imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

LK Q3 $MTWI: Laba Naik Karena Transfer Beban ke Reasuransi

PT Malacca Trust Wuwungan Insurance Tbk (MTWI) berhasil meningkatkan total asetnya sebesar 3,68% dari Rp1,63 triliun pada tahun 2023 menjadi Rp1,69 triliun pada tahun 2024, yang merupakan indikasi pertumbuhan perusahaan yang stabil ✅. Pertumbuhan ini merupakan sinyal yang baik, menunjukkan adanya peningkatan investasi dalam portofolio efek dan kenaikan saldo kas di bank. https://bit.ly/45FDAJu

Liabilitas MTWI juga meningkat sedikit sebesar 0,74% dari Rp1,35 triliun pada tahun 2023 menjadi Rp1,36 triliun pada tahun 2024 ✅. Kenaikan yang moderat ini menunjukkan bahwa perusahaan mampu mengendalikan kewajibannya dengan baik. Namun, peningkatan liabilitas harus tetap diawasi agar tidak melebihi kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban-kewajiban tersebut di masa depan.

Dari sisi ekuitas, MTWI mencatatkan peningkatan yang signifikan sebesar 17,7% dari Rp280,7 miliar menjadi Rp330,48 miliar pada tahun 2024 ✅. Kenaikan ini terutama didorong oleh lonjakan laba bersih perusahaan yang mencapai Rp49,83 miliar pada tahun 2024, meningkat drastis dari Rp12,26 miliar pada tahun sebelumnya ✅. Ini menunjukkan bahwa perusahaan berhasil meningkatkan nilai bagi pemegang saham melalui pertumbuhan profitabilitas yang signifikan. https://bit.ly/3YGX6Dc

Pendapatan premi neto MTWI juga mencatatkan peningkatan yang luar biasa sebesar 42,74% dari Rp140,19 miliar pada tahun 2023 menjadi Rp200,1 miliar pada tahun 2024 ✅. Ini merupakan salah satu pencapaian terbesar perusahaan, menunjukkan adanya peningkatan penjualan produk asuransi dan kemampuan untuk menarik lebih banyak pelanggan. Pertumbuhan ini menjadi salah satu indikator keberhasilan strategi bisnis MTWI.

Margin premi MTWI pada tahun 2024 bervariasi tergantung pada segmen asuransi. Segmen dengan margin tertinggi adalah asuransi kendaraan bermotor, di mana premi bruto mencapai Rp112,12 miliar, sedangkan premi neto setelah reasuransi adalah Rp78,89 miliar, menghasilkan margin sebesar 70,36% ✅. Ini menunjukkan bahwa MTWI menahan lebih banyak risiko sendiri pada segmen ini, yang dapat berpotensi memberikan keuntungan lebih tinggi dari underwriting. Namun, pada segmen lain seperti asuransi kebakaran, meskipun premi bruto mencapai Rp471,23 miliar, premi neto setelah reasuransi hanya sebesar Rp50,55 miliar, menghasilkan margin yang lebih rendah, yaitu 10,73% ❌.

Segmen asuransi pengangkutan dan asuransi rangka kapal juga mencatat margin yang lebih kecil, masing-masing sebesar 17,01% dan 7,07% ❌. Ini berarti bahwa MTWI mentransfer sebagian besar risiko dari kedua segmen ini ke perusahaan reasuransi, mengurangi risiko yang ditahan perusahaan, tetapi juga menurunkan margin premi neto. Sementara segmen dengan margin rendah mengurangi potensi keuntungan dari underwriting, MTWI tetap mampu menjaga hasil positif dari beberapa segmen berisiko lebih tinggi, seperti asuransi kendaraan bermotor ✅.

Namun, beban underwriting juga mengalami peningkatan sebesar 27,09% dari Rp95,57 miliar pada tahun 2023 menjadi Rp121,46 miliar pada tahun 2024 ❌. Meskipun pertumbuhan beban ini lebih lambat dibandingkan dengan pertumbuhan pendapatan, tetap saja peningkatan ini menjadi faktor yang perlu diperhatikan untuk menjaga profitabilitas perusahaan di masa mendatang. Beban yang lebih tinggi dapat menggerus margin keuntungan perusahaan.

