PBV kurang dari 1, murah ?
Nah ini postingan kelanjutan dari bahasan "PBV lebih dari 1, mahal ?"
https://stockbit.com/post/15305192
PBV kurang dari 1 itu sering kali diberi kesan murah, undervalue, must buy.
Padahal kalo emang beneran 'murahan' gimana ?
........................................
Dalam menilai emiten dengan PBV lebih dari 1, saya suka pakai cara menghitung "expected years/sustainability" untuk menilai kewajarannya.
Seberapa lama (tahun) emiten itu bisa konsisten mempertahankan kinerja laba bersih, hingga akhirnya book value per share bisa mengejar harga saham (mencapai kondisi PBV = 1) -> cek postingan pada link di atas.
Untuk emiten yang PBV-nya kurang dari 1, saya suka pakai hitungan "expected loss", atau kemungkinan emiten tersebut 'kehilangan' nilai buku atau tergerus ekuitasnya.
Expected loss ini mirip atau bisa dipersamakan dengan istilah MoS (margin of safety).
Jika menurut asumsi saya emiten tersebut bisa mempertahankan kinerja positif dan menghindari expected loss, maka baru lah bisa dikatakan "undervalue" alias beneran murah alias salah harga.
...............................................
Apa sih yang bisa menyebabkan 'expected loss' jadi nyata, atau dengan kata lain tergerusnya ekuitas (nilai buku) ?
1. Kerugian bersih (net loss).
Setiap ada rugi bersih yang tercatat di tiap periode, maka itu akan mengurangi ekuitas, otomatis book value per share turun.
2. Gagal bayar utang / kasus hukum.
Jika perusahaan memiliki banyak utang, apalagi utang berbunga (debt) dengan jaminan aset, maka risiko gagal bayar pun meningkat.
Kemudian kalau sampai perusahaan gagal bayar, berujung kasus hukum, maka aset bisa disita untuk kepentingan kreditur atas perintah putusan pengadilan.
Bakal ada aset dari bagian ekuitas yang berisiko ditarik buat melunasi utang, jika jaminan aset dari utang tidak cukup. Tentu ini menggerus total ekuitas.
Dari sinilah sering kali jadi awal mula suatu perusahaan bisa mengalami ekuitas negatif.
Selain juga kasus hukum lain (korupsi, suap, pencucian uang, dan pidana lainnya).
3. Perusahaan atau anak usaha utamanya ditawar (diakusisi) lebih rendah dari book value (ekuitas).
Kalau sampai ada transaksi merger-akusisi seperti ini, maka nilai perusahaan memang dianggap lebih rendah dari yang tertera di laporan keuangan.
4. Dividen
Laba bersih yang diperoleh perusahaan akan menambah ekuitas, kemudian jika dibagikan jadi dividen maka ekuitas akan berkurang menjadi manfaat yang dirasakan langsung oleh pemegang saham.
.................................................
Langsung ke contoh kasus 'expected loss' pakai emiten si naga duduk kesayangan $MPMX 馃ぃ
Harga saham MPMX Rp 1010 (market cap Rp 4508 B),
Book value per share Rp 1359 (total ekuitas Rp 6065 B),
PBV 0,74x,
Dividen terakhir Rp 115 per tahun,
Jumlah saham beredar 4,46 B
Karena MPMX dihargai di bawah PBV 1, maka market menganggap ada expected loss sebesar :
Total ekuitas (Rp 6065 B) dikurangi market cap (4508 B) = Rp 1557 B atau Rp 1,56 triliun.
Expected loss jika dihitung per lembar saham :
Book value (Rp 1359) - harga saham (Rp 1010) = Rp 349 per lembar saham.
Nah tinggal menilik ke 4 poin penyebab ekuitas tergerus.
1. Apakah MPMX di masa mendatang bisa mengalami rugi bersih sampai terakumulasi Rp 1,56 triliun, tanpa bisa dapat laba bersih lagi ?
