WOOD telah mereject 2x pada target penurunan pasca breakdown support level 250, namun perlu untuk break terlebih dahulu level ≥202 untuk memvalidasikan area 183-185 menjadi level support
Melihat arah kebijakan Bank dunia juga sudah mempersiapkan pemotongan suku bunga, yang dimulai oleh Bank Sentral Eropa (The FED diperkirakan akan mulai menyusul memotong suku bunga pada bulan September). Hal ini tentunya berdampak positif terhadap penjualan ekspor WOOD yang mayoritas berada di United States, penjualan ekspor WOOD tahun ini juga sangat diuntungkan atas melemahnya Rupiah sekitar 6-7%
Memang betul utang yang dimiliki perusahaan angkanya tergolong besar terutama untuk jangka pendek namun perlu digaris bawahi, utang yang dimiliki perusahaan cenderung stabil selama 5 tahun terakhir (utang jangka pendek rata-rata 5 tahun terakhir dijaga 2,22 Triliun Rupiah). Sedangkan jika melihat Aset hingga Ekuitas WOOD selama 5 tahun terakhir terus mengalami peningkatan yang cukup baik (peningkatan aset dari tahun 2019 sebesar 2,1 Triliun sedangkan peningkatan ekuitas sekitar 1,1 Triliun Rupiah) sehingga DER yang dulunya sempat menyentuh angka 1,04/diatas 100% kini menjadi 0,76. Setelah tanggal rilisnya laporan kuartal I 2024 atau terjadi di kuartal II 2024, pihak perusahaan melakukan pelunasan bunga serta pokok obligasi sebesar 518,2 milyar Rupiah
Saat Debt Equity Ratio menembus ≥1, Market Cap yang dimiliki perusahaan sebesar 4,3 Trilliun bahkan sempat menembus angka 5 Trilliun dan kini Market Cap perusahaan hanya 1,2 Triliun saja‼️
$IHSG $USDIDR
1/4