$WIKA : Apakah restrukturisasi menjadi sebuah harapan baru bagi BUMN satu ini?
Setelah saya melihat pergerakan harga WIKA sejak 6 bulan terakhir secara tidak sengaja, terlihat bahwa harga WIKA terus mencatatkan kenaikan yang cukup signifikan bahkan mencapai persentase diatas 110%. Tercatat pada tanggal 27 Juni, harga saham ini menyentuh angka 87 - 90 per lembar saham. Kini harga saham WIKA mencapai angka 340 per lembar saham dan ini masih terus mencatatkan progres karena saya membuat penulisan ini ketika pasar modal masih belum tutup.
Pada dasarnya ada beberapa faktor yang turut memengaruhi kenaikan harga saham WIKA, pertama dari sisi pergerakan IHSG secara keseluruhan yang selama 1 bulan terakhir mencatatkan pertumbuhan yang positif dan selama 5 hari terakhir, IHSG tumbuh positif 1.07%. Hal tersebut berdampak terhadap berbagai macam sektor yang ada di Indonesia, seperti sektor perbankan dan masih banyak lagi. WIKA menjadi salah satu emiten yang terkena dampak dari sentimen tersebut. Mungkin ini menjadi sentimen positif akan adanya isu penurunan suku bunga yang semakin dekat oleh Fed yang akan berdampak terhadap suku bunga BI kedepannya.
Kedua, ini mungkin menjadi berita lama dimana sejak awal 2024, WIKA sepakat untuk melakukan restrukturisasi hutang dengan nilai outstanding sebesar 20,58 triliun pada Selasa bulan Januari 2024 lalu. Nilai kesepakatan restrukturisasi tersebut setara dengan jumlah 87.1% dari utang yang direstrukturisasi. Hal ini menjadi salah satu strategi perusahaan dan pemerintah tentunya untuk menyelamatkan WIKA dari ancaman pailit yang disebabkan oleh adanya hutang yang terus menumpuk. Situasi ini menyebabkan Debt Equity Ratio perusahaan yang semula hampir mencapai angka 1000%, kini hanya sebesar 420,50%. Apakah restrukturisasi ini akan memberikan dampak? saya rasa dalam jangka pendek ini tidak akan ada dampak yang cukup signifikan.
Namun jika melihat kinerja WIKA selama 2024 ini terbilang cukup baik jika dibandingkan pada kinerja tahun 2023 lalu. Meskipun masih belum apple to apple, namun pada kuartal 2 tahun 2024 perusahaan berhasil mencatatkan untung Rp 402 miliar dengan perolehan EPS sebesar 39 per lembar saham pada Q2 tahun 2024. Peningkatan yang cukup signifikan jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang mencatatkan rugi Rp 1,88 triliun dengan EPS sebesar -152 per lembar saham. Keuntungan yang diperoleh berkat penghasilan lain lain yang tumbuh signifikan mencapai angka Rp 4,28 triliun. Sementara pendapatan perusahaan turun 18,58% (YoY). Meskipun turun, tercatat Gross Profit Margin dari segmen infrastruktur dan gedung sebesar 8,4% dan 9,9% pada Q2 2024, meningkat secara tahunan. Artinya meskipun perusahaan mencatatkan penurunan pendapatan, namun efisiensi mulai diberlakukan pada kuartal tersebut untuk meningkatkan margin keuntungan.
Apakah harganya masih akan diproyeksikan akan terus meningkat? saya rasa cukup ragu dengan melihat pergerakan harga yang mulai mengalami stagnasi dalam range 340 - 350 per lembar saham setelah berhasil mencapai titik tertinggi di angka 380 pada 15 Agustus yang lalu. Apakah fundamental WIKA mulai terlihat meyakinkan? sepertinya masih terlalu dini untuk menilai hal tersebut karena perlu untuk melihat jangka panjang perusahaan. Yang pasti, WIKA sudah mulai berupaya untuk berbenah untuk menghindari risiko pailit di waktu yang akan datang.