Kali ini, saya akan mengupdate sejumlah informasi terkait dengan rencana akuisisi NET TV atau NETV oleh MD Entertainment (FILM) yang sudah pernah saya bahas.
Sejumlah poin pentingnya adalah terkait mundurnya grup Indika-Teladan dari wacana menjadi salah satu investor FILM, munculnya investor pengganti yang “di luar dugaan” dan resignnya seluruh manajemen NETV. Ketiga poin ini memang minor, karena proses reverse stock split dan private placement tetap sama dan akan tetap dilaksanakan. Namun, ini layak dibahas karena mungkin akan membuat arah NET TV berubah signifikan.
Pada bagian akhir, saya akan menutup dengan semacam prediksi prediksi dan analisis saya terhadap “koalisi” MD x NETV ini kedepannya.
Baca tulisan sebelumnya terkait aksi korporasi puyeng ini di
======
Yang pertama, dalam perubahan keterbukaan informasi terkait dengan private placement yang akan dilaksanakan oleh FILM - terkait akuisisi NETV - yang baru diterbitkan, mereka mengumumkan perubahan salah satu calon investor mereka, yang sebelumnya adalah grup Indika-Teladan. Sayangnya, dalam keterbukaan informasi ini, tidak diketahui apa alasannya. Hanya disebut bahwa terdapat perjanjian baru dengan salah satu investor yang menurut saya, tidak terduga, pada 3 Oktober 2024 lalu.
Saya melihat, mundurnya grup Indika-Teladan dalam investasi di FILM mungkin didasarkan perubahan strategi bisnis grup mereka secara umum. Perubahan strategi yang signifikan ini, jika mau dicocoklogi, berkaitan dengan konsentrasi penuh dengan Indika Energy (INDY) - dimana keduanya menjadi pemegang saham bersama - yang memerlukan konsentrasi lebih dan lebih prospektif. Selain itu, lanskap bisnis media memang jadi lebih menantang dengan kondisi ekonomi hari ini. Sementara, NET TV sendiri masih tetap ngos ngosan untuk bisa sekadar survive dalam persaingan, sehingga mereka lebih realistis dan tidak ada jaminan juga bahwa setelah ini kondisi NETV menjadi lebih baik, dibandingkan “romantisasi” untuk bertahan dalam sektor ini.
Secara logis, hal ini masuk akal. Dana yang diterima NETV yang bisa digunakan buat modal kerja dari aksi korporasi puyeng ini, hanya sekitar Rp 200an Milyar, sisanya kebanyakan cuma buat bayar hutang dan konversi hutang jaman dulu. Dana IPO mereka pada 2 tahun lalu, yang jumlahnya sekitar Rp 140 milyar, langsung ludes di 1 kuartal ngga bersisa, sehingga setelah itu NETV menghadapi tantangan untuk bertahan, karena sekadar arus kas operasi positif saja susah, apalagi bisa untung? Sementara saat itu akses pinjaman baru jadi lebih sulit, karena sudah “tersandera” oleh hutang bank yang dimana semua aset NETV, tanpa terkecuali, jadi jaminan hutang ini. Lalu, mau jaminkan apa lagi? Mosok grupnya INDY? Resikonya ngga sebanding dengan kehilangan aset paling berharga kedua grup ini.
Agaknya mereka trauma soal ini?
Asumsi soal perubahan strategi grup Indika-Teladan ini juga ada hubungannya dengan poin kedua, yaitu resignnya semua manajemen NETV tanpa bersisa satu namapun orang eksisting. Meski belum diketahui apakah resignnya mereka semua ini juga berarti mereka benar benar resign dari semua anak usaha NETV juga, namun melihat bahwa calon jajaran komisaris dan direksi baru NETV semuanya adalah orang orangnya Manoj Punjabi, asumsi tersebut jadi benar adanya. Sebelumnya, Indika pernah punya bisnis stasiun radio di Jakarta bernama sama, namun sudah sejak pandemi tidak lagi bersiaran, dan masalah mirip - persaingan media. Sehingga saat itu tinggal NETV yang tersisa, dan jika NETV dijual, artinya mereka benar benar keluar dari bisnis media.
