Lanjutan....
Yg (3) : Mbk @LILIPUT mengatakan bhw "rupiah akan terus dilemahkan shg produk dlm negeri bisa bersaing diluar negeri".
Saya rasa STATEMENT TSB ITU TIDAK TEPAT!
Ada dua faktor utama yg mempengaruhi pelemahan rupiah thd USD :
1) Faktor Eksternal :
a)) Faktor kebijakan rencana kenaikan suku bunga THE FED yg akan diprediksi naik sebanyak 3x di th 2018 ini.
b)) Akibatnya Index USD naik, shg mengakibatkan mata uang yg melawan USD (spt Euro $EURUSD, Poundsterling $GBPUSD, Aussie $AUDUSD, Kiwi $NZDUSD serta Rupiah $USDIDR) akan melemah.
c)) Membaiknya perekonomian negara Amerika Serikat (USA) dgn ditunjukkannya kenaikan inflasi, PMI (Production Manufacturing Index/ Indeks Manufaktur), Unemployment (pengangguran) berkurang, berkurangnya tunjangan pengangguran, dll.
d)) Negara2 spt Eropa itu juga siap2 menaikkan tingkat suku bunga bank sentral masing2.
e)) DAN LAIN-LAIN.
2) Faktor Internal :
a)) Terjadinya defisit neraca pembayaran kita (disebut CURRENT ACCOUNT DEFICIT) yaitu impor lebih besar drpd ekspor.
b)) Terjadinya peningkatan rasio hutang negara thd PDB (Product Domestic Bruto) yg hampir menyentuh 30% yg dimana akibat dari proyek infrastruktur secara besar-besaran
c)) Terjadinya SHORT FALL TAX (kurang penerimaan dari pajak)
d)) banyaknya hutang swasta yg jatuh tempo shg mengakibatkan pembelian dolar u/ bayar hutang
e)) DAN LAIN-LAIN.
Diatas saya sudah menyebutkan faktor2 yg mempengaruhi Rupiah melemah thd Dolar.
Kemudian masalah produk dalam negeri. Itu harus bisa dibedakan menjadi 2 yaitu : produk MIGAS (termasuk SDA) & produk NON MIGAS (spt kerajinan/suvenir, ban dari GJTL, produk2 dlm industri Kreatif & UMKM, dll).
Jika maksudnya produk MIGAS, komoditas, & SDA bisa "bersaing", saya rasa kurang tepat, krn mengingat produk SDA mengikuti harga komoditas dunia. Sdgkn produk dlm negeri NON MIGAS itu masih jauh dari segi KUANTITAS maupun KUALITAS.
Disamping itu juga hampir sebagian besar kita IMPOR (mulai dr hulu ke hilir, hingga SEMBAKO jg impor bahkan GARAM & JENGKOL juga impor).
Sehingga jika rupiah melemah (INGAT MELEMAH BUKAN DILEMAHKAN!) itu akan berbahaya bagi negara INDONESIA! Apalagi jika menyentuh angka 14rb-an sudah LAMPU KUNING buat BI.
Ingat BI yg menjaga soal Moneter dalam hal ini termasuk kurs Rupiah thd mata uang negara lain.
BI mengintervensi rupiah melalui cadangan devisa negara yg didapat salah satunya melalui PAJAK!
Sehingga jika cadangan devisa menurun akibat dari intervensi thd kurs rupiah, mk investor asing akan berpikir ulang atau bahkan minggat!