Salah satu indikator positif lainnya adalah peningkatan cadangan kas perusahaan, yang hampir dua kali lipat dari Rp16,07 miliar pada tahun 2023 menjadi Rp31,22 miliar pada tahun 2024 ✅. Peningkatan cadangan kas ini memberikan likuiditas yang lebih baik bagi perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendek dan memberikan buffer dalam menghadapi kondisi pasar yang tidak menentu.

Namun, arus kas operasional perusahaan justru mengalami penurunan sebesar 18,82% dari Rp103,83 miliar pada tahun 2023 menjadi Rp84,29 miliar pada tahun 2024 ❌. Penurunan ini menunjukkan bahwa perusahaan mungkin menghadapi tantangan dalam mengelola arus kas yang masuk dari aktivitas operasional, meskipun pendapatan premi neto meningkat. Ini bisa menjadi area yang perlu diwaspadai, terutama jika terjadi peningkatan klaim di masa depan.

Rasio klaim MTWI juga mengalami peningkatan dari 72,44% pada tahun 2023 menjadi 81,13% pada tahun 2024 ❌. Peningkatan rasio klaim ini menunjukkan bahwa perusahaan membayar lebih banyak klaim terhadap premi yang dikumpulkan, yang bisa mengindikasikan risiko yang lebih tinggi dalam portofolio asuransinya. Perusahaan perlu mengevaluasi strategi underwritingnya untuk menyeimbangkan antara penerimaan premi dan pembayaran klaim. https://bit.ly/3YGX6Dc

Di sisi lain, rasio beban operasional justru menunjukkan penurunan dari 68,17% pada tahun 2023 menjadi 60,70% pada tahun 2024 ✅. Penurunan ini menunjukkan bahwa MTWI berhasil meningkatkan efisiensi operasionalnya, yang merupakan hal positif bagi margin keuntungan perusahaan. Efisiensi ini membantu perusahaan mempertahankan profitabilitas meskipun klaim yang dibayarkan meningkat.

Meskipun begitu, rasio kombinasi (gabungan rasio klaim dan rasio beban) masih berada di atas 100%, dengan nilai 141,82% pada tahun 2024 dibandingkan 140,62% pada tahun 2023 ❌. Ini menunjukkan bahwa perusahaan masih mengalami kerugian dari aktivitas underwriting. Meskipun efisiensi beban operasional meningkat, perusahaan perlu memperbaiki rasio klaimnya agar bisa kembali menghasilkan laba dari underwriting.

Rasio premi terhadap surplus MTWI meningkat dari 0,50 pada tahun 2023 menjadi 0,61 pada tahun 2024 ❌. Ini menunjukkan bahwa perusahaan menanggung lebih banyak risiko terhadap modal yang tersedia. Meskipun masih dalam batas wajar, rasio ini harus diperhatikan agar perusahaan tidak menghadapi risiko likuiditas yang lebih tinggi jika terjadi lonjakan klaim di masa depan.

Di sisi investasi, rasio yield investasi menunjukkan perbaikan dari 3,47% pada tahun 2023 menjadi 4,01% pada tahun 2024 ✅. Peningkatan ini menunjukkan bahwa perusahaan berhasil mengelola portofolio investasinya dengan baik dan mendapatkan return yang lebih tinggi, yang dapat membantu menutupi klaim dan meningkatkan keuntungan perusahaan.

Salah satu sumber utama pendapatan investasi MTWI adalah investasi di obligasi pemerintah dan korporasi, dengan nilai total obligasi mencapai Rp391,05 miliar. Selain itu, MTWI juga menempatkan deposito berjangka di beberapa bank, seperti PT Bank Capital Indonesia Tbk $BACA, PT Bank Negara Indonesia Tbk, dan PT Bank Victoria International Tbk $BVIC, yang memberikan pendapatan bunga yang stabil dan membantu memperkuat arus kas perusahaan.

