SAAT CUT LOSS HARGA MALAH UGAL-UGALAN NAIKNYA, NYESELKAN? SIMPEN!!! INI INDIKATOR SAKTINYA AGAR TAK TERULANG
*Disclaimer: Tulisan ini berdasar pengalaman pribadi karena saya ngalami hahahaha
Teman bagi ritel kecil seperti kita, uang kecil dimainkan di saham berharap dapat keuntungan lah malah rugi hahahhaa.
Udah yakin nih setelah melakukan analisis sana sini kalau zaman kecil main kelereng sebutannya ra kodal komplit hahahhaa kalau yang tahu istilah ini berarti Anda tinggal di Jogja dan sudah berumur.
Setelah lakukan analisis menyeluruh super yakin saham ini bakalan naik.
Setelah dibeli all in lah malah turun lalu panik cut loss, eh lah nggak berapa lama seusai cut loss harga sahamnya malah terbang wuekekekekekekk.
Gemes pengin brakot trotoar rasanya.
Ini pernah saya alami, dan mungkin yang teman-teman alami juga.
Perasaan campur aduk bahkan melemahkan psikologis, memengaruhi mood bahkan sampai punya niat berhenti karena merasa tidak cocok di bidang ini.
Padahal uang kerugian yang sudah kita keluarkan mahal itu adalah biaya sekolah, ya kebetulan mahal.
Kalau berhenti tentu uang itu hilang sia-sia.
Seperti saham yang naik turun kurvanya mirip gerakan tali tambang yang digoyang setelah naik pasti turun, nah kondisi psikologi kita sedang turun.
Jangan biarkan down itu kebablasan, harus semangat dan bangkit lagi.
PENYEBAB SAHAM VOLATIL
Peristiwa ini wajar terjadi, merunut Psikologi Pasar dan Volatilitas, harga saham sering kali tidak bergerak linier.
Ada banyak faktor yang menyebabkan fluktuasi, seperti sentimen investor, berita perusahaan, atau data ekonomi yang keluar secara tak terduga.
Kesalahan yang sering dilakukan adalah adanya gap antara hasil analisis dengan ekspektasi kita.
Banyak investor melakukan cut loss ketika merasa sudah tak ada harapan, padahal tanpa sadar harga sedang berada pada titik support kuat dan bisa berbalik arah.
Makanya perlu diingat perlunya disiplin sesuai rencana trading.
Keputusan cut loss dilakukan tanpa disiplin pada rencana yang telah ditetapkan, seperti melanggar aturan stop loss atau tidak melakukan evaluasi teknis terlebih dahulu, artinya kita sudahnkalah sebelum bertanding.
SOLUSI
1. Perkuat Rencana Trading yang Jelas dan Disiplin
Buat rencana trading yang mencakup entry point, exit point, target profit, dan stop loss berdasarkan analisis yang matang, baik teknikal maupun fundamental.
Disiplin dengan rencana ini agar tidak terpengaruh oleh emosi dan tetap konsisten pada analisis awal.
2. Gunakan Cut Loss Berdasarkan Support dan Resistensi
Menentukan level cut loss berdasarkan titik support teknikal dapat membantu menghindari exit di momen yang sebenarnya punya potensi rebound.
Sebelum melakukan cut loss, periksa apakah harga sudah mencapai support kuat. Jika iya, bisa jadi lebih bijak menunggu sejenak.
3. Evaluasi Kesalahan dan Perkuat Analisis Teknikal
Jika Anda kerap kali cut loss di waktu yang kurang tepat, mungkin ada baiknya memperdalam analisis teknikal, seperti memahami pola candle, moving averages, atau indikator lainnya.
Coba tinjau ulang setiap cut loss untuk mengetahui kesalahan atau pola yang mungkin terlewatkan dalam analisis sebelumnya.
4. Pahami Sentimen Pasar dan Faktor Eksternal
Cobalah untuk lebih memperhatikan berita atau isu yang memengaruhi saham Anda sebelum melakukan cut loss. Kadang ada sentimen sementara yang menyebabkan harga jatuh, tapi bukan berarti akan terus menurun.
5. Mental dan Psikologi Trading
Kesabaran dan ketenangan sangat penting dalam trading. Biasakan untuk tidak membuat keputusan impulsif atau emosional, terutama dalam situasi pasar yang tidak stabil.
