ORDER BLOCK
Memahami pergerakan harga saham yang dikendalikan oleh market maker, perlu rasanya memahami mekanisme order block. Kenapa? Pada rentang harga atas dan harga bawah dalam fase konsolidasi, market maker bakal memainkan harga supaya mendapat rata-rata harga yang dikehendaki.
#URGENSI
Memastikan sinyal indikator teknikal (RSI, MACD, MFI) hanya fake atau memang benar sedang terjadi proses akumulasi.
#STRATEGI
Korporasi memiliki dana yang sangat besar dan kemampuan untuk mempengaruhi pergerakan harga pasar. Mekanisme order block digunakan untuk beberap hal.
Pertama, membuat Harga Bergerak Sesuai Keinginan.
Langkahnya menempatkan pesanan dalam jumlah besar di level harga tertentu. Korporasi pun bisa mendorong harga untuk bergerak naik atau turun. Misalnya, jika mereka ingin harga suatu saham turun, mereka akan menempatkan banyak pesanan jual di level harga tertentu sehingga menekan harga.
Kedua, Menciptakan Support dan Resistance.
Order block yang kuat bisa bertindak sebagai support (penahan penurunan harga) atau resistance (penahan kenaikan harga). Jika harga mencapai level order block, maka akan ada tekanan untuk harga berbalik arah. Kenapa? Balik lagi korporasi harus mendapatkan rata-rata harga sesuai targetnya, plus menciptakan volatilitas dari saham yang sedang konsolidasi.
Ketiga, Membuat Perangkap.
Korporasi bisa menggunakan order block untuk membuat perangkap bagi trader ritel. Mereka bisa menempatkan pesanan besar di suatu level harga, lalu menarik pesanan tersebut ketika harga sudah bergerak sesuai keinginan mereka, sehingga membuat harga berbalik arah dan merugikan trader ritel yang terjebak dalam perangkap tersebut. Sederhananya, pada saat ritel mulai masuk cukup massif, korporasi melepas ordernya, membuat harga saham auto drop.
#Pengingat: Order Block hanya informasi tambahan.
Tidak Semua Order Block Sama Kuat, Ada order block yang sangat kuat dan ada juga yang lemah. Kekuatan order block tergantung pada volume transaksi, durasi pembentukan, dan faktor lainnya.
Sehingga order block bisa saya manfaatkan sebagai informasi tambahan, mempertegas timing the market.
#Contoh Kasus Terlampir.
Secara infikator teknikal, stochastic RSI, sudah mengalami goldencross sebanyak 2 kali, yaitu pada posisi 1 dan 2. Namun, karena tidak ada yang menjaga harga, maka harga saham ternyata terus turun sampai stochastic golden cross 3 dan ada yang menjaga harga, yang ditandai dengan tanda SFP di candle sticknya. Setelah GC ketiga dan ada proses menjaga harga, saat itulah timing the market bekerja.
Skenarionya:
> Pastikan indikator teknikal goldencross (GC).
> Saat GC, ada proses order block yang dilakukan oleh korporasi.
> Saat keduanya terjadi, saatnya mengambil keputusan untuk beli.
#Disclaimer
Tapi apakah orderblock bisa fake? Tentu saja, karena bisa jadi orderblock yang dilakukan memengaruhi ritel buat entry buy di support dan pasang posisi cutloss saat jebol support di level tertentu. Jika target rata-rata harga yang diharapkan korporasi jauh di bawah harga saat proses order block berlangsung. Maka, makan area stoploss juga menguntungkan market maker karena banyak ritel buang barang buat ditampung.
Bagaimana deteksi penentuan target rata-rata harga korporasi? Saya pun tak tahu. Sebagian trader menggunakan broksum buat proksi.
Namun, selama ini, indikator teknikal yang ditopang oleh order block, sangat efektif buat timing the market.
Random $ENRG $TINS $ANTM $NCKL $PGEO