$BLES
Investment Merits :
- Potensi pertumbuhan sales dengan CAGR >20% dalam 3 tahun ke depan sehubungan dengan pembangunan pabrik ke 5 di Banjarnegara.
- Penguasa marketshare bata ringan AAC dan potensi pemakaian bata ringan yang masih besar.
- Operating cashflow yang kuat + penggunaan leverage yang cermat.
Profil Perusahaan :
Superior Prima Sukses (BLES) berdiri pada tahun 2011 sebagai perusahaan manufaktur bata ringan. Pabrik pertama di Mojokerto mulai beroperasi pada tahun 2013. BLES memiliki 2 merk utama bata ringan, yaitu Blesscon dan Superior Block. Sekarang BLES menjelma menjadi produsen bata ringan terbesar di Indonesia dengan kapasitas produksi tahun 2023 mencapai 3,2 juta m3 per tahun. Saat ini, BLES memiliki 4 pabrik dengan 5 lini produksi yang masing-masing berlokasi di Mojokerto, Sragen, Lamongan dan Sidoarjo. Ke depan, pabrik ke 5 di Banjarnegara diproyeksikan beroperasi mulai Q2 2025.
Manajemen dan Owner :
Dermawan Suparsono menjadi PSP sekaligus menjabat sebagai komisaris utama. Yang terkenal tentu saja terdapat nama Tancorp sebagai minority shareholder dengan kepemilikan saham 9,5%. Tancorp baru masuk di akhir tahun 2023 dan saya rasa mampu memberi keuntungan bagi BLES lewat keterkaitannya dengan supermarket bangunan yaitu $DEPO. Di sisi lain, komitmen bagus dari majority shareholder terlihat lewat konversi kapitalisasi saldo laba menjadi modal disetor yang memperkuat struktur modal perusahaan pada tahun 2023. Saya pribadi menganggap BLES sebenarnya tidak terlalu butuh IPO. Perusahaan sudah kuat dengan bisnisnya yang berjalan lancar. Masuknya Tancorp saya duga sebagai sinyal bahwa ini strategic IPO.
Highlights :
1) Pertumbuhan massif dengan dibangunnya pabrik ke 5 di Banjarnegara dengan kapasitas produksi sebesar 1 juta m3 per tahun. Kapasitas terpasang BLES untuk tahun 2024 sebesar 4,6 juta m3 per tahun. Pada tahun 2025 nanti, kapasitas produksi menjadi 5,6 juta m3. Dari pabrik eksisting saja, utilisasi Pabrik Sidoarjo tahun lalu masih 39%. Sedangkan peningkatan kapasitas di pabrik Mojokerto dan Lamongan bakal berdampak pada semester kedua tahun ini. Lokasi pabrik strategis untuk mengakses potensi pasar di berbagai daerah serta dekat dengan lokasi bahan baku.
2) Outlook industri properti yang positif. Rencana penghapusan pajak properti 16% memberi angin segar bagi industri yang turut memberikan potensi pertumbuhan bagi BLES. Penggunaan bata ringan di daerah Jabodetabek sudah lumrah (75%:25% bata merah), sedangkan untuk daerah Jawa Tengah dan Jawa Timur masih 50%:50%. Masih terdapat ruang pertumbuhan yang seksi bagi produsen bata ringan. Lokasi pabrik BLES di kedua provinsi memberikan keunggulan untuk distribusi massif dan biaya produksi yang lebih murah.
3) Distributor produk memiliki reputasi dan jaringan yang kuat, antara lain RIMA grup (distributor Semen Tiga Roda di Jawa Timur) dan $CSAP.
4) Dana IPO yang didapat hanya sebesar Rp 240 M, dimana Rp 100 M digunakan untuk pembelian kendaraan untuk distribusi. Sisanya untuk modal kerja. Jika kita lihat LK Q2 2024, capex untuk membangun pabrik ke 5 di Banjarnegara sekitar Rp 259 M, dimana 70% berasal dari kas perusahaan. Seperti yang saya bilang di awal, BLES tidak butuh IPO sebenarnya.
Performa Keuangan :
1) Hal pertama yang menjadi perhatian saya adalah Operating Cashflow yang kuat (sekitar Rp 200 M) berbanding dengan core profit yang berkisar Rp 100an Milyar. CCC negatif, wow. Bisnis yang bagus sekali. Tanpa membangun pabrik, jika hanya menambah kapasitas produksi saja, capex yang dibutuhkan di bawah Rp 100 M. Kapan lagi anda mendapatkan yang seperti ini?
2) Secara umum GPM perusahaan sebesar 30% dengan NPM sekitar 10%. Yang perlu diperhatikan adalah beban pengiriman yang berkontribusi lebih dari 60% terhadap beban penjualan mengingat penanganan khusus terhadap pengiriman produk.
3) Sales pada tahun 2021 hanya Rp 720 M, dan tahun 2023 sudah hampir double menjadi Rp 1,3 T. Dengan asumsi utilisasi pabrik baru optimal pada tahun kedua operasi tanpa penambahan kapasitas lagi, saya rasa sales tahun 2023 bakal double pada tahun 2026. Hasil LK Q2 2024, pertumbuhan sales dan bottom line YoY yang tipis akibat dari kurang maksimalnya output produksi dari pabrik Mojokerto dan Lamongan sebagai efek dari pengerjaan upgrading capacity. GPM naik namun diimbangi dengan kenaikan beban penjualan.
4) LK Q2 terakhir, balance sheet perusahaan saya rasa masih sangat bagus. Utang bank jangka pendek meningkat menjadi Rp 44 M, jelas untuk capex pembangunan pabrik ke 5. Melihat cashflow yang kuat + potensi growth, tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Bahkan sebelum IPO perusahaan masih bisa membagi dividen tunai sebesar Rp 29,7 M saja. Bagi saya wajar PSP menikmati sebagian kecil cuannya.
Valuasi :
BLES IPO di harga 183. EPS 2023 = 32,1 sehingga PE saat IPO adalah 5,7x. Namun jika kita keluarkan komponen revaluasi aset maka core EPS BLES = 16,9 sehingga PE sebenarnya saat IPO adalah 10,8x. Valuasi yg normal untuk sektor basic material.
Dalam 3 tahun ke depan saya asumsikan sales BLES double dari tahun 2023.
Dengan asumsi NPM yang sama, maka EPS 2026 = 34
Anggap valuasi PE 10x saja, fair value di 340.
Saya sendiri berharap harga sekarang masih bisa turun lagi ya……