Ada 2 kelompok masing-masing berisi 100 orang. Kelompak pertama, sebut saja mereka semua bernama Alice, menerapkan strategi investasi yang agresif. Kelompok kedua, sebut saja mereka semua Bob, mengaplikasikan strategi investasi yang lebih konservatif.
Jika Anda menjalankan simulasi dan melihat hasil investasi mereka setelah beberapa tahun, Anda akan menemukan hal yang sangat menarik. Orang terkaya akan selalu seorang Alice, karena mereka adalah yang paling agresif. Jadi, di sini terjadi survivorship bias, karena setidaknya akan ada satu Alice yang perjalanan investasinya sangat bagus dan akhirnya menjadi sangat kaya.
Jika Anda membuat daftar peringkat seperti 10 orang terkaya, kemungkinan besar mereka semua adalah Alice. Namun, jika Anda melihat kekayaan rata-rata dari kedua kelompok, maka rata-rata kekayaan Bob di akhir periode investasi akan jauh lebih besar daripada rata-rata Alice. Ini berarti bahwa untuk Anda pribadi yang tidak terlalu peduli dengan apa yang terjadi di tingkat populasi, pilihan yang rasional adalah menerapkan strategi Bob.
Memang menjadi sulit untuk mengambil strategi Bob ketika Anda melihat siapa pemenangnya, karena kebanyakan dari mereka adalah Alice. Apalagi kalau Anda lihat di dunia ini, buku-buku biografi tentang kesuksesan, semuanya adalah Alice karena buku mengenai Bob kurang laku. Tetapi jika Anda menerapkan strategi Alice, kemungkinan besar Anda akan berakhir jauh lebih buruk daripada jika Anda memiliki strategi Bob.
Lalu muncul argumen lagi. Tapi Elon Musk menggunakan strategi Alice. Elon Musk baik untuk masyarakat. Dunia membutuhkan lebih banyak orang seperti Elon Musk. Betul sekali. Alasan mengapa hanya ada sedikit orang seperti Elon Musk di dunia ini adalah karena mayoritas manusia buruk dalam mengelola risiko. Jika manusia mampu 10% lebih baik saja dalam mengelola risiko, kita akan memiliki lebih banyak Elon Musk, bukan lebih sedikit seperti sekarang. Kita membutuhkan orang-orang cerdas yang berani memulai perusahaan, mengambil risiko seperti Elon Musk, namun tidak sembrono. Kita memerlukan mereka untuk berhenti pada titik kecerobohan dan tidak melakukan kecerobohan itu, sehingga pertaruhan berisiko mereka menjadi lebih mungkin untuk berhasil.
“The concept that risk management is like car brakes. The purpose of putting brakes in the car is not because they want the drivers to go slow. Instead, they do it so the cars can go fast without crashing.”
Materi disadur dan diterjemahkan dari Value After Hours S06 E25: Luca Dellanna on his books Winning Long-Term Games and Ergodicity.
Link https://cutt.ly/JeSMmtg2
Semoga bermanfaat. Happy Sunday!!!
$BBRI $BBCA $ADRO $ASII $ITMG