2. Apakah MPMX ada potensi tinggi mengalami gagal bayar utang sebesar Rp 1,56 triliun itu ?
3. Seandainya ada perusahaan lain minat mengakuisisi MPMX, atau salah satu anak usaha MPMX yang signifikan misal MPM Rent atau MPMulia.
Apakah bakal diakuisisi cuma senilai market cap saat ini alias di bawah nilai bukunya ?
4. Apakah MPMX bakal bagi dividen sampai Rp 349 per lembar saham, tapi dengan catatan : 'tanpa punya kemampuan mengumpulkan Rp 1,56 triliun lagi di masa mendatang' ?
Jika jawabannya semua tidak, atau kalau ada risiko ekuitas tergerus tapi gak sampai sebesar Rp 1,56 triliun, maka ini perusahaan beneran undervalue 馃憤
Dalam kondisi sekarang ini dan masih adanya prospek ke depan, 'tidak wajar' jika market mengekspektasikan MPMX bakal kehilangan duit sebesar itu.
Apalagi kalau MPMX ternyata masih bisa terus mengumpulkan laba bersih, maka 'expected loss' ini bakal makin jauh kemungkinan terjadinya.
Karena laba bersih akan menambah ekuitas, yang berarti menambah book value per share, PBV akan terus berkurang (makin murah).
Expected loss bakal membesar, yang berarti makin kecil risiko kerugian sebesar itu terjadi.
.............................................................
Nah kalau perusahaan rutin bagi dividen seperti MPMX, dan saya memiliki keyakinan MPMX mampu mempertahankan tingkat dividen sebesar itu.
Maka saya tambahkan dividen itu ke 'expected loss' tadi, jadi hitungannya begini :
Total ekuitas (Rp 6065 B) dikurangi market cap (4508 B) ditambah dividen (Rp 512 B) = Rp 2069B atau Rp 2,07 triliun.
Nah untuk kasus MPMX sepertinya makin gak wajar lagi kalau berekspektasi perusahaan ini kehilangan duit sampai sebesar itu.
........................................................
Lalu kalau MPMX masih undervalue, harga wajarnya berapa ?
Pastinya PBV = 1, sesuai dengan yang tertera di laporan keuangan.
Loh tapi yang PBV > 1 gimana, kan masih wajar juga tuh ?
Tinggal kombinasikan dengan hitungan "expected years/sustainability" pada link postingan di atas.
Perkirakan tuh MPMX bisa konsisten berapa lama (tahun) menghasilkan EPS Rp 115, dan adakah kemungkinan laba bersih meningkat ke depan ?
Semakin lama tahun sustain-nya, semakin besar laba bersihnya, makin tinggi juga harga wajarnya.
Tapi harga wajar potong dulu dengan dividen ya, karena dividen artinya anda sebagai pemegang saham sudah langsung menikmati hasil (sudah ada tuh saya bahas di link postingan atas).
Semua simulasi angka hitungan diserahkan ke diri masing-masing, seberapa besar anda ingin dapat untung dari MPMX, dan tinggal nilai apakah mampu MPMX memenuhi ekspektasi anda ?
Di MPMX dengan tingkat EPS dan dividen saat ini, kurang dari 10 tahun udah cuan 100% cuma dari dividen aja.
Ada yang merasa cukup, ada yang merasa kurang, bebas.
..........................................
Ini contoh yang bagus lah MPMX, yang mana expected loss terlihat tidak wajar.
Tapi ada banyak emiten yang kalau dipikir-pikir, 'eh bener juga ya bisa tergerus ekuitasnya segede itu saat ini atau di masa mendatang', terutama kalau rugi dan debt banyak.
Itu artinya expected loss-nya wajar dan memang bener "murahan", bukan kemurahan.
.......................................
Ini cuman hitungan sederhana yang saya nyaman pakainya, dan saya bisa skimming cepat pakai hitungan ini saat lagi lihat-lihat emiten.
Belum tentu semua cocok ya.
Terima kasih 馃檹
Tag yang cukup oke aja lah, yang jelek jangan dicari 馃榿
$SRTG $ASRI $TKIM $NISP
1/4