Meskipun kontribusi dari saham lebih kecil dibandingkan dengan obligasi dan deposito, MTWI juga memperoleh pendapatan dari dividen saham sebesar Rp87,38 juta pada tahun 2024. Dengan portofolio investasi yang berfokus pada instrumen yang relatif aman seperti obligasi dan deposito, MTWI berhasil menjaga pendapatan investasinya tetap stabil dan mendukung pertumbuhan laba bersih, meskipun rasio kombinasi dari kegiatan underwriting berada di atas 100%.

Namun, rasio likuiditas MTWI sedikit menurun dari 96,72% pada tahun 2023 menjadi 91,12% pada tahun 2024 ❌. Meskipun penurunan ini tidak signifikan, hal ini tetap menunjukkan adanya penurunan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya, terutama jika terjadi peningkatan klaim yang mendadak. https://bit.ly/45FDAJu

Rasio retensi MTWI menurun dari 22,64% pada tahun 2023 menjadi 17,81% pada tahun 2024 ❌. Penurunan ini menunjukkan bahwa lebih banyak risiko yang diasuransikan melalui reasuransi, yang dapat mengurangi margin keuntungan perusahaan dari aktivitas underwritingnya.

MTWI menunjukkan pertumbuhan yang positif dalam beberapa area seperti laba bersih, revenue, aset, dan cadangan kas, namun juga menghadapi tantangan dalam hal arus kas operasional, rasio klaim, dan retensi risiko. Perusahaan perlu terus meningkatkan efisiensi dan mengelola risiko secara hati-hati agar dapat mempertahankan pertumbuhan yang berkelanjutan di masa depan.

Meskipun rasio kombinasi MTWI di atas 100%, laba perusahaan tetap bisa meningkat karena adanya pendapatan signifikan dari hasil investasi. Pada tahun 2024, MTWI berhasil meningkatkan yield investasi dari 3,47% menjadi 4,01%, yang memberikan kontribusi besar terhadap laba bersih perusahaan ✅. Selain itu, pendapatan lain-lain yang tidak termasuk dalam aktivitas underwriting, seperti komisi atau biaya layanan tambahan, juga dapat membantu mendongkrak keuntungan ✅. Efisiensi operasional yang meningkat dengan penurunan rasio beban dari 68,17% menjadi 60,70% juga memberikan ruang bagi perusahaan untuk mempertahankan sebagian besar margin keuntungan, meskipun terjadi peningkatan klaim ✅. https://bit.ly/3YGX6Dc

Di sisi lain, penggunaan reasuransi yang lebih besar oleh MTWI, yang terlihat dari penurunan rasio retensi ❌, memungkinkan perusahaan mentransfer risiko yang lebih besar kepada perusahaan reasuransi ✅. Hal ini membantu MTWI mengelola klaim besar, sehingga tidak membebani perusahaan secara langsung ✅. Dengan pengelolaan yang efisien terhadap kewajiban serta hasil investasi yang kuat, perusahaan tetap bisa meningkatkan laba meskipun aktivitas underwriting tidak memberikan hasil yang menguntungkan ✅.

Beberapa mitra utama dalam piutang reasuransi termasuk PT Trinity Reinsurance Brokers dengan jumlah Rp107,23 miliar, PT Simas Reinsurance Brokers sebesar Rp56,22 miliar, dan PT Adonai Pialang Reasuransi yang memiliki piutang sebesar Rp7,69 miliar. Selain itu, mitra lain seperti PT IBS Reinsurance Brokers dan PT IBU Reinsurance Broker Utama masing-masing memiliki piutang sebesar Rp5,75 miliar dan Rp5,51 miliar. Ada juga PT Reasuransi Indonesia Utama dengan piutang sebesar Rp4,19 miliar dan PT Asuransi Umum Mega dengan Rp1,62 miliar. Beberapa mitra tambahan seperti Igna Asia Reinsurance Brokers & Consultants, PT Willis Tower Watson Insurance Broker Indonesia, dan PT Reasuransi Nasional Indonesia juga berkontribusi, dengan piutang antara Rp1,13 miliar hingga Rp837 juta. Mitra-mitra reasuransi ini membantu MTWI dalam mengalihkan sebagian risiko klaim yang dihadapi perusahaan, sehingga beban klaim neto yang harus dibayar dapat dikurangi.

