馃専Menghindari False Breakout dalam Trading馃専
False breakout adalah salah satu tantangan utama dalam trading, yang terjadi ketika harga tampak menembus level support atau resistance, namun segera berbalik arah, menyebabkan kerugian bagi trader yang mengikuti breakout tersebut. Berikut adalah beberapa strategi untuk menghindari false breakout yang dibahas dalam literatur:
馃専 Konfirmasi Volume
Salah satu cara paling efektif untuk menghindari false breakout adalah dengan memperhatikan 'volume'. Sebuah breakout yang valid biasanya disertai dengan peningkatan volume yang signifikan. Jika harga menembus level resistance atau support dengan volume rendah, ada kemungkinan besar itu adalah false breakout.
Menurut Charles D. Kirkpatrick dan Julie Dahlquist, volume berperan penting dalam mengonfirmasi kekuatan breakout. "Volume yang besar menunjukkan ada banyak partisipasi di pasar, yang memberikan kekuatan pada pergerakan harga," tulis mereka .
馃専 Gunakan Multiple Time Frames
Menggunakan beberapa kerangka waktu dalam analisis Anda dapat membantu mengidentifikasi false breakout. Misalnya, jika Anda melihat breakout pada grafik 1 jam, pastikan untuk memeriksa apakah ada konfirmasi pada grafik dengan kerangka waktu yang lebih tinggi (seperti grafik harian). Jika breakout hanya terlihat pada kerangka waktu yang lebih kecil dan tidak didukung oleh tren di kerangka waktu yang lebih besar, itu bisa menjadi tanda false breakout.
馃専 Tunggu Retest Level
Sering kali, setelah breakout terjadi, harga akan "retest" atau menguji ulang level yang telah ditembus (baik support atau resistance). Ini bisa menjadi momen penting untuk memastikan bahwa breakout tersebut valid. Menunggu retest memberi trader kesempatan untuk melihat apakah level tersebut benar-benar telah berubah dari resistance menjadi support (atau sebaliknya).
Jika harga kembali ke level breakout dan berhasil bertahan, ini bisa dianggap sebagai konfirmasi bahwa breakout tersebut valid.
馃専 Perhatikan Divergensi dengan Indikator Teknikal
Indikator seperti Relative Strength Index (RSI) atau Moving Average Convergence Divergence (MACD) dapat membantu mengidentifikasi apakah breakout tersebut memiliki momentum. Misalnya, jika harga menembus resistance, namun RSI atau MACD menunjukkan divergensi negatif (indikator menunjukkan arah berlawanan dengan pergerakan harga), hal ini bisa menjadi tanda bahwa breakout tidak akan bertahan.
馃専 Terapkan Filter Waktu
Salah satu metode sederhana untuk menghindari false breakout adalah dengan menggunakan 'filter waktu/delay waktu'. Alih-alih langsung melakukan trading saat breakout terjadi, tunggu selama beberapa periode (misalnya, beberapa candle pada grafik 15 menit) untuk memastikan bahwa harga tetap berada di atas atau di bawah level breakout. Jika harga bertahan di level yang baru selama periode tersebut, ada kemungkinan lebih besar bahwa breakout itu valid.
馃専 Analisis Sentimen Pasar
Sentimen pasar secara keseluruhan juga berpengaruh pada validitas breakout. Mengamati data sentimen, seperti laporan sentimen spekulan atau data posisi trader besar, dapat membantu memahami apakah pelaku pasar mendukung breakout tersebut. Jika sentimen menunjukkan bahwa mayoritas pelaku pasar optimis atau pesimis terhadap arah pergerakan harga, ini bisa menjadi konfirmasi tambahan.
馃専 Gunakan Stop Loss dengan Bijak
Meskipun tidak mencegah false breakout, 'penggunaan stop loss' yang bijak dapat melindungi Anda dari kerugian besar. Menempatkan stop loss tepat di bawah level support (untuk long position) atau di atas level resistance (untuk short position) membantu mengurangi risiko jika breakout ternyata salah.
$PANI $BBRI $ACES $PTRO $ADRO