$MERK Piutang Bermasalah?
Selain laba anjlok, MERK juga mengalami penurunan pendapatan sebesar 5,41%, dari Rp 498,21 miliar pada 2023 menjadi Rp 471,21 miliar pada 2024 ❌. Penurunan ini terutama disebabkan oleh berkurangnya penjualan pada segmen consumer healthcare, yang turun sedikit dari Rp 117,25 miliar menjadi Rp 116,58 miliar. Meskipun penurunan ini terlihat kecil, dampaknya signifikan karena segmen biopharma, yang dominan, tidak mampu menutupi penurunan tersebut. https://bit.ly/45FDAJu
Selain penurunan pendapatan, perusahaan juga menghadapi kenaikan beban bunga sebesar 1,45 miliar pada 2024 ❌. Meskipun jumlahnya tidak terlalu besar, kenaikan ini menandakan adanya peningkatan utang jangka pendek, terutama kepada pemasok utama seperti Ares Trading SA dan Merck Sante S.A.S. Utang usaha perusahaan melonjak dari Rp 125,03 miliar pada akhir 2023 menjadi Rp 230,26 miliar pada pertengahan 2024, yang meningkatkan biaya bunga yang harus dibayarkan perusahaan.
Salah satu tantangan terbesar yang dihadapi PT Merck adalah kenaikan piutang usaha yang signifikan, yang melonjak dari Rp 101,29 miliar menjadi Rp 183,58 miliar ❌. Kenaikan ini menunjukkan adanya penjualan kredit yang besar kepada pelanggan utama seperti PT Anugerah Pharmindo Lestari dan PT Procter & Gamble Home Products. Meskipun penjualan kredit dapat meningkatkan pendapatan, keterlambatan pembayaran dari pelanggan besar ini menambah risiko arus kas yang lebih ketat. https://bit.ly/3YGX6Dc
Lebih lanjut, perusahaan menghadapi peningkatan penyisihan kerugian piutang, yang hampir dua kali lipat dari Rp 370,62 juta pada 2023 menjadi Rp 704,85 juta pada 2024 ❌. Penyisihan ini dilakukan untuk mengantisipasi kemungkinan gagal bayar dari beberapa pelanggan besar yang telah memiliki piutang jatuh tempo lebih dari 90 hari. Ini menunjukkan bahwa perusahaan harus lebih berhati-hati dalam mengelola risiko kredit kepada pelanggan besar.
Selain masalah piutang, PT Merck juga menghadapi masalah dengan persediaan yang meningkat dari Rp 377,20 miliar pada akhir 2023 menjadi Rp 427,16 miliar pada pertengahan 2024 ❌. Meskipun jumlah persediaan bertambah, perusahaan juga harus meningkatkan penyisihan kerugian penurunan nilai persediaan dari Rp 6,62 miliar menjadi Rp 11,38 miliar. Ini menandakan bahwa persediaan yang dimiliki mungkin sulit untuk dijual dengan harga pasar yang wajar, yang dapat memengaruhi margin di masa depan. https://bit.ly/3YGX6Dc
Efek dari semua hal ini adalah peningkatan tekanan pada likuiditas dan arus kas perusahaan ❌. Dengan piutang yang bertambah, persediaan yang berisiko, serta utang yang meningkat, arus kas operasional perusahaan berpotensi terganggu lebih lanjut. Kombinasi dari semua faktor ini memperlihatkan bahwa perusahaan harus fokus pada pengelolaan aset lancarnya untuk memastikan arus kas yang sehat ke depannya.
Untuk diskusi lebih lanjut bisa lewat External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan mendaftarkan diri ke External Community menggunakan kode: A38138
(caranya cek gambar terakhir)
Link Panduan https://stockbit.com/post/13223345
Dan jangan lupa kunjungi Pintarsaham di sini
https://bit.ly/3QtahWa
Sedangkan untuk rekomendasi belajar saham bisa cek di sini https://bit.ly/3YGX6Dc
Disclaimer: http://bit.ly/3RznNpU
https://bit.ly/44osZSV
https://bit.ly/47hnUgG
https://bit.ly/47eBu4b
https://bit.ly/3LsxlQJ