Siklus hidup perusahaan itu harus dipahami oleh investor
Ketika hendak berinvestasi dalam jangka panjang pada suatu saham, salah satu faktor yang perlu kita perhitungkan adalah sedang berada di fase apa bisnisnya sekarang.
Seperti juga manusia, perusahaan itu lahir dan kemudian beranjak remaja, menjadi dewasa, dan pada akhirnya mulai menua.
Sebagai investor, kita harus memahami hal ini karena akan menentukan apa yang bisa kita harapkan dari suatu saham.
Fase umum yang biasanya dilalui oleh suatu perusahaan adalah sebagai berikut (saya tambahkan juga poin-poin berdasarkan hasil pengamatan dan pengalaman saya selama ini):
1. FASE STARTUP/LAUNCH
- Ini adalah fase ketika perusahaan mulai didirikan. Belum ada titik cerah apakah bisnisnya akan berhasil atau tidak.
- Banyak sekali perusahaan yang gagal di tahap ini.
- Kita harus benar-benar visioner jika hendak berinvestasi pada emiten yang berada di tahap ini. Sedikit sekali data historis yang bisa menjadi referensi kita untuk menilai.
2. FASE EARLY AND HIGH GROWTH
- Produk perusahaan mulai mendapatkan respon yang bagus dari masyarakat sehingga penjualannya pun melambung. Laba bersih pun perlahan mulai ikut melesat.
- Di fase ini, sangat sulit untuk mendapatkan sahamnya dengan harga murah karena adanya ekspektasi pertumbuhan yang sangat tinggi di masa depan.
- Biasanya perusahaan di fase ini membutuhkan modal yang cukup besar untuk membiayai pertumbuhannya sehingga umumnya dividennya kecil atau bahkan sama sekali tidak membagikan dividen.
- Cukup umum fase ini diawali dengan ROE yang rendah namun berangsur-angsur meningkat
- Pada fase ini juga biasanya perusahaan mengalami masa kritis dan menentukan apakah akan bisa menjadi perusahaan besar dan mendominasi pasar atau hanya sekedar menjadi perusahaan mediocre (biasa saja).
3. FASE LATE GROWTH
- Perusahaan sudah mulai tumbuh namun mulai melambat. Mungkin sekitar 10-20%/tahun.
- Bisnis mulai stabil namun masih terus berekspansi sehingga bisa tumbuh dengan sehat.
- Jika cash flow sehat, perusahaan bisa mulai mengurangi utangnya.
- ROE mulai stabil di level yang tinggi
- Penjualan dan laba terus tumbuh stabil sehingga harganya terus naik dan bisa membagikan dividen secara rutin. Fase antara early dan late growth biasanya menjadi sweet spot bagi para dividend growth investor karena bisa mendapatkan keuntungan dari kenaikan dividen dan harga sahamnya sekaligus.
4. FASE MATURITY
- Perusahaan memiliki posisi yang kuat di industri dengan market share yang besar.
- Laba besar namun pertumbuhan bisnis mulai mentok. Laju pertumbuhannya biasanya mirip dengan laju pertumbuhan GDP dan bisa saja cenderung mulai menurun.
- Biasanya di fase ini perusahaan bisa membagikan dividen yang besar karena tidak ada kebutuhan dana yang besar untuk ekspansi.
- Jika sebagian besar laba bersih dibagikan sebagai dividen, ROE akan terlihat terus meningkat walapun labanya tidak tumbuh.
- Perusahaan bisa lama sekali berada di fase ini dan biasanya jadi buruan para pencari dividen (meskipun besar, tapi hati-hati karena lama kelamaan akan tergerus oleh inflasi).
- Pada fase ini, perusahaan biasanya akan mulai mencari model bisnis baru atau menciptakan produk baru agar bisa menciptakan siklus pertumbuhan kedua (second S-curve). Jika berhasil, perusahaan akan kembali ke fase growth dan terhindar dari fase decline.
5. FASE DECLINE
- Bisnis perusahaan mulai menurun. Posisinya mulai digantikan oleh para pemain baru.
- Laju pertumbuhan sudah sangat rendah dan bahkan mulai negatif. Jika ini terus berlanjut, profit margin akan semakin menipis dan perusahaan bisa saja terpaksa menambah utanf untuk bisa menutup biaya operasionalnya.
- Pada awal fase decline, perusahaan akan tetap bisa membagikan dividen secara rutin namun nilainya akan terus menurun seiring dengan waktu (karena bisnisnya juga menurun).
- Pada awal fase decline, perusahaan masih memiliki kesempatan untuk menciptakan second S-curve karena cash flow masih cukup baik dan utang masih terkendali. Keberhasilan untuk melakukannya akan menjadi titik krusial bagi kelangsungan hidup perusahaan.