Kenaikan laba MTWI pada tahun 2024 terutama disebabkan oleh beberapa faktor utama. Pertama, pendapatan investasi mengalami peningkatan signifikan, mencapai Rp20,37 miliar, naik dari Rp14,61 miliar pada tahun 2023 ✅. Pendapatan ini sebagian besar berasal dari bunga obligasi dan deposito, yang memberikan kontribusi besar terhadap laba perusahaan. Peningkatan pendapatan ini sangat membantu perusahaan dalam menutupi beban lain, terutama karena hasil underwriting juga mencatatkan angka positif sebesar Rp78,65 miliar ✅. Meskipun rasio kombinasi MTWI berada di atas 100%, yang menandakan adanya kerugian dari aktivitas underwriting ❌, hasil tersebut tetap positif berkat transfer risiko ke reasuransi.

Faktor lainnya adalah transfer beban klaim ke perusahaan reasuransi, yang memungkinkan MTWI menanggung lebih sedikit klaim neto. Dari total klaim bruto sebesar Rp415,73 miliar, perusahaan reasuransi menanggung Rp257,79 miliar, sehingga klaim neto yang harus dibayar MTWI hanya Rp162,34 miliar ✅. Di segmen asuransi kendaraan bermotor, MTWI mencatatkan margin tertinggi sebesar 70,36%, yang juga berkontribusi terhadap hasil underwriting yang positif ✅. Namun, meskipun pendapatan premi bruto tinggi, hanya sekitar 17,8% dari premi tersebut yang ditahan MTWI sebagai premi neto, menunjukkan bahwa sebagian besar risiko telah dialihkan ke reasuransi ❌. https://bit.ly/3YGX6Dc


✈️Petinggi MTWI

🗿Dewan Komisaris:

1. Komisaris Utama: Ilham Akbar Habibie

Ilham Akbar Habibie adalah seorang tokoh terkenal di bidang teknologi, bisnis, dan penerbangan. Ia lahir pada 16 Mei 1963 di Aachen, Jerman, sebagai putra sulung dari mantan Presiden RI, B.J. Habibie. Ilham memiliki latar belakang akademik yang kuat di bidang teknik penerbangan, memperoleh gelar sarjana dan doktor (Dr.-Ing.) dari Technical University of Munich, Jerman. Selain itu, ia juga meraih gelar MBA dari University of Chicago pada tahun 2003 untuk memperluas pengetahuannya di bidang keuangan dan manajemen.

Dalam kariernya, Ilham sempat bekerja di Boeing sebagai salah satu desainer sayap untuk Boeing 737 sebelum kembali ke Indonesia untuk bergabung dengan PT Dirgantara Indonesia sebagai Direktur Marketing. Setelah meninggalkan dunia penerbangan, Ilham mendirikan perusahaan keluarga PT Ilthabi Rekatama, yang bergerak di berbagai sektor, termasuk sumber daya alam, teknologi, dan keuangan. Salah satu perusahaan di bawah naungan Ilthabi adalah Asuransi Wuwungan (MTWI), yang merupakan salah satu bisnis pertama keluarganya dan masih dikelola hingga kini. Tidak ada informasi tentang keterlibatan Ilham dalam kasus hukum yang tercatat, dan perannya di berbagai organisasi, termasuk sebagai Ketua The Habibie Center.