Ketahui bahwa kesalahan dalam trading adalah hal yang normal dan bagian dari pembelajaran. Dengan setiap kesalahan, Anda belajar untuk menjadi lebih bijak dan tenang dalam membuat keputusan.
Kunci utama adalah menguatkan rencana trading yang disertai analisis mendalam dan tetap disiplin pada level-level yang telah ditentukan.
Jadi teman, pengalaman ini adalah kesempatan belajar untuk membuat keputusan lebih matang di masa depan. Jangan lupa untuk mengelola ekspektasi dan bersikap fleksibel dengan pasar yang memang sulit diprediksi.
INI INDIKATOR SAKTINYA
Untuk menentukan titik support yang tepat di Stockbit dan mengatur cut loss agar gak menyesal saham ternyata rebound:
1. Gunakan Moving Average (MA) sebagai Support Dinamis
Indikator: Moving Average (MA), khususnya MA50 dan MA200, sering digunakan untuk menentukan level support dinamis. MA50 untuk support jangka menengah, dan MA200 untuk jangka panjang.
Ketika harga mendekati atau menyentuh garis MA (misalnya MA50), sering kali terjadi potensi rebound. Jika harga menembus MA ke bawah dengan volume tinggi, ini bisa menjadi sinyal untuk cut loss.
2. Menggunakan Indikator Fibonacci Retracement
Indikator: Fibonacci Retracement membantu mengidentifikasi area support (biasanya level 38.2%, 50%, dan 61.8%).
Cara di Stockbit:
1. Buka grafik saham dan pilih rentang waktu yang relevan (biasanya grafik harian atau mingguan).
2. Klik pada alat "Fibonacci" dan tarik dari titik terendah (swing low) ke titik tertinggi (swing high) pada tren yang ingin dianalisis.
3. Level Fibonacci akan muncul secara otomatis, menunjukkan area support potensial.
Anda bisa menetapkan cut loss sedikit di bawah salah satu level Fibonacci (misalnya 61.8%) jika level support tersebut ditembus dengan volume tinggi.
3. Menggunakan RSI untuk Mengonfirmasi Potensi Rebound
Indikator: Relative Strength Index (RSI) membantu melihat apakah saham sedang berada di area oversold (terlalu banyak dijual) atau overbought (terlalu banyak dibeli).
Cara di Stockbit:
1. Di grafik saham yang ingin dianalisis, tambahkan indikator RSI dari menu "Indikator."
2. RSI biasanya berada di bawah grafik harga dengan rentang 0-100. Jika RSI di bawah 30, ini menunjukkan kondisi oversold dan bisa jadi sinyal potensi rebound.
Jika harga mendekati titik support berdasarkan MA atau Fibonacci, dan RSI di bawah 30, ini bisa mengindikasikan kemungkinan pantulan harga.
4. Menggunakan Candlestick Pattern di Area Support
Indikator: Pola candlestick seperti Hammer, Doji, atau Bullish Engulfing sering kali muncul di area support dan dapat mengonfirmasi potensi rebound.
Cara di Stockbit:
1. Perbesar grafik hingga melihat detail candlestick.
2. Saat harga mendekati titik support yang telah ditentukan, amati apakah pola candle yang mengindikasikan pembalikan muncul (misalnya Hammer di area support).
Anda dapat mempertahankan posisi jika pola bullish muncul di area support. Namun, jika pola bearish kuat muncul dan menembus support, itu bisa menjadi tanda untuk cut loss.
Contoh Strategi Menggabungkan Indikator untuk Cut Loss yang Tepat
Misalnya, jika harga berada di dekat MA50 dan level Fibonacci 50%, dengan RSI berada di area oversold, Anda bisa menahan cut loss untuk sementara dan menunggu konfirmasi pantulan. Tetapi jika harga menembus MA50 dan RSI masih di bawah 30, itu bisa menjadi sinyal cut loss karena kemungkinan downtrend lebih lanjut.
Dengan menggabungkan indikator ini di Stockbit, Anda bisa mengatur cut loss dengan lebih akurat dan terukur, meminimalkan risiko keluar terlalu cepat dari posisi yang sebenarnya berpotensi rebound.
Simpen dulu, cermati pelan-pelan dan diujicoba.
Semoga bermanfaat teman, semangat.
Random tag emiten $BBRI $ADRO $BREN $BUMI $PANI
Note: gambar hanya sebagai pemanis buatan saja.