- Biasanya perusahaan yang berada dalam fase ini cenderung rendah atau terus menurun valuasinya (Misal:PER-nya).
- Akhir yang cukup menyedihkan akan terjadi jika perusahaan tidak bisa menyegarkan kembali bisnisnya dan gagal untuk bertahan. Perusahaan akan kesulitan membiayai operasionalnya dan ditambah utang yang menggunung sehingga bangkrut. Ada yang mengistilahkan fase ini dengan FASE DECAY (Keruntuhan).
- Alternatif akhir lainnya adalah perusahaan menjadi hidup segan, mati tak mau. Penjualan hanya cukup untuk membiayai operasional dan beban bunga tanpa ada keuntungan yang berarti. Bisnis tetap berjalan hanya untuk bertahan hidup. Harga saham tidak naik, dividen juga tidak ada
Berikut adalah beberapa hal penting yang perlu kita ketahui tentang siklus hidup perusahaan:
1. Jangan dikira panjangnya periode masing-masing fase sama ya. Perusahaan bisa saja berada di satu fase untuk waktu yang cukup lama.
2. Perusahaan dengan bisnis yang bagus dan moat yang lebar akan bisa bertahan di fase late growth dan mature untuk waktu yang lama sekali. Misalnya, perusahaan yang terus berhasil berinovasi bisa saja lama sekali berada di fase early/late growth.
3. Perusahaan yang bisnisnya menjelang fase decline, bisa saja kembali ke fase mature atau bahkan fase early growth ketika berhasil menyegarkan kembali bisnisnya.
Misalnya:
- Menciptakan produk baru yang mendapatkan respon bagus dari konsumen
- Mengubah bisnis model sehingga bisnisnya bisa tetap relevan.
Perusahaan seperti itu biasanya dibilang berhasil menciptakan second S-Curve alias menciptakan siklus hidup kedua.
4. Tidak semua perusahaan akan melalui keseluruhan fase. Tidak sedikit perusahaan yang tidak terlalu bagus bisnisnya sehingga layu sebelum berkembang.
5. Jangan lupa, umur perusahaan itu bukan dimulai saat IPO ya. Lihat Catatan Atas Laporan Keuangan (CALK) untuk mengetahui kapan suatu perusahaan didirikan. Kita menghitung dimulainya siklus bisnis dari titik itu.
6. Jangan mencampuradukkan antara market cap dengan fase bisnis. Bisa saja ada emiten big cap dan masih tetap tumbuh baik (belum mature/decline). Sebaliknya, bisa saja emiten midcap namun sudah mencapai fase mature.
7. Saya menemukan bahwa terkadang krisis ekonomi bisa menjadi titik pivot arah perusahaan ke depan. Ada perusahaan yang bisa bangkit kembali dan menjalani fase-fase selanjutnya dan ada perusahaan yang langkahnya terhenti dan gagal menjadi besar.
Catatan penting:
Kesalahan yang umum dilakukan oleh investor adalah memiliki ekspektasi yang tidak sejalan dengan fase bisnis suatu perusahaan.
Misalnya, kita mengharapkan perusahaan membagikan dividen yang besar padahal bisnisnya sedang dalam fase early growth. Keuntungan memang besar namun perusahaan membutuhkannya untuk membiayai pertumbuhan perusahaan. Jika dibagikam sebagai dividen, perusahaan bisa saja membuang peluang untuk tumbuh.
Kesalahan lainnya yang umum terjadi adalah tergiur oleh dividen yang besar padahal bisnisnya sudah memasuki fase decline. Jangankan bisa melawan inflasi, untuk mempertahankan besarnya dividen di masa mendatang saja akan sulit.
Bisa juga kita membeli saham perusahaan yang berada dalam fase decline karena harganya terlihat sangat murah. Jika kamu tidak yakin bisnisnya akan bangkit kembali, harga yang murah itu hanya seperti ilusi.
Kesimpulannya:
Sangatlah penting bagi investor untuk memahami siklus hidup perusahaan.
Saya jadi lebih memahami mengapa Warren Buffett mencari perusahaan dengan moat yang lebar dan tidak banyak perubahan signifikan pada industrinya. Perusahaan seperti itu akan bisa berada pada fase growth untuk waktu yang sangat panjang.
Kita juga akan lebih bijak dan kritis dalam mencerna makna "buy n' hold forever". Tidak selamanya "wonderful company" tetap wonderful, terlebih jika moat berangsur menghilang.
Jadi itulah sedikit sharing dari saya. Semoga kita semua bisa menjadi investor yang lebih baik.
Yuk ngopi dulu biar lebih semangat 馃榾鈽曪笍
$IHSG