🍜 INDF: Laba Bersih Didorong Keuntungan Kurs, Operasional Masih Solid
Indofood Sukses Makmur ($INDF) mencatatkan laba bersih yang tergolong kuat sebesar 4,9 triliun rupiah (+224% YoY, +249% QoQ) pada 3Q24. Hasil ini membuat laba bersih selama 9M24 naik menjadi 8,8 triliun rupiah (+24% YoY), melampaui ekspektasi karena setara 90%/94% dari estimasi FY24 Stockbit/konsensus. Kuatnya laba bersih pada 3Q24 didorong oleh keuntungan kurs sebesar 3,4 triliun rupiah seiring penguatan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS dari 16.421 per akhir Juni 2024 menjadi 15.138 per akhir September 2024. Keuntungan kurs ini membalikkan keadaan dari kuartal sebelumnya, di mana laba bersih INDF pada 2Q24 tertekan oleh kerugian kurs.
Secara operasional, laba usaha tumbuh pada 3Q24 menjadi 5,3 triliun rupiah (+8% YoY, +3% QoQ). Hasil ini membuat laba usaha selama 9M24 menjadi 16,3 triliun rupiah (+15% YoY) dan melampaui ekspektasi karena setara 83%/73% dari estimasi FY24 Stockbit/konsensus, lebih tinggi dari historisnya di kisaran 72%. Secara umum, pertumbuhan laba usaha disebabkan oleh pertumbuhan pendapatan dan terjaganya profitabilitas.
â–Ş Pendapatan Tumbuh Didorong Segmen ICBP dan Agribisnis
Pendapatan INDF meningkat menjadi 29,6 triliun rupiah (+7% YoY, +12% QoQ) pada 3Q24, sehingga pendapatan selama 9M24 naik +4% YoY menjadi 87 triliun rupiah atau setara 74%/75% dari estimasi FY24 Stockbit/konsensus. Pertumbuhan pendapatan utamanya didorong dari segmen consumer branded products di bawah anak usaha utama, Indofood CBP Sukses Makmur ($ICBP), yang mencatatkan pertumbuhan pendapatan relatif solid di level 18,8 triliun rupiah (+11% YoY, +9% QoQ) pada 3Q24 dan 55,6 triliun rupiah (+8% YoY) selama 9M24. Selain itu, segmen agribisnis juga mencatatkan pertumbuhan pendapatan solid secara kuartalan pada 3Q24, sebesar +28% QoQ.
â–Ş Profitabilitas Terjaga, Didukung Segmen Agribisnis
Margin laba usaha INDF mengalami kenaikan +27 bps YoY ke level 17,7% pada 3Q24, meski turun -149 bps QoQ. Hasil tersebut masih di atas estimasi kami yang mengekspektasikan margin laba usaha sebesar 16,8% untuk FY24.
Berdasarkan segmennya, margin laba usaha INDF ditopang oleh kinerja segmen agribisnis, yang mencatatkan kenaikan margin laba usaha hampir 2x lipat menjadi 22,4%/16,8% pada 3Q24/9M24. Kuatnya margin di segmen agribisnis dapat mengkompensasi lemahnya margin dari 3 segmen lain yang masing–masing mengalami penurunan margin laba usaha.
Kami memperkirakan bahwa kuatnya margin pada segmen agribisnis disebabkan oleh kenaikan harga CPO sekitar +6% selama 3Q24, sementara lemahnya margin pada segmen ICBP kami perkirakan dipicu oleh kenaikan harga gandum sekitar +6% selama 3Q24.
🔑 Key Takeaway
Pada kuartal sebelumnya, kami telah menuliskan bahwa prospek INDF pada 2H24 berpotensi lebih baik akibat pulihnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS yang akan membalikkan kerugian kurs, yang saat ini telah terefleksi pada kinerja 3Q24. Kami mengidentifikasi 2 hal utama yang berpotensi mempengaruhi kinerja INDF pada 4Q24:
Risiko pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS yang dapat membuat INDF mencatatkan kerugian kurs. Saat ini, kurs rupiah terhadap dolar AS berada di level 15.700, melemah sekitar -4% dibandingkan pada penutupan 3Q24.
Harga gandum dan CPO yang lebih menguntungkan membuka peluang bagi terjaganya margin FY24 yang lebih tinggi dibandingkan estimasi kami. Harga gandum selama Oktober 2024 terjaga berada di bawah 6 dolar AS per bushel (vs. asumsi kami: 6,20 dolar AS per bushel) dapat menjaga margin ICBP. Dari segmen agribisnis, margin dapat meningkat seiring harga CPO yang kembali naik sekitar +15% dalam sebulan terakhir ke level 4.700 ringgit Malaysia per ton (vs. asumsi kami: 3.700 ringgit Malaysia per ton).
Stockbit Snips 31 Oktober 2024:
https://cutt.ly/reFXfwSG