2. Komisaris: Markus Dinarto Pranoto

Markus Dinarto Pranoto telah menjabat sebagai Komisaris di PT Malacca Trust Wuwungan Insurance sejak tahun 2011 dan juga sebagai Komisaris Utama di PT Batavia Prosperindo Trans Tbk $BPII sejak 2018. Sebelum menduduki posisi ini, beliau memiliki pengalaman panjang di sektor keuangan, di mana ia pernah menjabat sebagai Direktur Utama PT Woori Finance Indonesia Tbk dari tahun 2004 hingga 2022. Selain itu, beliau juga pernah memegang posisi Direktur di PT Bima Multi Finance (1994-2000) dan PT ANJ Finance (2000-2004), serta berkarier sebagai Manajer Pemasaran di PT Bankers Trust. Pengalamannya yang luas di bidang keuangan dan manajemen mencerminkan kepemimpinan dan keahlian yang kuat di industri ini.

3. Komisaris Independen: Suwarna

Suwarna adalah Komisaris Independen di PT Malacca Trust Wuwungan Insurance Tbk. Ia bergabung sebagai Komisaris Independen sejak tahun 2015. Berdasarkan informasi, Suwarna adalah warga negara Indonesia yang memiliki pengalaman yang luas di industri asuransi dan reasuransi. Ia memperoleh gelar Master dari Institute Insurance and Risk Management pada tahun 2006.

Sebelum menjabat di Malacca Trust, Suwarna memiliki pengalaman di berbagai posisi penting, termasuk sebagai Direktur Utama di PT Best One Asia Reinsurance Brokers (2010-sekarang), Komisaris di PT Global Risk Management (2012-2014), dan Kepala Departemen di PT Reasuransi Internasional Indonesia (1997-2010). Pengalamannya yang luas menunjukkan pengetahuannya yang mendalam di sektor reasuransi dan manajemen risiko.


4. Komisaris Independen: Rini Setiawati

Warga negara Indonesia, berumur 41 tahun. Menjabat sebagai Komisaris Independen Perseroan sejak tahun 2016 berdasarkan akta keputusan pemegang saham Perseroan Nomor 24 tanggal 27 Oktober 2016 oleh Notaris Yoke Reinata, SH, https://cutt.ly/EeSNRqyl. Memperoleh gelar Sarjana Ekonomi dari STMA Trisakti pada tahun 2006.

Sebelumnya memiliki pengalaman kerja pada PT Asuransi QBE Pool Indonesia (2014 - sekarang) sebagai Underwriting Assistant Manager, PT Asuransi FPG (2011 - 2014) sebagai Senior Supervisor dan PT Asuransi Multi Artha Guna (2006 - 2011) sebagai Senior Staff Underwriting.

🗿Direksi:

1. Direktur Utama: Vientje Harijanto

Vientje Harijanto adalah Direktur Utama (President Director) PT Malacca Trust Wuwungan Insurance Tbk sejak Januari 2013. Dia memiliki pengalaman lebih dari 11 tahun di perusahaan tersebut. Pada tahun 2017, di bawah kepemimpinannya, perusahaan berhasil melaksanakan penawaran umum perdana (IPO) yang mendapatkan minat besar dari investor, dengan kelebihan permintaan sebesar 2,1 kali. Sebelumnya, dia juga menjabat sebagai Direktur Utama di PT Batavia Prosperindo Sekuritas. Di bawah kepemimpinannya, Vientje turut serta dalam sejumlah aksi korporasi, termasuk penambahan kepemilikan saham di Malacca Trust Wuwungan Insurance pada tahun 2023. Vientje saat ini memiliki 4,26% saham di perusahaan tersebut, yang menunjukkan komitmennya terhadap perkembangan perusahaan.

Warga negara Indonesia, berumur 50 tahun. Menjabat sebagai Direktur Utama Perseroan sejak tahun 2013 berdasarkan akta keputusan Pemegang Saham Nomor 1 tanggal 4 November 2013 oleh Notaris Lady Ita Larosa Boru Simanihuruk, S.H., https://cutt.ly/oeSNRqoF. Memperoleh gelar Diploma of Business Management dari Perth - WA pada tahun 1995.

