$ARGO Q3 2024: Revenue Naik Tapi Laba Nyungsep
Pendapatan PT Argo Pantes Tbk mengalami peningkatan menjadi Rp79,664 miliar, naik sebesar 59.7% dibandingkan tahun sebelumnya yang hanya Rp49,885 miliar. Kenaikan ini sebagian besar disumbangkan oleh peningkatan pendapatan dari kerjasama, sewa, dan sektor energi yang baru muncul tahun ini. Ini merupakan sinyal positif bagi perusahaan dalam mengoptimalkan sumber pendapatan baru dan memperluas portofolio bisnisnya. ✅ https://bit.ly/45FDAJu
Meskipun pendapatan meningkat, laba bersih justru mengalami penurunan. Laba bersih perusahaan tercatat Rp5,732 miliar, turun 36.4% dibandingkan periode yang sama tahun 2023 yang mencapai Rp9,009 miliar. Penurunan ini terutama disebabkan oleh peningkatan beban operasional, termasuk beban penjualan dan distribusi, serta beban umum dan administrasi. Selain itu, perusahaan juga mengalami kerugian signifikan akibat fluktuasi kurs, yang turut menekan margin laba bersih. ❌
Utang berbunga perusahaan, yang sebagian besar berupa pinjaman jangka pendek dari Bank Maybank Indonesia $BNII, tercatat sebesar Rp128,673 miliar pada 30 September 2024, sedikit menurun 1.8% dari Rp131,036 miliar pada akhir tahun 2023. Penurunan ini mencerminkan pengelolaan utang yang stabil, meskipun utang berbunga masih berada pada tingkat yang tinggi. Dalam hal ini, perusahaan berhasil mempertahankan kestabilan dalam struktur keuangan terkait pinjaman jangka pendeknya. ✅ https://bit.ly/3YGX6Dc
Arus kas dari operasi menunjukkan perubahan yang cukup drastis. Pada 2024, arus kas operasi tercatat positif sebesar Rp4,449 miliar, dibandingkan periode yang sama tahun 2023 yang mencatatkan arus kas operasi negatif sebesar Rp-941 juta. Kenaikan arus kas operasi yang mencapai 573% ini merupakan pertanda baik, karena menunjukkan peningkatan efisiensi dalam penerimaan kas dari pelanggan dan pengelolaan biaya. ✅
Namun, cadangan kas perusahaan turun drastis sebesar 77.9%, dari Rp11,402 miliar pada akhir tahun 2023 menjadi Rp2,525 miliar pada 30 September 2024. Penurunan ini disebabkan oleh penggunaan kas untuk aktivitas operasional dan investasi yang besar, serta kurangnya peningkatan dari arus kas lain. ❌ Hal ini menimbulkan risiko likuiditas bagi perusahaan ke depannya jika cadangan kas tidak segera dioptimalkan. https://bit.ly/3YGX6Dc
Meskipun arus kas operasi perusahaan positif, arus kas ini belum cukup untuk membayar utang berbunga yang mencapai Rp128,673 miliar. Jika hanya mengandalkan arus kas operasi saat ini, perusahaan membutuhkan waktu sekitar 28.9 tahun untuk melunasi utang berbunga tersebut. Ini merupakan tanda bahwa perusahaan masih perlu memperkuat likuiditasnya untuk mengurangi beban utang berbunga. ❌
Ketika mempertimbangkan total kas dan arus kas operasi, total dana yang tersedia menjadi Rp6,974 miliar. Dengan jumlah tersebut, perusahaan masih membutuhkan waktu sekitar 18.4 tahun untuk melunasi seluruh utang berbunga. Meskipun ini merupakan perbaikan dibandingkan skenario sebelumnya, likuiditas perusahaan tetap berada pada level yang kurang ideal untuk melunasi utang dalam waktu cepat. ❌ https://bit.ly/3YGX6Dc
Total arus kas dari operasi (CFO), investasi (CFI), dan pendanaan (CFF) menunjukkan posisi yang negatif. Arus kas operasi yang positif sebesar Rp4,449 miliar diimbangi oleh arus kas pendanaan yang negatif sebesar Rp-5,062 miliar, menghasilkan kas negatif bersih sebesar Rp-613 juta. Ini berarti perusahaan masih menghadapi tantangan dalam menjaga arus kas yang seimbang dari berbagai aktivitas keuangannya. ❌
Jika dilihat dari aset perusahaan, dua aset terbesar adalah aset tetap-neto yang mencapai Rp891,739 miliar dan piutang pihak berelasi sebesar Rp72,526 miliar. Aset tetap menyumbang 82.2% dari total aset perusahaan, sedangkan piutang pihak berelasi menyumbang 6.7% dari total aset. Kedua aset ini bersama-sama mencakup 88.9% dari total aset perusahaan, menunjukkan bahwa sebagian besar kekayaan perusahaan terletak pada aset tetapnya. ✅ https://bit.ly/3YGX6Dc
Dari sisi beban, beban pokok pendapatan naik sebesar 29.2% dari Rp42,294 miliar pada 2023 menjadi Rp54,629 miliar pada 2024. Kenaikan terbesar berasal dari biaya listrik dan bahan bakar yang hampir dua kali lipat, yang mengindikasikan adanya kenaikan biaya operasional utama yang mungkin terkait dengan inflasi energi atau peningkatan produksi. Ini menjadi tantangan bagi perusahaan dalam menjaga margin laba. ❌
Beban penjualan dan distribusi meningkat drastis sebesar 605%, dari Rp401 juta pada 2023 menjadi Rp2,828 miliar pada 2024. Peningkatan besar ini disebabkan oleh kenaikan komisi penjualan dan ongkos angkut, yang mungkin terkait dengan ekspansi distribusi atau kenaikan tarif pengiriman. Hal ini meningkatkan beban operasional perusahaan, yang harus dikelola lebih baik untuk menjaga profitabilitas. ❌ https://bit.ly/3YGX6Dc
Beban umum dan administrasi naik sebesar 80.6%, dari Rp4,929 miliar pada 2023 menjadi Rp8,901 miliar pada 2024. Kenaikan ini terutama disebabkan oleh peningkatan gaji dan tunjangan, serta biaya perbaikan dan pemeliharaan yang melonjak signifikan. Ini menunjukkan bahwa perusahaan mungkin melakukan investasi dalam peningkatan kualitas operasional, namun harus diimbangi dengan upaya untuk mengendalikan biaya demi menjaga kinerja keuangan. ❌
Untuk diskusi lebih lanjut bisa lewat External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan mendaftarkan diri ke External Community menggunakan kode: A38138
(caranya cek gambar terakhir)
Link Panduan https://stockbit.com/post/13223345
Dan jangan lupa kunjungi Pintarsaham di sini
https://bit.ly/3QtahWa
Sedangkan untuk rekomendasi belajar saham bisa cek di sini https://bit.ly/3YGX6Dc
Disclaimer: http://bit.ly/3RznNpU
https://bit.ly/44osZSV
https://bit.ly/47hnUgG
https://bit.ly/47eBu4b
https://bit.ly/3LsxlQJ
1/2