Sedikit ngomongin Sritex, yang menuai perhatian publik kemarin kemarin, salah satu tantangan paling utama dari penyelamatan emiten berkode SRIL ini adalah kondisi ekuitas negatif yang signifikan besarnya. Per Juni 2024, ekuitas Sritex ini sudah negatif USD 980 juta atau negatif Rp 15,4 Triliun.
Bagi investor, atau bahkan mungkin pemerintah, yang berupaya ingin menyelamatkan salah satu perusahaan tekstil terbesar di Indonesia ini, mereka bukan hanya harus menyetor modal atau mengkonversi hutang jadi saham, untuk ekuitas positif kembali, namun juga harus mengerjakan sejumlah pekerjaan rumah. Pekerjaan ini, benar benar bersifat fundamental dan diharapkan benar benar membuat emiten tersebut jadi lebih sehat.
Kali ini, secara umum saya akan membahas apa pekerjaan rumah yang biasa dikerjakan oleh investor investor, ketika mereka melakukan penyelamatan terhadap perusahaan yang memiliki ekuitas negatif, alias secara teknis sudah bisa dibilang bangkrut ini.
Dengarkan hanya di Spotify dan Noice Cerita Dibalik Duit.
$IHSG $SRIL $UNSP $VIVA $POLY
1/2