Back to basic (again)
🎯 Memahami Value vs Growth Investing: Kenapa Saham Mahal Masih Bisa Naik Terus
Banyak yang bingung waktu liat saham yang harganya udah di atas nilai wajarnya (intrinsic value) tapi masih bisa naik terus. Ada yang mikir ini bertentangan sama prinsip value investing. Padahal sebenarnya nggak gitu juga. Ayo kita bahas kenapa.
Yang perlu dipahami adalah harga saham bisa naik karena dua hal: bisa karena value perusahaannya yang memang bertambah atau diprediksi akan bertambah, atau karena orang-orang di pasar rela bayar lebih mahal aja. Biar gak bingung, kita perlu paham bedanya value investing dan growth investing.
💰 Dua Cara Berbeda Untuk Dapet Cuan
Value investing dan growth investing itu kayak dua jalan berbeda menuju tujuan yang sama - dapet untung dari saham:
1️⃣ Value investor fokusnya ke hal-hal yang udah ada sekarang, seperti: aset fisik perusahaan, arus kas, laba saat ini, value perusahaan secara keseluruhan dan dividen
2️⃣ Growth investor lebih fokus ke potensi masa depan, misalnya: pertumbuhan laba ke depan, peluang pasar, keunggulan dibanding kompetitor, potensi inovasi, tren industri.
📈 Kenapa Saham "Mahal" Masih Bisa Naik Terus?
Kalo ada saham growth yang harganya di atas nilai wajar, sebenernya itu nggak selalu berarti nggak masuk akal. Growth investor berani beli mahal karena mereka yakin nilai perusahaan bakal tumbuh cepat ke depannya, jadi harga sekarang masih worth it.
Contohnya gini: ada saham yang PER-nya 40x (keliatan mahal buat value investor). Tapi kalo laba perusahaannya bisa tumbuh 30% tiap tahun selama beberapa tahun, harga mahal sekarang bisa jadi masuk akal. Ini bukan berlawanan sama prinsip value investing - cuma beda cara ngeliatnya nilai aja.
Saham "mahal" juga bisa naik karena adanya rencana aksi korporasi yang bakal ningkatin nilai perusahaan. Misalnya, sebuah perusahaan dengan PER atau PBV tinggi ternyata lagi dalam proses mau akuisisi perusahaan lain yang harganya murah. Kalo deal-nya jadi, aset perusahaan bakal nambah signifikan.
Growth investor yang tau info ini berani beli karena mereka yakin aksi korporasi - entah itu akuisisi, merger, rights issue, atau bentuk lainnya - bakal bikin nilai perusahaan naik di masa depan. Yang bikin menarik, kadang info kayak gini cuma diketahui sebagian investor aja. Jadinya, buat investor lain yang nggak tau cerita di balik layar, mereka cuma bisa jadi bingung ngeliat "kok saham yang udah mahal gini masih bisa naik terus ya?"
Ini contoh klasik kenapa kadang value investing dan growth investing bisa keliatan bertentangan, padahal sebenernya nggak. Growth investor yang punya info lebih lengkap bisa lihat potensi pertumbuhan nilai yang belum keliatan di angka-angka sekarang.
⏰ Soal Timing dan Nilai
Sebenernya perbedaan utamanya bukan value vs growth, tapi lebih ke nilai sekarang vs nilai masa depan. Dua-duanya tatap peduli sama value perusahaan, cuma beda timeframe aja:
Value investor lebih suka kepastian nilai sekarang, rela mengorbankan potensi pertumbuhan demi stabilitas
Growth investor berani bayar lebih mahal sekarang, yakin pertumbuhan ke depan bakal lebih dari cukup buat menutup harga yang dibayar saat ini.
🤷♂️ Ternyata Nggak Beda-beda Amat
Walaupun keliatannya berlawanan, sebenernya dua cara ini saling melengkapi. Dua-duanya tetep butuh:
- Analisis kondisi bisnis ke depan
- Paham dinamika persaingan
- Nilai kualitas manajemen
- Perhitungan risiko
Bedanya cuma di bobot yang dikasih ke nilai sekarang vs nilai masa depan. Value investor ingin ada "margin of safety" di value sekarang, kalau growth investor biasanya lebih berani taruhan sama potensi masa depan (value di masa datang).
Daripada menganggap saham mahal yang naik terus itu melawan prinsip value investing, lebih baik kita pahami bahwa tiap investor punya cara sendiri buat nilai potensi pertumbuhan. Harga di pasar itu hasil dari berbagai pandangan yang berbeda-beda ini.
🚧 Tapi ingat! Apa yang diketahui investor lain tentang kemampuan/rencana perusahaan meningkatkan value-nya di masa yang akan datang bisa jadi tidak diketahui oleh sebagian investor lainnya. Jadi sebuah saham growth investing bisa menjadi sangat tidak rasional karena didorong sifat FOMO orang lain.
Mau sukses pake cara apapun, yang penting buat saya sih selalu disipin mengerjakan PR dan ingat:
- Paham betul fundamentalnya
- Disiplin sama cara valuasi (penilaian) perusahaan
- Sadar kalo valie sekarang dan masa depan sama-sama penting
- Tau batas toleransi risiko dan rencana investasi kita
Mau pilih value atau growth investing, yang penting konsisten sama cara yang dipilih sambil tetep paham kenapa orang lain mungkin punya cara pandang yang beda soal nilai saham. Pilih dua-duanya atau filosofi investasi yang lain juga gak masalah.
Random tag: $INDF $MLPT