imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

### Rangkuman Sektor Telekomunikasi Indonesia – Telekomunikasi Indonesia (TLKM)

1. Kinerja Keuangan:
- Tren Pendapatan dan Laba: Laba bersih TLKM pada Q3 2024 mencapai Rp5,9 triliun, naik 3,6% secara kuartalan namun turun 12,3% dibandingkan tahun lalu. Penurunan ini dipengaruhi oleh peningkatan biaya operasional (opex) dan pendapatan yang lemah akibat daya beli konsumen yang lemah dan faktor musiman. Total laba bersih hingga 9 bulan 2024 sebesar Rp17,7 triliun sedikit di bawah rata-rata kuartalan tiga tahun terakhir.
- Biaya Operasional: Biaya operasional meningkat 6,4% dari tahun lalu, terutama karena biaya tinggi di bidang operasi, pemeliharaan, pemasaran, dan administrasi. Peningkatan biaya ini mencerminkan upaya TLKM dalam mempertahankan pangsa pasar dan meningkatkan kualitas jaringan melalui investasi dan pemasaran.

2. Posisi Pasar dan Penyesuaian Strategis:
- ARPU dan Lalu Lintas Data: Rata-rata pendapatan per pengguna (ARPU) untuk mobile turun menjadi Rp43.000 di Q3, disebabkan penurunan pendapatan dari layanan lama (seperti panggilan suara dan SMS). Meskipun demikian, lalu lintas data menunjukkan pertumbuhan kuat, menunjukkan pergeseran ke layanan data. Manajemen mengantisipasi potensi penyesuaian harga di akhir tahun sebagai respons terhadap tekanan kompetitif.
- Target Efisiensi Biaya: TLKM menargetkan pengurangan rasio belanja modal terhadap pendapatan menjadi 17-19% pada FY28, mencerminkan fokus jangka panjang pada efisiensi biaya. Target ini penting untuk menjaga marjin EBITDA di atas 50%.

3. Perkiraan Keuangan dan Penilaian Saham:
- Penyesuaian Berkelanjutan: TLKM telah memperbarui perkiraan untuk FY24-26, termasuk sedikit penurunan dalam yield data dan peningkatan proyeksi opex sebesar 2,4-3,4% karena peningkatan biaya operasional dan pemasaran. Hal ini mengakibatkan penurunan kecil pada proyeksi laba bersih inti untuk FY24-26 sebesar 1,2-3,3%.
- Kinerja Saham dan Penilaian: Rekomendasi “Hold” dipertahankan dengan harga target yang dikurangi menjadi Rp3.050, mengutip peningkatan harga layanan mobile sebagai faktor positif. Meskipun demikian, profitabilitas inti TLKM tetap terbatas. Yield dividen sebesar 6% untuk FY24-25 mendukung harga saham, meski terdapat risiko penurunan dari pemotongan harga oleh pesaing dan kondisi ekonomi makro.

4. Aspek ESG dan Regulasi:
- Skor ESG dan Tanggung Jawab Korporat: Skor ESG TLKM mengalami sedikit peningkatan, dengan rating B- dari LSEG, menunjukkan perbaikan transparansi lingkungan sejak 2020. Namun, kelemahan masih ada pada aspek hak asasi manusia dan tata kelola, di mana TLKM tertinggal dalam praktik internasional terbaik.
- Potensi Risiko Regulasi: Kualitas operasional TLKM, termasuk cakupan jaringan dan penetapan harga, dapat menghadapi pengawasan regulasi jika publik merasakan adanya masalah layanan, yang dapat memicu intervensi seperti mandat cakupan atau batas harga. Kekuatan jaringan TLKM, khususnya layanan 4G, masih kuat, meskipun pesaing mulai mendekati tingkat layanan yang sama.

### Kesimpulan:
Sektor telekomunikasi di Indonesia, khususnya Telekomunikasi Indonesia ($TLKM), menghadapi berbagai tantangan, termasuk peningkatan biaya operasional, penurunan pendapatan layanan lama, dan tekanan persaingan. Namun, peluang ada melalui pertumbuhan data yang kuat dan strategi efisiensi biaya yang ditargetkan untuk jangka panjang. Dengan penyesuaian harga layanan dan peningkatan kualitas jaringan, TLKM dapat mempertahankan posisinya di pasar, walaupun tekanan kompetitif mungkin terus memengaruhi kinerja profitabilitas inti perusahaan di masa mendatang.

Catatan lainnya: http://bit.ly/4a8K4E1

Read more...
2013-2025 Stockbit ·About·ContactHelp·House Rules·Terms·Privacy