๐ BUKA: Rekalibrasi
Stockbit's take:
โช๏ธ Bukalapak ($BUKA) kembali membukukan adjusted EBITDA negatif pada 2Q24 sebesar minus Rp41 M, meski lebih baik dibandingkan realisasi 2Q23 yang minus Rp125 M. Pada 1Q24, BUKA telah mencatatkan adjusted EBITDA positif pertama kali sebesar Rp15 M, sehingga adjusted EBITDA pada 1H24 menjadi minus Rp26 M (vs. 1H23: minus Rp334 M). Manajemen BUKA mengatribusikan realisasi adjusted EBITDA 2Q24 yang mengecewakan pada 2 faktor, yakni: 1) normalisasi beban umum dan administrasi dari level rendahnya pada 1Q24 menjadi naik ke level Rp292 M (+41% QoQ, +3% YoY); dan 2) peningkatan contribution margin secara QoQ yang tidak cukup tinggi untuk menutupi normalisasi beban umum dan administrasi.
โช๏ธ Menyusul rilis kinerja 2Q24, manajemen BUKA memutuskan untuk membatalkan guidance FY24 yang diberikan pada awal tahun, di mana target adjusted EBITDA minimum Rp200 M. Adapun guidance yang baru diestimasikan akan diumumkan pada 3Q24.
Meningkatnya Kompetisi Segmen O2O
Pada 2Q24, segmen O2O mengalami penurunan pendapatan sebesar -11% QoQ, meski TPV masih tumbuh +4% QoQ. Pelemahan pendapatan secara kuartalan diatribusikan oleh manajemen kepada pelemahan musiman (seasonal weakness) karena libur Lebaran, sehingga mengurangi kontribusi layanan yang memiliki take rate lebih tinggi. Selain itu, layanan produk virtual โ seperti pulsa dan token listrik โ mendapatkan tantangan dari beberapa kompetitor kecil di daerah, yang direspon oleh perseroan dengan menurunkan biaya layanan untuk menjaga permintaan. Tantangan ini merupakan perkembangan yang relatif baru โ setidaknya dalam beberapa kuartal terakhir โ sehingga perlu dimonitor lebih lanjut oleh investor. Sebab, kompetisi yang intens berpotensi terus menekan margin segmen ini.
________
Edi Chandren (@edichand)
Investment Analyst Lead Stockbit