imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

Salah dua topik yang paling sering menyita perhatian sebagian besar masyarakat Indonesia adalah pernikahan dan punya anak. Entah kenapa sisi nyebelin sebagian masyarakat kita yang sangat social relationship ini muncul kalau sudah membahas kedua topik ini (bahasa gaulnya, keponya level dewa, nyinyirnya keterlaluan dan judgementalnya dahsyat).

Saking menyita perhatian, media massa kita belakangan rame banget membahas topik beginian. Salah satunya tentang penurunan angka pernikahan selama kurun 10 tahun terakhir. Banyak analisis yang coba disampaikan, salah satunya yang paling diglorifikasi adalah pendapat seorang sosiolog yang menyebut bahwa ini karena banyaknya perempuan yang independen yang merasa belum relate untuk menikah. Sementara disisi lain, tantangan terjadi di para lelaki untuk bisa menghidupi calon keluarganya nanti.

Meski ini satu alasan logis, tapi dengan kenyataan dan situasi Indonesia hari ini, alasan utamanya bukan hanya ini deh. Bahkan, seberapa banyak sih perempuan Indonesia yang definisi masuk independen, disaat masih banyak hadangan dan stigma yang mereka alami dalam lingkungan sosial, pendidikan dan pekerjaan?

Kali ini, meski topik ini sudah pernah dibahas dalam konteks mirip mirip di episode jomblo yang bisa di dengarkan di s .id/ekonomidanjombloplbk , namun kita akan coba ulas apa yang menjadi alasan dari yang disebut sebagai penurunan angka pernikahan di Indonesia.

Dengarkan hanya di Spotify dan Noice Cerita Dibalik Duit.

$IHSG $UNVR $MRAT $KLBF $BBCA

Read more...

1/2

testes
2013-2024 Stockbit ·About·ContactHelp·House Rules·Terms·Privacy