Sebelumnya memilki pengalaman di bidang pasar modal pada PT Batavia Prosperindo Sekuritas dengan jabatan akhir Direktur Utama (2009 - 2013), pada PT Batavia Prosperindo Aset Manajemen sebagai Head of Sales Director (2006-2009). Menjabat sebagai Branch Manager PT Bank Mega Tbk (1999 - 2006), Branch Manager PT Bank BIRA Tbk (1995 - 1999).

2. Direktur: Harjanto

Warga negara Indonesia, berumur 54 tahun. Menjabat sebagai Direktur Perseroan sejak tahun 2015 berdasarkan akta keputusan rapat Nomor 1 tanggal 17 April 2015 oleh Notaris Lady Ita Larosa Boru Simanihuruk S.H., https://cutt.ly/ReSNRqgs. Memperoleh gelar Magister Manajemen dari STIE IPWI Jakarta pada tahun 1997.

Sebelumnya memilki pengalaman kerja pada PT Batavia Prosperindo Sekuritas (2009 - 2013) sebagai Branch Coordinator, PT Focus Media Indonesia sebagai Director Business Development (2006 - 2008), PT Tamara Bank Tbk sebagai Fixed Income Dept. Head (1996 - 2000), PT Putra Saridaya Sekuritas sebagai Fixed Income Dept. Head (1995 - 1996), PT Bank BIRA Tbk sebagai Asisten manajer Capital Market (1993 - 1995) dan PT BDNI Tbk sebagai Account Officer.


3. Direktur: Ir. Iis Syarifuddin

Warga negara Indonesia, berumur 63 tahun. Menjabat sebagai Direktur Perseroan sejak tahun 2011 berdasarkan akta keputusan rapat Nomor 187 tanggal 26 Agustus 2011 oleh Notaris Humberg Lie S.H., https://cutt.ly/meSNRqkA. Memperoleh gelar Magister Manajemen dari Universitas Persada Indonesia pada tahun 2003.

Sebelumnya memiliki pengalaman kerja pada PT Asuransi Wuwungan (2008 - 2011) dengan jabatan terakhir sebagai President Director, PT Tugu Pratama Indonesia sebagai Technical Director (2007), PT Asuransi Wuwungan (1991 - 2007) dengan jabatan terakhir sebagai President Director dan PT Asuransi Bintang (1984 - 1991).

4. Direktur: Rinto Cokrolukito
Rinto Cokrolukito saat ini menjabat sebagai Direktur di PT Malacca Trust Wuwungan Insurance Tbk sejak Juli 2024. Sebelum itu, ia bekerja sebagai karyawan sejak Desember 2023. Ia memiliki pengalaman lebih dari 15 tahun dalam manajemen klaim dan loss adjusting. Sebagai Senior Claims Manager di PT Asuransi Multi Artha Guna (2017-2023), ia menangani klaim non-motor yang kompleks. Ia juga memiliki peran sebagai Claim Manager di PT Asuransi Mitra Pelindung Mustika (2014-2017). Ia meraih gelar Sarjana Teknik Sipil dari Universitas Katolik Parahyangan.

Untuk diskusi lebih lanjut bisa lewat External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan mendaftarkan diri ke External Community menggunakan kode: A38138
(caranya cek gambar terakhir)
Link Panduan https://stockbit.com/post/13223345

Dan jangan lupa kunjungi  Pintarsaham di sini  
https://bit.ly/3QtahWa

Sedangkan untuk rekomendasi belajar saham bisa cek di sini https://bit.ly/3YGX6Dc

Disclaimer: http://bit.ly/3RznNpU
https://bit.ly/44osZSV
https://bit.ly/47hnUgG
https://bit.ly/47eBu4b
https://bit.ly/3LsxlQJ

Read more...

1/2

testes
2013-2024 Stockbit ·About·ContactHelp·House Rules·Terms·Privacy