Krisis Laut Merah Sebabkan Jumlah Kapal Kontainer yg Idle Berada Pada Rekord Terendah, Sedangkan Demand Naik
Minggu lalu sy buat tulisan tentang LK Maersk Q3 yg bagus sekali. 2 hari lalu baca lagi artikel yg mnyebutkan bahwa commercially idle capacity dari kapal kontainer berada pd level terendah. Gara2 nya adalah krisis di laut merah sehingga kapal2 harus memutar lewat Tanjung Harapan Baik sehingga jarak tempuh makin jauh.
Berita lengkap di sini https://cutt.ly/NeHTszn0
Poin2 penting sbb
- As geopolitical turmoil in the Red Sea disrupts traditional shipping routes, the global container fleet has hit a record low in commercially idle capacity
- the average share of idle container tonnage in 2024 has plummeted to just 0.7%—a figure markedly lower than in previous years, even during the height of COVID-19 disruptions 😲
- In the first ten months of 2024, carriers reported that 99.3% of the global cellular container fleet was commercially active, marking the lowest level of idling since tracking began
- the red sea conflict’s disruption has had a proportionally greater effect on fleet employment than the pandemic 😲
- the demand for container vessels—especially large ships over 12,500 TEU—has surged
- larger vessels have essentially been running at full capacity, with nearly zero idle time as carriers allocate these ships to keep critical routes moving
- Since October 2020, global container capacity has ballooned by nearly 30%, growing from 23.7 million TEUs to 30.6 million TEUs. Yet, despite this fleet growth, capacity idling remains at historic lows, underscoring an industry stretched to its limits to maintain global supply chains amid unprecedented demand and navigational challenges
- Shipowners and carriers have also postponed non-essential drydocking and repairs to retain operational capacity. This lower “in yard” rate further illustrates how carriers are maximizing operational tonnage and delaying routine maintenance to meet critical shipping needs
Kalau baca artikel ini, mestinya gunjang-ganjing pada bisnis angkutan laut cukup besar. Bahkan di artikel nya dibilang lebih parah dari wkt covid. Baltic Dry sudah mulai naik lagi bbrp hari ini. Walaupun tentu masih jauh dari level covid.
Trump bilang akan kenakan tarif 60% utk barang2 China. Sy tidak yakin ini akan sungguhan dilakukan. Karena kalau sungguhan dilakukan, berarti bunuh diri utk ekonomi AS. Tapi kalau sungguhan, apa kira2 yg akan terjadi? Kira2 begini:
1. Pabrik2 di China akan relokasi ke Vietnam, India, dan Thailand (semoga Indonesia juga kecipratan sedikit). Pabrik2 tsb tidak akan balik ke AS seperti yg dijanjikan Trump, karena biaya produksi di AS sudah sangat mahal. Nggak akan bisa bersaing dengan biaya produksi di Vietnam, Thailand, India.
2. Relokasi pabrik akan mengacaukan sistem rantai pasok yg sudah lancar selama ini. Kita bukan hanya bicara pengiriman barang jadi dari negara2 tsb ke AS, tapi juga pengiriman berbagai bahan mentah dan bahan setengah jadi ke negara2 tsb
3. Kacaunya sistem rantai pasok akan meningkatkan freight rate 😎
Jadi sy bullish utk industri angkutan laut. Ada pendapat bahwa tarif 60% utk barang China dan 10% utk barang2 dari negara lain yg akan dikenalan oleh Trump akan menurunkan volume perdaganagn dunia sehingga berimbas ke freight rate. Tapi CEO Maers bilang tarif ini tidak akan banyak efeknya ke perdagangan dunia. Itu juga kalau traif nya jadi diberlakukan.
BTW ini sy mulai aktif liatin porto lagi setelah 10 bulan terbengkalai. Gara2 kesibukan di tempat kerja yg nggak bisa ditolak 🥵. Untung sekarang sudah pelan2 bisa dialihkan ke tumbal yg lain.
Akibatnya sy kelewatan TP MEDC wkt harga 1600 bulan April 😭 😭 😭
Untung BRMS naik banyak, jadi semacam pelipur lara.
Ini juga pelan2 mulai ikutin lagi keadaan ekonomi dunia.
Semoga bermanfaat 🙂
$SMDR $HAIS $TEBE $BULL $TPMA