5 pelajaran dari beberapa case investasi saya
Perjalanan berinvestasi saham tidak akan selamanya mulus seperti jalan tol. Akan ada banyak cerita di dalamnya.
Jadi ya, kita nikmati saja 馃榾
Kali ini saya hendak sedikit bercerita beberapa case investasi saya dan apa pelajaran yang bisa saya dapatkan.
1. Kenyataan di lapangan bisa mendahului angka di laporan keuangan
AUTO Case (2022)
Ceritanya dimulai ketika pandemi mulai mereda.
Ketika sedang menservis mobil, saya melihat antrian yang sangat panjang. Saya juga memperhatikan bahwa bengkel-bengkel yang lebih kecil pun ramai dikunjungi pelanggan.
Kinerja AUTO tahun 2021 mulai pulih setelah anjlok pada tahun 2020. Walaupun begitu, harganya yang belum direspon dengan baik oleh pasar membuat saya mulai melirik saham ini.
and the story goes...
Pelajaran: Kombinasi pengamatan di lapangan dengan angka di laporan keuangan akan meningkatkan keyakinan kita.
2. Cerita pertumbuhan yang diselingi oleh 'cegukan' kencang
ARNA Case (2010)
Saham ini menjadi cerita yang cukup panjang bagi saya.
ARNA tumbuh dengan kencang selama 5 tahun (2005-2009) dengan profitabilitas yang sangat baik (ROE yang tinggi).
Saat itu dividen yang rendah tidak masuk dalam hitungan saya karena memang kebutuhan untuk ekspansi cukup besar.
Dan cerita saya di saham ini pun dimulai.
Hasilnya sangat baik sampai kemudian ARNA mengalami cegukan yang dahsyat pada tahun 2015 ketika laba bersihnya turun 73%.
Setelahnya, kinerjanya kembali membaik walaupun membutuhkan waktu yang cukup lama.
Pelajaran: Sebagus apapun suatu saham, kejutan besar sangat mungkin terjadi. Selalu persiapkan diri untuk menghadapi skenario terburuk.
3. Agak meleng terkadang menguntungkan
MTDL Case (2013)
Saham ini tumbuh dengan baik namun memang harganya cukup sering terasa seperti roller coaster. Jujur saja saya on-off di saham ini. Biasanya karena menemukan peluang yang lebih baik.
Pada tahun 2018, karena kesibukan pekerjaan, saya tidak menyadari bahwa harganya sempat turun dalam.
Saya baru menyadarinya ketika melihat harganya pulih dan bahkan meningkat tajam pada tahun 2019.
Pelajaran: Terkadang ketidaktahuan bisa menjadi berkah.
4. Mengendarai saham batu bara separuh jalan
ITMG Case (2022)
Saya baru masuk ketika ITMG sedang di tengah-tengah perjalanan pendakiannya.
Saya mungkin bodoh karena tidak cukup yakin untuk masuk saat harga ITMG berada di dasar lembah hahaha.
Namun saya tetap bersyukur karena hasilnya sama sekali tidak mengecewakan.
Pelajaran: Tidak harus benar-benar membeli di haga terendah untuk mendapatkan keuntungan yang memuaskan.
5. Datangnya ancaman belum tentu langsung berarti buruk
SMSM Case (2014)
Walaupun kinerja bisnisnya baik, saham ini mungkin bukan tipe super growth. Seperti kata orang, saham ini bisa dibilang 'alon-alon waton kelakon'. Pelan-pelan saja, nanti juga sampai.
Dan ya, bagi saya daya tarik lainnya adalah dividennya.
Tahun 2018 mulai muncul isu kedatangan EV yang akan bisa menggoyang bisnis SMSM.
Isu tersebut terasa cukup mengkuatirkan saat itu. Harganya pun menjadi tertekan. Padahal seperti yang kita tahu, kedatangan EV baru terjadi bertahun-tahun kemudian.
Singkat cerita, kinerjanya tetap baik setelahnya walaupun sempat sedikit goyang saat pandemi.
Pelajaran: Ancaman memang perlu diwaspadai. Namun kita harus tetap berpikir dengan jernih. Kalkulasikan dengan cermat bagaimana potensi dampaknya dan pantau bagaimana reaksi perusahaan dalam menghadapinya.
Catatan: Saham-saham yang saya sebut bisa saja saat ini masih saya pegang atau sudah saya jual. Ini hanya sekedar cerita dan bukan rekomendasi 馃榾
Disclaimer: Post ini adalah media edukasi dan bukan rekomendasi untuk menjual atau membeli saham. Segala kerugian sebagai penggunaan informasi pada post ini bukan merupakan tanggung jawab penulis.
$SMSM $ITMG $ARNA $AUTO $MTDL