imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

tulisan sektor Telekomunikasi

Industri Pusat Data di Indonesia: Potensi Investasi dan Risiko

Industri pusat data (data center) di Indonesia sedang berkembang pesat sebagai bagian dari tren global digitalisasi. Permintaan untuk layanan berbasis cloud, penyimpanan data, dan kecerdasan buatan (AI) telah mendorong operator pusat data dan perusahaan teknologi global untuk memperluas kapasitas mereka. Namun, dokumen terbaru menunjukkan bahwa meskipun peluang besar tersedia, industri ini juga menghadapi tantangan signifikan yang perlu dipahami oleh para investor.

* Poin Penting
Pertumbuhan pusat data di Indonesia dipicu oleh meningkatnya adopsi digital dan permintaan dari perusahaan teknologi global. Indonesia telah mengalami lonjakan dalam pembangunan kapasitas pusat data, tetapi tingkat kekosongan (vacancy rate) yang tinggi, yaitu sekitar 39%, menjadi tantangan utama. Kapasitas baru yang sedang direncanakan diperkirakan mencapai 580MW pada paruh pertama 2024, hampir dua kali lipat dari kapasitas saat ini sebesar 275MW. Peningkatan kapasitas ini berisiko menciptakan kelebihan pasokan jika permintaan tidak tumbuh secepat itu.

Sektor-sektor yang terkait dengan pembangunan pusat data, seperti properti, kabel listrik, dan utilitas energi, juga diproyeksikan akan mendapatkan keuntungan besar dari tren ini. Selain itu, perusahaan telekomunikasi besar seperti Telkom Indonesia dan DCI indonesia berada di posisi yang baik untuk meraih sebagian besar pasar pusat data ini.

* Hal yang Menguntungkan Investor
Para investor yang tertarik dengan industri pusat data Indonesia dapat menemukan peluang besar di sektor-sektor yang mendukung ekosistem pusat data, bukan hanya pada pusat data itu sendiri. Properti industri, kabel listrik, infrastruktur konektivitas, dan perusahaan utilitas energi kemungkinan akan melihat lonjakan permintaan seiring berkembangnya pusat data. Misalnya, penjualan lahan industri untuk pusat data telah meningkat menjadi 30% dari total penjualan tanah industri di Indonesia, sehingga sektor properti industri menjadi pilihan menarik bagi investor.

Selain itu, perusahaan seperti Telkom diproyeksikan akan memperoleh pertumbuhan EBITDA hingga 14% dalam tujuh tahun ke depan dari kontribusi bisnis pusat data. DCI Indonesia juga diprediksi akan mencatatkan pertumbuhan yang solid berkat posisi dominannya di pasar.

* Hal yang Perlu Diwaspadai Investor
Investor perlu memperhatikan risiko kelebihan kapasitas (overbuild) di pasar pusat data Indonesia. Dengan tingkat kekosongan yang tinggi, ada kemungkinan persaingan ketat antar-operator pusat data yang bisa menurunkan margin keuntungan. Selain itu, banyaknya kapasitas yang ditujukan untuk perusahaan teknologi global dan hyperscaler yang mencari harga rendah juga dapat memengaruhi profitabilitas bisnis pusat data lokal.

Investasi langsung pada operator pusat data, terutama yang memiliki valuasi tinggi seperti DCI Indonesia, mungkin kurang menarik bagi sebagian investor karena rendahnya likuiditas saham di pasar modal.

* Perusahaan yang Bisa Dipantau
Bagi investor yang tertarik, beberapa perusahaan yang bisa dipantau:
1. Telkom Indonesia ( $TLKM ): Perusahaan telekomunikasi terbesar di Indonesia yang diproyeksikan akan diuntungkan dari kemitraan dengan operator pusat data global dan kapasitas besar yang mereka miliki.
2. DCI Indonesia ( $DCII ): Pemimpin pasar dalam industri pusat data, meskipun valuasi sahamnya cukup tinggi.
3. Cikarang Listrindo ( $POWR ): Penyedia utilitas yang menyediakan kapasitas energi untuk pusat data, dengan potensi pertumbuhan dari perluasan kapasitas energinya.
4. Metrodata Electronics ( $MTDL ) dan Anabatic Technologies ( $ATIC ): Perusahaan layanan terkelola (managed services) yang diharapkan mendapatkan keuntungan dari peningkatan permintaan cloud dan infrastruktur digital.

Read more...
2013-2024 Stockbit ·About·ContactHelp·House Rules·Terms·Privacy