RESAHNYA INVESTOR PEMULA “THE SERIES”.
-OTODIDAK BELAJAR ANALISIS SAHAM-
BAB 5 : MONEY MANAGEMENT (PART 2)
Sub Bab : Alokasi Modal Sederhana
(Bagi yang ingin membaca BAB sebelumnya, link ada di akhir tulisan. Silakan di cek 😁 👍 🔥)
Pada postingan sebelumnya, telah dipelajari Money Management dari segi "mentality". Bahwa, ngatur duit tidak melulu soal angka. Tetapi juga kejiwaan seseorang. Pada kesempatan kali ini, kita akan membahas money management dalam segi teknis.
Biasanya, banyak yang bertanya "berapa modal yang dibutuhkan untuk investasi?" saya jawab sih relatif disesuikan dengan ilmu yang teman-teman miliki. Kalau sudah paham benar soal saham, sudah uji coba strategi di akun virtualnya stockbit (tanya CS soal fitur ini), ya gas aja banyakin modalnya.
Money management ini sebenarnya disesuaikan dengan strategi investasi masing-masing orang. Karena beda strategi, beda juga money managementnya. Kita coba ulas satu-satu. Sebagai catatan, saya tidak akan membahas money management untuk yang trading atau scalping ya? Dan sepertinya perlu kita samakan persepsi mengenai beberapa istilah dalam strategi investasi berikut ini. Supaya memahami money managementnya juga gak keliru.
=Trading dan Investasi Jangka Pendek, beda atau sama?=
Saham ini sebenarnya produk investasi. Kita tahu, bahwa yang namanya investasi pasti aset yang disimpan terlebih dahulu dengan harapan nilainya naik di masa depan. Cuman saat ini ada, orang yang gak harus selalu simpan lama suatu saham, supaya nilainya naik hingga puluhan atau bahkan ratusan persen. Ada yang cukup ambil 1-2% saja perhari. Besoknya begitu lagi. Tentu apa yang mereka lakukan ini, gak cocok dengan istilah "investasi". Lebih cocok dengan terminologi "Trading".
Jika ada seseorang yang membeli saham, kemudian sekitar 1-3 bulan dia jual, masih cocok kita katakan investasi. Namun, investasi jangka pendek. Jadi golongan orang-orang yang "trading" adalah mereka yang menggunakan strategi BPJS (Beli Pagi Jual Sore) atau bisa juga yang cepat dalam hitungan menit seperti "scalper". Mereka ini satu golongan disebut "Trader". Yang bertransaksi dengan cara hold saham namun tidak sampai berbulan-bulan apalagi bertahun-tahun, disebut "investor jangka pendek".
Nah, money management yang akan saya share adalah money management untuk investasi jangka pendek. Cara ini cocok, untuk mereka yang punya modal kecil dan rajin isi saldo. Saya termasuk orang yang memulai dengan modal kecil, dan strategi ini selalu saya gunakan.
Seperti yang sudah dibahas pada postingan sebelumnya, tidak baik jika anda seorang pemula menghabiskan semua dana anda pada satu saham tertentu. Karena di pasar modal ini, anda bukan penjudi. Melainkan investor yang dengan cermat memperhitungkan segala resiko yang terjadi.
Untuk investasi jangka pendek silakan anda alokasikan untuk membeli saham sebesar "50:50". Contohnya begini:
==Mamat berencana untuk membeli saham batubara yakni ADRO. Total modal yang dimilikinya adalah sebesar Rp. 3.000.000 rupiah. Maka, Mamat hanya menggunakan 50% dari total modal untuk membeli saham ADRO. Sehingga anggaran untuk membeli saham itu adalah Rp. 1.500.000. Tetapi, mamat tidak serta merta membeli saham ADRO dengan menghabiskan anggaran sebesar Rp, 1.500.000 tersebut. Melainkan menggunakan 50%nya lagi yakni Rp. 750.000.
Diketahui, saham ADRO saat ini adalah Rp. 3.830/lembar. Jika modal mamat untuk membeli saham adalah Rp. 750.000, maka mamat hanya dapat membeli saham ADRO sebanyak 1 lot. Maka Rp, 750.000-Rp.383.000 = Rp.367.000 sisa dari membeli ADRO. Jika ditotalkan dengan anggaran untuk beli Saham ADRO, maka Rp.750.000 (50% yang belum dipakai dari total anggaran Rp. 1.500.000) ditambah Rp. 367.000 (sisa beli saham ADRO) = Rp. 1.117.000 sisa anggaran jatah beli saham ADRO. Average saham Mamat berada di Rp. 3.830.
Eh, ternyata saham ADRO jeblok terus. Sehingga harganya turun ke Rp. 3.000. Turun hingga 20%. Mamat masih memiliki modal untuk melakukan average down sebesar Rp. 1.117.000. Karena melihat harganya sudah turun cukup dalam, maka Mamat full kan semua anggaran. Sehingga mamat membeli saham ADRO sebanyak 3 lot. Jadi, Rp. 1.117.000-Rp.900.000 (harga saham 3.000x3 lot) = Rp. 217.000 sisa anggaran untuk ADRO. Dan average Mamat bergeser menjadi Rp. 3.207 dari awalnya Rp, 3.830. Mamat hanya perlu menunggu harga sahamnya profit di atas harga Rp. 3.207, bukan lagi di Rp. 3.830==
Perlu anda ketahui, bahwa strategi money management yang dilakukan oleh Mamat, lumayan minim resiko. Mamat bisa melakukan average down apabila saham ADRO yang dibelinya turun cukup dalam. Di pasar modal, kemampuan anda memanjemen resiko, akan berbanding lurus dengan profit yang anda dapatkan. Karena saham ini termasuk produk investasi yang High Risk, High Return.
Hayo, coba bandingkan apabila mamat menghabiskan semua uangnya untuk membeli saham ADRO? Apa gak pucat Mamat kalau harga sahamnya turun 20%?. Ketika Mamat mengelola dananya dengan bijak, justru Mamat senang, karena ada kesempatan untuk menambah muatan saat harga saham turun cukup dalam. Malah bisa jadi Mamat berdoa "Ya Allah, turunkan harga saham supaya hamba bisa nambah muatan!". Akhirnya, turun enak, naik enak, kalau money managementnya benar. Tidak gelisah,
Betapa sebuah keputusan sederahana money management, dapat berimplikasi besar terhadap ketenangan anda dalam berinvestasi.
BAB sebelumnya yang sudah selesai, bisa diakses disini https://stockbit.com/post/16214554
$ADRO
$PTBA
$KKGI
$ANTM
$PGAS