imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

Strategi Pick and Shovel dalam Investasi Saham

Strategi Pick and Shovel dilakukan dengan membeli saham yang menyediakan barang dan jasa yang diperlukan oleh suatu industri yang sedang ‘hot’. Strategi ini sempat disampaikan oleh Peter Lynch dalam bukunya yang berjudul “One Up On Wall Street”.

“During the Gold Rush, most would-be miners lost money, but people who sold them picks, shovels, tents and blue-jeans (Levi Strauss) made a nice profit.”
- Peter Lynch –

Industri yang sedang ‘hot’ biasanya akan dibanjiri oleh para pemain yang berebut pangsa pasar. Hal ini mengakibatkan persaingan menjadi sangat ketat sehingga akan menekan tingkat profitabilitas. Selain itu, seringkali tidak mudah untuk mencari ‘the real winner’. Ketika industri sedang berkembang pesat, secara sekilas para pemain yang ada terlihat tidak jauh berbeda karena tertutup oleh tingginya pertumbuhan pendapatan. Biasanya kelemahan masing-masing perusahaan akan lebih terlihat menjelang akhir siklus.

Yang tidak kalah pentingnya, tidak jarang juga harga sahamnya naik dengan kecepatan yang melebihi prospek bisnisnya. Hal ini memang sangat bisa diperdebatkan karena sangat bergantung pada asumsi kita terhadap masa depan perusahaan. Bisa jadi agar bisa menjustifikasi valuasi saat ini, kita harus memproyeksi jauh ke depan dengan mengasumsikan tingkat pertumbuhan yang sangat tinggi. Artinya, potensi terjadi kesalahan juga akan semakin besar.

Di satu sisi, berinvestasi pada saham-saham di industri yang sedang ‘hot’ tersebut memang berpotensi memberikan tingkat keuntungan yang tinggi. Namun di sisi lain, risiko yang tinggi juga menghadang.
Saya menyukai (banget) perusahaan yang bisa tumbuh tinggi namun tidak mau membayar harga yang terlalu mahal untuk itu. Oleh karena itulah, strategi pick and shovel memberikan saya kesempatan untuk tetap berinvestasi pada saham-saham high growth namun tetap memiliki stabilitas yang tinggi.
Tentu saja ada tradeoff untuk itu. Yang jelas, umumnya tingkat pertumbuhan bisnis dan harga sahamnya tidak akan setinggi saham-saham ‘mainstream’-nya. Bagi saya itu tidak menjadi masalah.

Apa saja contoh saham-saham pick and shovel di Indonesia?
(Note: Contoh yang saya berikan kebanyakan terjadi di masa lalu dan bukan rekomendasi. Kondisi bisa saja telah berubah).

Maraknya penjualan mobil dan motor (2003-2007)

Pada kurun waktu tersebut, penjualan mobil dan motor meningkat sekitar 2 kali lipat.

Salah satu emiten yang diuntungkan adalah $AUTO yang menyediakan suku cadang otomotif. Laba bersihnya meningkat sebesar rata-rata 21,8% per tahun.

Emiten financing seperti $ADMF bahkan menikmati kenaikan laba bersih rata-rata yang sangat tinggi, yaitu 37,8%/tahun selama kurun waktu tersebut.

Lonjakan sektor properti (2010-2013)

Permintaan rumah meningkat tajam dan diikuti oleh harganya juga. Fenomena ini memberikan berkah bagi saham pick and shovel.

$ARNA sebagai produsen keramik membukukan kenaikan laba bersih rata-rata 43,8% per tahun selama kurun waktu tersebut.

Sementara itu, produsen semen $INTP mencetak kenaikan laba bersih rata-rata sebesar 22,2% per tahun.

Merebaknya media sosial dan marketplace (2017-sekarang)

Saat ini mungkin jarang sekali ada orang yang tidak memiliki akun media sosial.

Hal tersebut juga membawa berkah bagi DCII sebagai penyedia data center. Tercatat laba bersihnya tumbuh sebesar 48,7% per tahun selama kurun waktu tersebut (tapi harganya, hmmm).

Demikian pula halnya dengan $MTDL sebagai distributor perangkat IT yang membukukan pertumbuhan laba bersih sebesar 17,5% per tahun.

Walaupun bisa menguntungkan, terdapat beberapa hal yang perlu kita perhatikan sebelum menerapkan strategi ini.

Ketika industrinya mulai meredup, biasanya saham-saham pick and shovel juga terkena imbasnya.

Gula akan mengundang semut. Kompetitor akan banyak berdatangan dan berpotensi mengurangi tingkat profitabilitas.

Tentu saja tidak semua saham pick and shovel bisnisnya mendapatkan dampak positif. Oleh karenanya kita harus benar-benar teliti dalam melakukan analisis.

Disclaimer: Tulisan adalah media edukasi dan bukan ajakan untuk membeli atau menjual saham. Segala kerugian sebagai akibat dari penggunaan informasi pada tulisan ini bukan menjadi tanggung jawab penulis.

Read more...
2013-2024 Stockbit ·About·ContactHelp·House Rules·Terms·Privacy