Ngecap lagi ah...

Jadi apestor jaman pandemi itu menguntungkan, saya bisa belajar banyak hal termasuk memanfaatkan situasi $IHSG yang sepi seperti sekarang. Sederhana banget, kurangin big cap optimalin saham-saham second liner. Tujuannya sederhana, melawan arus IHSG yang sedang tidak baik-baik saja.

Ada beberapa strategi yang saya lakukan untuk tetap tenang di pasar ini, karena saya sehari-hari bekerja dan tidak cukup waktu memantau terus-terusan.

Pertama, target saya hanya satu saja, capital gain di atas $IHSG. Kok ga bagger apa multi bagger? Saya sadar diri kok, bukan big fund, bukan pula market maker, jadi ya saya sadar diri kapan harus beli, kapan juga harus jual.

Kedua, menerapkan strategi yang tepat dan konsisten. Ini yang sulit, karena semakin banyak membaca analisis orang lain, semakin sering melihat market, semakin sering mendengar pompoman orang lain, semakin ke distrak strategi kita sendiri. Semakin tidak konsisten dengan strategi yang kita terapkan. Namun, saya akan tetap seneng mendengar pompoman orang lain saat saya sudah profit cukup lebar, artinya potensi gain yang saya dapatkan bisa jauh lebih tinggi. Kadang-kadang sengaja tanya ke grup saham biar harga saham yang saya pegang juga ikut ke angkat. Maapkeun 😎🫰

Ketiga, soal kecepatan compounding. Saya sendiri menerapkan swing trading dengan target 5%-20% saja, karena biasanya saat harga saham fase sideways, compounding aset jadi lambat.

Keempat, soal cutloss, saya membatasi diri pada minus 5%, karena ini angka psikologi saya dan untuk mengembalikan aset cukup mudah dengan mendapatkan kembali dengan profit 5% juga.

Keempat strategi ini mungkin bisa kebetulan saja, sebagai ongkos belajar yang terakumulasi. Saya hanya menyadari bahwa tidak baik melawan arus uang, dan memahami momentum yang tepat kapan harus bergeser dari big cap ke small cap mengikuti ekor naga yang bergerak di setiap siklusnya.

Doa saya, semoga pembaca tulisan ini cuan semua. 👍