Motivasi Kaum Pekerja
Dalam satu acara kumpul2 alumni kantor, saya ikutan hadir untuk menyambung silaturahmi. Yg hadir lebih dari 80 orang, mostly pensiunan, umur rata2 diatas 60, looksnya jg rata2 sudah sangat senior.
Kehadiran saya seperti anak yg sedang menemani bapaknya, karena usia dan looks memang jauh beda. Senior2 yg kenal menyapa, geleng2 kepala, dengan tatapan aneh, kok udah pensiun ya ini orang. Bahkan saat makan, ada satu senior yg mendekat, dan dengan bisik2 nanya sambil minta maaf sebelumnya, apakah saya dikeluarkan dari kantor?
Berhubung posisi sy sebelumnya Ketua Perwakilan Pekerja, orang2 berasumsi sy berseteru dengan pimpinan kantor saya, dan saya dikeluarkan. Memang untuk urusan tertentu sy harus membela kepentingan teman2 anggota, dan terlihat cukup keras. Tapi diluar urusan itu, sy sebenarnya baik2 saja dengan semua pimpinan kantor saya. Bahkan untuk urusan formil bersama salah satu menteri, saya yg dipercayakan untuk menghandle pertemuannya selama 4 tahun terakhir, seorang diri. Bahkan sampai saat ini, setelah keluar, sy masih main tenis bareng setiap minggu.
Jadi susah payah menjelaskan, bahwa sy baik2 saja, keluar dengan keinginan sendiri. Yang sulit dicerna senior2 itu, mereka tau posisi terakhir saya sudah berada di golongan karir tertinggi, dengan pendapatan bulanan 3 digit, fasilitas yg lumayan banyak, kendaraan dan kesehatan terjamin.
Mungkin mereka berhitung berapa belas atau puluh Milyar total pendapatan dan benefit yg masih bisa saya dapatkan utk sisa 10 tahun masa kerja yg tidak saya jalani.
Saya juga berusaha menjaga perasaan teman2 yg kenal, karena tidak semua yg pensiun kondisinya cukup. Ada yg pensiun di posisi bawah, ada yg uang pesangonnya habis karena bisnis yg gagal, ada yg nyangkut di robot trading, ada yg habis dimainin sales futures, dsb.
Jadi sy jawab saja, keluar untuk istirahat sementara saja, lagi capek aja, mungkin nanti klo sudah siap akan kerja lagi. Saya tidak menceritakan kalo saat ini saya sudah bisa, dan mudah2an bisa sustain menghasilkan income yg sama bahkan lebih dari saat masih bekerja, suatu proses yg terus sy pelajari dan improve setiap saat semampu saya. Yg jelas sy mendapatkan ketenangan pikiran, bisa olahraga menjaga kesehatan setiap saat, dan selalu ada di rumah bersama keluarga.
Prioritas saya saat ini Family, Fitness dan Finance. Kalo ngurusin negara atau BUMN, sy yakin banyak banget orang di negara ini yg berminat untuk mengurusi, bahkan berlomba2 menjadi pejabatnya.
Sarananya ada di bursa saham, tinggal kita sebagai pelaku bisa memanfaatkan sarana tersebut atau malah menjadi korban. Its a continuous learning process, continuous improvement, jangan pernah lelah belajar, bukan cuma ilmu keuangan, tp juga psikologi market. Kadang pengetahuan bisnisnya sudah mumpuni, tp psikologi marketnya berantakan.
Jangan pernah jumawa, karena market sangat dinamis, yg benar saat ini belum tentu benar nantinya. Be flexible siap menerima perubahan dan kesalahan serta memperbaikinya.
Intinya, klo kondisi belum cukup, terus bekerja sebaik mungkin, gapai karir setinggi mungkin supaya pendapatan juga meningkat. Jangan lupa sisihkan untuk ditabung dan investasikan. Kalau pendapatan naik, jangan gaya hidupnya yg dinaikin, tp investasinya. Nanti klo sudah mencukupi, bolehlah sesekali self reward, lewat depan showroom langsung beli klo pengen. Pengen jalan2, tinggal hubungi tour travel pilih destinasi.