JADWAL OPERASIONAL PABRIK BARU DITUNDA, APAKAH INKP MASIH CUKUP LAYAK UNTUK DIKOLEKSI?
Banyak informasi yang beredar terkait tertundanya jadwal operasional pabrik baru dari INKP yang sedang dibangun di Karawang, yang semula ditargetkan akan rampung dan mulai beroperasi pada Q3 2024 menjadi Q1 2025.
FYI, INKP pada tahun 2023 lalu telah menginformasikan kepada publik terkait rencana pembangunan pabrik baru di Karawang dengan nilai investasi mencapai USD3.6miliar. Pabrik ini memiliki kapasitas produksi sebesar 3.9juta metrik ton dan pada awalnya ditargetkan akan beroperasi dengan rincian sebagai berikut :
o Tahun 2024 dengan utility rate 28%-an
o Tahun 2025 dengan utility rate 58%-an
o Tahun 2026 dengan utility rate 89%-an
Tertundanya jadwal operasional pabrik baru ini sudah dikonfirmasi oleh pihak manajemen. Lantas apakah dengan ditundanya jadwal operasional pabrik baru INKP membuat INKP menjadi tidak layak untuk dikoleksi? Let’s discuss.
Sebagai sebuah perusahaan komoditas, kinerja INKP sangat dipengaruhi oleh harga komoditas pulp. Naik turunnya harga pulp tentunya sangat dipengaruhi oleh supply dan demand dari pulp itu sendiri. Mari kita bahas dari sisi supply-nya terlebih dahulu.
Penurunan harga pulp pada tahun 2023 disebabkan oleh kondisi supply pulp global yang mengalami oversupply seperti yang bisa dibaca pada link berikut ini : https://cutt.ly/kesty6SH. Jika pada tahun 2023, supply pulp global mencapai 48 hari konsumsi, per data terbaru dari https://cutt.ly/bestursv, supply pulp global turun menjadi 42 hari konsumsi atau bisa dibaca pada link berikut ini : https://cutt.ly/cestuthm. Penurunan supply ini juga dibarengi dengan shipment to capacity ratio per Februari 2024 mencapai 91% yang artinya produksi pulp global masih di bawah demand globalnya atau sederhananya kondisi oversupply pulp global sudah mereda.
Dari segi demand, berdasarkan proyeksi RISI (Gambar 1), produk kertas dan pulp masih menunjukkan tren yang bertumbuh +4% secara keseluruhan meskipun untuk kertas budaya tergolong stagnan hingga menurun. Namun, apakah proyeksi di atas dapat diwujudkan?
Jika kita lihat penjualan ekspor dari INKP selama 5 tahun terakhir (Gambar 2), penjualan INKP mencatatkan pertumbuhan di atas proyeksi demand di masa depan dengan CAGR penjualan ekspor sebesar +5.68%. Dengan kata lain, proyeksi demand dari pulp di pasar global masih cukup realistis dan tergolong achievable bagi INKP.
On the other hand, negara tujuan ekspor terbesar INKP, yakni China sudah mulai menunjukkan tanda-tanda pemulihan. Berdasarkan data dari https://cutt.ly/Kestuywa yang bisa teman-teman akses juga, inilah beberapa insight terkait kondisi perekonomian China saat ini yang saya rangkum menjadi beberapa poin :
- GDP China bertumbuh +1.6% per Q1 2024 yang merupakan pertumbuhan GDP selama 3 kuartal berturut-turut di atas 1%. Angka ini tergolong lebih baik dan lebih stabil ketimbang tahun 2022 dan tahun 2023.
- Pada penghujung tahun 2023 kemarin, China berada dalam zona deflasi namun sejak Februari 2024, China sudah kembali ke zona inflasi dan tergolong stabil hingga data terakhir di Mei 2024 di 0.3%.
- PMI Index China berada di atas level 50 selama 7 bulan berturut-turut dan terus bertumbuh hingga data terakhir per Mei 2024 di 51.4. Dengan PMI China berada di zona ekspansif tentunya menjadi indikator bahwa kondisi perekonomian China sudah mulai berangsur pulih.
- Tingkat pengangguran China yang settled di level 5%, angka yang tergolong terkendali sejak pandemi menyerang dan juga lebih rendah dari tahun-tahun sebelumnya.
Membaiknya kondisi perekonomian China tentunya akan berdampak pada peningkatan demand komoditas, terutama pulp yang mana China merupakan konsumen pulp terbesar di dunia sehingga harapannya harga pulp dapat meningkat di masa depan.
Demand yang masih bertumbuh diiringi dengan jumlah persediaan yang normal tentunya mengakibatkan kenaikan harga. Bisa kita lihat pada Gambar 3 dimana berdasarkan index FRED, harga pulp masih terjaga di level yang cukup tinggi, setidaknya sama dengan tahun 2018 dimana saat itu INKP mencatatkan kinerja yang sangat baik. Jika harga pulp setidaknya bertahan di level saat ini, maka seharusnya kinerja dari INKP masih akan cukup baik meskipun tanpa adanya tambahan volume produksi dari pabrik barunya.
In short, saya pribadi memproyeksikan kinerja INKP untuk tahun 2024 (tanpa adanya tambahan volume produksi dari pabrik baru) tidak akan lebih baik dari tahun 2022 yang merupakan kinerja terbaik INKP sepanjang masa namun akan lebih baik dari tahun lalu mengingat harga jual pulp yang diprediksi akan lebih tinggi dan stabil ketimbang tahun lalu.
So in conclusion, penundaan jadwal operasional pabrik baru INKP tentunya menjadi downside bagi investor INKP mengingat ekspektasi besar investor terhadap peningkatan volume produksi dari pabrik baru INKP di kala harga jual pulp yang terbilang cukup tinggi. Namun, berdasarkan apa yang sudah saya bahas di atas, industri pulp secara global terbilang masih cukup menjanjikan dan dengan adanya tambahan produksi dari pabrik baru INKP tentunya membuat INKP ini cukup menarik, khususnya dalam jangka panjang.
Tentu saja apa yang saya sampaikan ini hanyalah berdasarkan analisis dan opini pribadi dan bukan merupakan ajakan jual beli suatu saham so make sure to always DO YOUR OWN RESEARCH-! Akhir kata, thanks for reading and happy investing-!
Tags :
$INKP $IHSG $IDXCYCLIC
Source :
Gambar 1 - Annual Report INKP
Gambar 2 - Laporan Keuangan INKP, Diolah
Gambar 3 - Federal Reserve Bank St. Louis
1/3