Apa pentingnya mencari dividen yang selain besar juga tumbuh?
Dividen menjadi salah satu faktor penting bagi saya dalam memilih saham. Selain karena memberikan pendapatan rutin, dividen yang konsisten seringkali bisa menjadi indikasi bahwa suatu bisnis telah dikelola dengan baik.
Walaupun begitu, hal tersebut bukan berarti bahwa emiten yang tidak membagikan dividen memiliki kualitas yang lebih rendah daripada emiten yang membagikan dividen secara rutin. Kita tidak bisa membuat dikotomi bagus jeleknya suatu bisnis hanya berdasarkan dividennya saja. Seperti yang saya sampaikan sebelumnya, dividen bisa membantu saya untuk mendapatkan semacam petunjuk untuk mencari perusahaan yang bisnisnya berjalan dengan baik selama ini.
Selama 20 tahun terakhir (2004-2023), saya mendapati ada 35 saham yang konsisten membagikan dividen yang sangat menarik untuk menjadi bahan analisis dan referensi pemilihan saham.
Berikut adalah beberapa ‘clue’ yang bisa menjadi indikasi bahwa peranan dividen sangat penting dalam investasi saham.
Clue #1 – Saham dengan dividen yang konsisten memberikan return yang cukup baik
Dengan membuat sebuah indeks bagi ke-35 saham tersebut, kita bisa membandingkan kinerjanya dengan IHSG.
Secara keseluruhan, indeks harga ke-35 saham tersebut mengalami kenaikan sebesar 9,3x lipat selama 20 tahun terakhir. Sebagai perbandingan, dalam kurun waktu yang sama IHSG hanya naik menjadi 7,3x lipat. Jika ditranslasikan, indeks 35 saham tersebut memberikan CAGR sebesar 12,5% dalam kurun waktu tersebut sementara CAGR IHSG hanya 11,0%. Walaupun bedanya terlihat tipis, jangan lupa bahwa kita belum memasukkan dividen dalam perhitungan return. Selama kurun waktu tersebut median dividend yield untuk 35 saham tersebut adalah sebesar 2,9% sehingga kita bisa mengestimasikan bahwa CAGR total perusahaan adalah sekitar 15,4% (12,5% + 2,9%).
Hal ini menjadi sebuah indikasi yang baik karena bagi saya return 15%-20% dari investasi saham sudah cukup baik.
Clue #2 – Dividen + Capital gain = Double Engine
Selama 20 tahun terakhir, dividen memberikan kontribusi yang signifikan terhadap return saham secara keseluruhan. Mari kita lihat bagaimana perbandingan total return 35 saham tersebut laju inflasi.
Periode 2005-2008
Median dividend yield 3,0%, CAGR harga saham 9,9% total return 12,9%
Laju inflasi rata-rata 10,3%/tahun
Periode 2009-2013
Median dividend yield 2,6%, CAGR harga saham 28,2% total return 30,8%
Laju inflasi rata-rata 5,9%/tahun
Periode 2014-2018
Median dividend yield 2,5%, CAGR harga saham 10,8% total return 13,3%
Laju inflasi rata-rata 4,3%
Periode 2019-2023
Median dividend yield 3,5%, CAGR harga saham 2,0% total return 5,5%
Laju inflasi rata-rata 2,9%
Terlihat bahwa ke-35 saham yang tercatat konsisten membagikan dividen tersebut secara konsisten mengalahkan inflasi. Meskipun begitu, data tersebut memberikan kita sebuah catatan penting:
Jika hanya mengandalkan dividen, tidak mudah bagi kita untuk bisa mengalahkan inflasi. Untuk itu, kita juga harus memperhitungkan kenaikan harga saham. Kombinasi kedua jenis return tersebut (dividen + capital gain) akan menjadi double engine bagi return investasi kita.
Secara visual, hasil tersebut bisa dilihat di lampiran.
Clue #3 – Adanya dividen memberikan kita kesempatan untuk memperkuat efek compounding dengan mereinvestasikannya
Kali ini saya akan akan mengambil contoh saham $BMRI untuk membuat simulasi investasi selama 20 tahun terakhir.
Berapa nilai investasi kita sekarang jika seandainya kita berinvestasi sebesar 100 juta pada tahun 2004?
- Tanpa memperhitungkan dividen, investasi kita akan bernilai 1,3 M (CAGR 14,4%)
- Jika dividen dihitung namun tidak direinvestasikan, investasi kita akan bernilai 1,6 M (CAGR 15,6%)
- Jika dividen direinvestasikan, investasi kita akan bernilai 2,2 M (CAGR 17,8%)
Terlihat bahwa dengan mereinvestasikan dividen, return akan meningkat secara signifikan, terlebih dalam jangka panjang.
Sebagai perbandingan dalam kurun waktu yang sama, CAGR IHSG adalah 11,0% sementara laju inflasi tahunan rata-rata adalah sebesar 5,6%.
Ketiga ‘clue’ tersebut mengindikasikan bahwa jika kita bisa memilih saham yang memberikan dividen secara konsisten, potensi untuk bisa mengalahkan pasar dan inflasi cukup besar.
Terdapat hal lain yang tidak kalah pentingnya sehingga perlu menjadi perhatian kita. Pada tahun 2004, jumlah dividen yang diberikan oleh ke-35 saham tersebut adalah sebesar Rp 18,6 T. Jumlah tersebut meningkat drastis menjadi Rp 188,4 T pada tahun 2003 atau naik menjadi 10x lipat.
Artinya, agar bisa mendapatkan return di atas rata-rata (mengalahkan IHSG dan inflasi), kita harus mempertimbangkan faktor pertumbuhan dividen. Dividen yang besar namun tidak tumbuh akan tergerus oleh inflasi. Dividen sebesar 10 juta (misalnya) yang mungkin terasa besar saat ini akan terasa kecil dalam beberapa tahun ke depan dan terlebih lagi belasan atau puluhan tahun ke depan. Oleh karena itu, jangan memilih saham semata-mata hanya karena besarnya dividen. Kita harus melihat bagaimana potensi bisnisnya ke depan. Apakah perusahaan akan tetap bisa membagikan dividen secara rutin? Apakah laba perusahaan akan terus meningkat sehingga dividennya pun juga mengikuti?
Kas yang dibagikan sebagai dividen tidak muncul begitu saja. Dividen yang secara rutin dibagikan dan meningkat dari tahun ke tahun adalah hasil dari membaiknya kondisi bisnis serta laba perusahaan.
Dividen memang lebih mudah diprediksi daripada kinerja perusahaan ke depan. Namun kita jangan sampai lupa bahwa hanya bisnis yang tetap bagus ke depannya yang bisa memberikan dividen secara rutin.
Catatan:
Ke-35 saham yang konsisten membagikan dividen tersebut belum tentu bisa menjadi acuan untuk investasi ke depan. Yang perlu kita pahami adalah bahwa perusahaan secara alamiah akan mengalami fase maturity sehingga ada kemungkinan bisnisnya ke depan menurun. Yang hendak saya tunjukkan di sini adalah bahwa dividen bisa berkontribusi besar pada return portfolio. Saham yang memenuhi kriteria ke depannya bisa saja sangat berbeda dari ke-35 saham yang impresif secara historis tersebut.
Disclaimer: Tulisan ini adalah media edukasi dan bukan ajakan untuk membeli atau menjual saham. Segala kerugian sebagai akibat dari penggunaan informasi pada tulisan ini bukan menjadi tanggung jawab penulis.
$IHSG