Artikel #1 Paham Baca Laporan Keuangan - Piutang Usaha
Contoh kasus : $SMDR
Dengan memahami Catatan atas Laporan Keuangan (”CALK”) atas Piutang Usaha, kita sebagai investor dapat menilai seberapa berkualitasnya piutang kepada Pelanggan emiten yang akan kita invest. Bagaimana kolektabilitasnya? Apakah dibayar oleh Pelanggan? atau bahkan kejanggalan lainnya.
Sebagai pengertian dasar untuk teman-teman yg belum familiar:
Piutang usaha --> Penjualan kepada Pelanggan yang belum dilunasi, biasanya jatuh tempo piutang bervariasi sesuai dengan bisnis model/industri. Namun, umumnya berkirsar antara 30 - 45 hari.
Dalam CALK Piutang Usaha, ada yang namanya tabel penjelasan terkait ”Analisis Umur Piutang Usaha” atau biasanya kami para akuntan menyebutnya dengan ”aging analysis”. Simpelnya, catatan ini menjelaskan berapa lama umur piutang usaha setelah jatuh tempo.
Saya langsung coba kasih contoh konkritnya ya. Saya gunakan Laporan Keuangan 1H2024 sebagai contoh. (Gambar Slide 1).
Dari aging analysis tersebut dapat terlihat.
Dari total akun piutang usaha sebesar $119 juta:
$76 juta, belum jatuh tempo (memang belum waktunya customer bayar)
$16 juta, customer sudah telat bayar selama sekitar 1 bulanan.
$5 juta, customer sudah telat bayar sekitar 2-3 bulanan.
$21 juta, customer sudah telat bayar lebih dari 3 bulan.
Dari analisa umur piutang diatas, bisakah kalian menilai kualitas piutang SMDR? Piutang usaha yang belum jatuh tempo sebesar 64% dari total, sedangkan yang sudah lebih dari 3 bulan tidak dibayar-bayar sekitar 18% dari total. Bagus atau tidaknya, silakan teman-teman menilai sendiri sesuai analisa masing-masing.
Pertanyaan selanjutnya, bila customer tidak kunjung bayar, gimana dong?
Secara akuntansi, manajemen Perusahaan akan terus menilai kualitas piutang pelanggannya, apakah masih bisa tertagih atau tidak. Bila sekiranya menurut penilaian manajemen piutang tersebut tidak tertagih, manajemen akan mencadangkan penurunan nilai piutang (“CKPN”), dimana hal ini akan dibebankan selama tahun berjalan, alias, akan mengurangi laba Perusahaan.
Bagaimana kita dapat melihat jumlah piutang yang sudah dicadangkan selama periode tertentu? Teman teman bisa melihat ke tabel ”Mutasi saldo penyisihan penurunan piutang” (Gambar Slide 2). Dalam kasus SMDR, saldo awal CKPN berada di angka $5,7 juta, namun, selama periode 1H2024, manajemen SMDR belum melakukan tambahan CKPN. Justru sebaliknya, terdapat pemulihan CKPN tahun berjalan, dimana CKPN yg telah dibebankan tahun-tahun sebelumnya tiba-tiba dibayar oleh Pelanggan. Atas pemulihan ini, SMDR mengakui tambahan income (Gambar Slide 3).
Apabila CKPN yang sudah dicadangkan benar-benar tidak ada harapan, Perusahaan akan melakukan hapus buku. Alias, yasudah bye-bye, sangat kecil kemungkinan Pelanggan akan melunasi hutangnya.
Maka dari itu, penting bagi kita untuk memahami permasalahan Piutang ini, agar dapat mengira-ngira apakah emiten ini red flag atau tidak. Percuma kan kalau cetak pendapatan, tapi ujung2nya dihapuskan di periode2 setelahnya? Bukannya tujuan Perusahaan beroperasi untuk generate cash flow?
Semoga bermanfaat.
-HS
Tag:
$WIKA $TSPC $ANTM $WEGE
1/3