Selain soal pilihan investasi dan profil resiko kita, satu hal yang terpenting dari investasi - apapun bentuknya - adalah keberadaan biaya biaya disekelilingnya.
Biaya biaya ini, secara langsung dan tidak langsung, menentukan return investasi yang ada. Biaya biaya ini tak dapat dihindari, karena kita berhubungan dengan banyak pihak lain dalam proses investasi yang ada, mulai dari broker/perusahaan sekuritas, manajer investasi, bank, agen penjual hingga yang paling signifikan adalah…. perpajakan. Mereka semua ini mengenakan biaya pada kita, secara langsung dan tidak langsung.
Kita akan kupas mengenai biaya biaya tersebut.
======
Biaya biaya dalam investasi utamanya muncul karena hubungan kita dengan banyak pihak lain. Dari bank atau e-wallet saja, kita berhubungan dengan biaya admin dan biaya transfer. Dengan broker dan perusahaan sekuritas, kita berhubungan dengan fee broker, biaya yang ditetapkan oleh bursa (jika ada), biaya transfer bank hingga biaya biaya “remeh” seperti datafeed/data pasar.
Dengan manajer investasi dan agen penjual (reksa dana atau obligasi), ada biaya pembelian dan penjualan, biaya layanan dan biaya transfer bank. Secara tidak langsung, kita dikenakan biaya fee manajer investasi dan fee kustodian yang dipotong dari persen jumlah dana kelolaan. Yang tak kalah penting, semua hal tadi dikenakan pajak secara langsung (dipotong dari bunga, nilai penjualan, dividen dsb) dan tidak langsung (reksa dana misalnya, yang dikenakan dari kinerja investasi).
Semua biaya biaya itu tak dapat dihindari. Hal ini karena kita memakai jasa mereka, dan bisnis mereka sepenuhnya bergantung pada fee atau komisi atau biaya yang dibayarkan
tersebut. Belum lagi jika itu merupakan kewajiban dari regulator atau pemerintah. Namun biaya biaya itu juga kadangkala menyebalkan. Terutama jika frekuensi transaksi kita sering atau saldo/investasi kita masih kecil kecilan.
Pada transaksi yang sering dilakukan, fee tersebut kalau diakumulasi jadi gede. Bahkan sama besarnya jika kita transaksinya jarang, tapi nilainya langsung besar. Hal ini bukan hanya mempengaruhi hasil bersih, namun sebenarnya bisa dimanfaatkan untuk menambah saldo cash atau memaksimalkan investasi kita. Namun, frekuensi inilah yang dicari oleh mereka mereka ini, karena semakin rajin transaksi, semakin banyak fee yang bisa didapatkan.
Sementara jika saldo atau nilai investasi kita masih kecil kecilan, fee tersebut lebih mempengaruhi hasil bersih dari investasi kita. Bahkan, bisa membuat kita rugi, jika kita menjual dalam kondisi keuntungan seuprit. Misalnya untungnya cuma Rp 2000, tapi kena potong fee + biaya transfer, akhirnya hasil bersihnya sama dengan rugi Rp 1000. Itulah mungkin alasannya mengapa investasi jaman dulu itu selalu identik dengan orang kaya. Orang kaya dipotong berapa ribu mah ngga mikir mikir. Lah, kita kita yang mendang mending cenderung bakal overthinking soal ginian.
Karena itu, menjadi penting untuk kita memahami detail biaya yang timbul sejak awal membuka rekening atau mendaftar. Memahami ini bukan hanya sekadar membandingkan dengan layanan serupa/layanan lain, namun juga untuk memperhitungkan dampaknya pada investasi yang kita lakukan. Dari sini, kita bisa menyiapkan strategi untuk meminimalisir masalah biaya tersebut.
Strategi pertama, adalah membuat segalanya “sama”. Misalnya, rekening bank atau rekening kita yang lainnya itu juga disupport oleh broker/perusahaan sekuritas/agen penjual/reksa dana yang kita beli. Kalau kita punya rekening bank BCA, maka transaksi investasi kita juga harus support bank BCA. Jika pencairan dilakukan dari rekening bank Mandiri, maka rekening kita harus bank Mandiri. Begitupun di bank bank lainnya.
Bahkan, dengan tren ekosistem industri jasa keuangan saat ini, kita bisa memanfaatkan layanan dari ekosistem yang sama. Misalnya jika kita punya rekening bank BNI, maka kita bisa pakai BNI Sekuritas. Atau menggunakan Stockbit dan Bibit jika kita menggunakan rekening bank Jago. Selain biayanya lebih murah (bahkan 0), hal ini memudahkan dalam integrasi dan pemantauan rekening dan transaksi yang ada.
Strategi kedua, berinvestasi dalam jumlah yang besar. Besar disini kira kira bisa berarti dua. Antara besar dari sisi nominal atau besar dari sisi potensi returnnya. Jika besar dari sisi nominal, maka ada potensi return secara nominal besar. Tentu beda return 10% jika diterjemahkan jadi nominal di uang Rp 10 juta dan di uang Rp 1 milyar. Sementara, jika besar dari sisi potensi return berarti potensi return yang ditargetkan harus besar, sehingga jika dihitung dengan fee transaksi, transfer bank dsbnya, kita masih bisa tetap untung, bahkan sesuai target.
Nah, investasi dengan potensi return besar bisa didapat salah satunya melalui strategi ketiga ini. Yaitu strategi menahan investasi dalam jangka waktu yang lebih panjang. Dengan memperpanjang durasi investasi, selain memperoleh potensi return besar, kita bisa mengurangi dampak dari biaya investasi yang muncul akibat transaksi yang terlalu sering. Minimal, kita bisa memaksimalkan potensi yang ada sambil menunda pengenaan biaya. Apalagi jika kita mengikuti insentif perpajakan berupa reinvestasi dividen, yang membuat kita tidak dikenakan pajak dividen asalkan melaporkan reinvestasi dan menahan investasi minimal 3 tahun.
Strategi keempat, eh… Bukan strategi deng. Tapi semacam permintaan agar perusahaan jasa keuangan bisa bergerak secara efisien, sehingga ujungnya membuat mereka bisa menghilangkan, mensubsidi atau membuat strategi biaya biaya/fee transaksi secara progresif disesuaikan dengan jumlah transaksi, holding period (waktu menahan Investasi) atau nominal transaksi per bulan. Strategi progresif ini memungkinkan insentif yang lebih baik kepada nasabah untuk terus bertransaksi, serta mengakomodasi investor investor yang cenderung jarang bertransaksi - yang biasanya jarang “diperhatikan”, namun pengaruh mereka kuat juga. Strategi ini juga bisa jadi bahan jualan menarik untuk mengatasi persaingan yang ketat saat ini.
Begitu ~
Bacaan menarik soal saham, investasi dan bisnis lainnya, cek Instagram, TikTok dan Threads @plbk.investasi. Cek juga tulisan lainnya di s. id / plbkrinaliando.
$IHSG $BBCA $BMRI $PANS $TRIM
1/2