“Artinya, kepemilikan saham mereka yang tersisa di NETV gimana?”
Mereka bisa saja ikut dalam tender offer sahamnya NETV setelah resmi dibeli FILM. Tapi bisa saja mereka menjualnya di lain waktu, dimana harga sahamnya NETV dianggap bisa lebih oke dibandingkan harganya sekarang. Lebih ke strategi aja sih.
“Eh tapi bentar. Kalau Indika-Teladan mundur, jika alasannya kondisi sektor media dan ekonomi sekarang ini, kok bisa sih FILM pede akuisisi NETV?”
Seperti yang pernah saya analisis sebelumnya, menurut saya ada 2 faktor kenapa mereka lebih pede. Faktor kedekatan NETV dengan WeTV, sebagai salah satu pembeli konten utama FILM dan faktor bahwa FILM melihat aset digital grup NETV yang kuat, membuat mereka pede untuk membeli NETV, dengan modal yang sebenernya ngga besar besar amat. Cuma setor duit tunai 600an Milyar - yang sebagian dimodalin investor - dan sisanya pengalihan hutang, tapi bisa pegang 60% lebih saham NETV. Mungkin mereka baru akan mundur atau mikir mikir, kalo yang dibeli mereka adalah stasiun TV lain.
Masih berhubungan dengan poin kedua. Manajemen NETV yang resign semuanya, dan digantikan oleh manajemen dari Manoj Punjabi, berarti ada indikasi perubahan arah bisnis NETV yang signifikan. Selain strategi program NETV, saya menduga perubahan nama atau rebranding mungkin akan diambil Manoj untuk benar benar total mengubah citra NETV yang masih melekat citra Wishnutama, bahkan meski Wishnutama sudah tidak jadi Direktur Utamanya NET sejak 5 tahun lalu. Ngga percaya? Coba cek beberapa postingan media yang memberitakan hal ini, komentar netijen ngga mengingat program NETV tahun 2020 ke atas, tapi yang diingat bolak balik adalah programnya Wishnutama dulu.
Tugasnya Manoj Punjabi dan tim sekarang tentu adalah membuat NETV ini sebagai playground baru mereka, dan logisnya memang dimulai dari perubahan nama. Apakah pakai nama MD juga? Atau mungkin nama lain? Pokoknya, nama Wishnutama harus bener bener hilang dari NETV yang baru.
Nah, poin terakhir dan menurut saya tidak terduga, adalah investor pengganti grup Indika-Teladan di FILM. Investornya adalah grup Samuel, melalui Samuel International. Bagi pelaku pasar modal, grup yang didirikan oleh Eunice Miming Satyono ini adalah grup yang bergerak di pasar modal. Samuel beroperasi melalui Samuel Sekuritas dan Samuel Aset Manajemen. Namun, grup ini ternyata memiliki sejumlah investasi di berbagai sektor. Misalnya memiliki Capitalinc Investment (MTFN) yang bergerak di bidang minyak dan gas dan memiliki Nusantara Sawit Sejahtera (NSSS) yang bergerak di bidang perkebunan kelapa sawit. Dengan deskripsi tersebut, itulah alasan saya mengapa kehadiran mereka ini tidak terduga.
Namun, melihat bahwa manajemen FILM, terutama Manoj, cukup dekat dengan Samuel Sekuritas dan manajemennya, bahkan sering ada event bersama perusahaan sekuritas berkode broker IF ini, saya akhirnya paham kenapa MD menerima investasi dari Samuel ini.
Namun yang masih jadi misteri, adalah siapa yang akan menyerap porsi sisanya dari private placement FILM? Sampai tulisan ini dibuat, belum jelas siapa yang menyerap dan Samuel hanya menyerap 1,76% dari porsi private placement tersebut.
Markitau, mari kita pantau terus ~
Bacaan menarik soal saham, investasi dan bisnis lainnya, cek Instagram, TikTok dan Threads @plbk.investasi. Cek juga tulisan lainnya di s. id / plbkrinaliando.
$NETV $IHSG $RAAM $FILM $SCMA
1/2