumulasi Rp 900 miliar sekuartal.
Sebenarnya udah bisa tercapai pemulihan di Q2 dan Q3 2023, eh malah kena boikot di Q4 2024 sampai sekarang, plus daya beli masyarakat makin lesu.
..................................
Kalau dibilang ada kesalahan manajemen Pizza Hut ?
Iya.
Tapi, apakah dasar pengambilan keputusannya salah ? Apa latar belakangnya ?
Menurut saya, manajemen PZZA gak sepenuhnya salah mengambil langkah berdasarkan kondisi waktu itu.
Waktu pandemi Covid tahun 2020, penjualan Pizza Hut Indonesia ngedrop, orang gak boleh makan di resto.
Sampai-sampai karyawan Pizza Hut harus jualan pakai tenda di pinggir jalan, mangkal pakai mobil atau motor di jalan.
Di saat itu manajemen coba mengambil celah momentum pemulihan yang lebih kuat, setelah keterpurukan yang terjadi.
Yaitu dengan investasi besar-besaran pada ruko-ruko yang waktu covid itu disewakan dengan harga murah.
Tujuannya supaya setelah covid usai, orang bisa makan lagi di resto, Pizza Hut sudah siap menyambut dengan ratusan gerai baru yang dibuka di seluruh penjuru Indonesia.
Dan itu didapatkan dengan biaya sewa dan fixed cost lainnya yang murah waktu covid.
Sebenarnya kalau berjalan mulus, udah jadi ini barang, bakalan disanjung-sanjung tersanjung PZZA ini. The next PANI malah 馃ぃ
Omset naik, cost rendah, laba diproyeksikan bakal naik.
Eh gak taunya pas covid belum sepenuhnya selesai, meletuslah perang Rusia-Ukraina awal tahun 2022.
Inflasi tinggi mendera, bahan baku mahal, tapi daya beli masyarakat mulai tergerus, era suku bunga tinggi dimulai.
Akhirnya momentum pemulihan tertunda lagi, PZZA mencatat rugi lagi.
Ini akibat naiknya beban penyusutan dari fixed assets yang diakuisisi waktu covid itu, plus naiknya bunga beban keuangan, karena pembiayaan untuk buka ratusan gerai baru itu ya pakai utang.
Sementara, omset gak cukup menggantikan seluruh fixed cost itu, walaupun untuk variabel cost masih bisa tercover.
Tapi kondisi itu sudah berangsur membaik di Q2 dan Q3 2023, omset sudah berhasil nembus Rp 900 miliar lebih sekuartal.
Eh tiba-tiba meletus lagi konflik Israel-Palestina (Hamas) pada Okt 2023 (Q4 2023).
Dan lebih parahnya kali ini gerakan boikot dihembuskan secara masif.
Kemudian sepanjang 2024 juga dipenuhi dengan daya beli masyarakat yang makin lemah
Ya apes lah PZZA, dari covid sudah jatuh, coba bangkit.
Lalu jatuh lagi saat perang Rusia-Ukraina, coba bangkit
Lalu jatuh penuh luka lagi dengan konflik Timur Tengah saat ini, plus daya beli masyarakat yang terus melemah.
Dan selama 4 tahun kondisi buruk ini, PZZA masih bisa mempertahankan arus kas operasional yang positif, artinya variable cost tercover.
Cuman masalahnya fixed cost ini gak nutup-nutup.
Mau gak mau solusi yang bisa dilakukan adalah efisiensi.
Pangkas utang berbunga, pangkas gerai, pangkas capex peremajaan fixed assets, dan terakhir yang terpaksa dilakukan adalah PHK dan tidak memperpanjang karyawan kontrak.
Sebuah konsekuensi logis.
Yang mau gak mau bahkan harus sedikit mengorbankan kualitas menu makanan dan minuman juga.
Ini biar pemangkasan fixed cost (utamanya karyawan yang dirumahkan) bisa diminimalisir.
Karena sudah dipromosi turun harga pun tetap sulit jualan.
Dan kalau semua dibikin tetap bagus (kualitas menu bagus, harga murah).
Yang ada makin tekor karena bukan hanya fixed cost yang gak nutup, tapi variable cost juga gak nutup.
...................................
Kesalahan manajemen dalam hal ini adalah terlalu berani ekspansi sampai ratusan gerai saat covid dengan sumber pendanaan dari utang pula.
Karena mikirnya kesempatan ekspansi masif dengan cost rendah ini gak datang 2 kali, dan setelah pandemi usai pasti udah pada kangen makan Pizza di resto lagi.
Tapi siapa yang sangka bisa ada kejadian Perang Rusia-Ukraina berderet dengan konflik Timur Tengah yang melahirkan gerakan boikot ?
Jadi saat ini yang bisa dilakukan hanyalah 'survive', mode bertahan, yang penting bisa selamat dulu dengan luka yang bisa sembuh.
Jangan sampai timbul luka kronis yang sulit sembuh.
Sekarang PZZA mau ngapain pun salah, terlalu agresif malah merugikan, jadi langkah yang terbaik adalah tidak melangkah 馃憤
...............................
Terakhir, saya emang udah ada nih saham dari dulu sekali.
Alasannya cuman karena suka Pizza Hut aja. Jangan ikutin ya bisa boncos kalean kalo gak kuat.
Tapi yang gak ikut juga gak perlu ribet-ribet kali di stream 馃槵
........
Oh ya, yang ikut Pizza Maker Junior ini anak-anak kan ya ? 馃
Atau malah bapak-bapak kumisan yang ikut biar liat mamud di situ ? wkwkwk