Salah satu faktor yang mempengaruhi kinerja perusahaan adalah faktor makro ekonomi.
Makro ekonomi ini adalah satu faktor yang secara seragam mempengaruhi semua sektor bisnis. Hal ini karena pengaruhnya berdampak ke semua, baik ke sisi produksi maupun ke sisi konsumsi. Tekanan sisi produksi, mempengaruhi konsumsi. Sementara tekanan konsumsi, mempengaruhi produksi. Bedanya, tiap sektor akan berbeda dampaknya. Ada yang terdampak keras, ada yang terdampak lebih ringan.
Kali ini, saya akan membedah soal makro ekonomi dan dampak tersebut, serta bagaimana cara kita melihat faktor ini.
======
Bentar, apa itu makro ekonomi?
Dalam ekonomi, dikenal 2 tipe ekonomi. Ada makro ekonomi dan mikro ekonomi. Makro ekonomi adalah topik ekonomi yang membahas dampak ekonomi secara keseluruhan, sementara mikro ekonomi hanya spesifik membahas dampak ekonomi secara individual/obyeknya. Contohnya, ekonomi di level perorangan dan bisnis.
Nah, makro ekonomi ini sendiri lebih ke soal negara. Artinya, kita akan condong bicara soal kondisi ekonomi negara. Apa yang termasuk dalam kondisi ini? Seperti PDB (Produk Domestik Bruto), inflasi, perdagangan internasional, siklus bisnis hingga pengangguran. Semua faktor faktor ini akan didukung dan mendukung perkembangan semua sektor bisnis, karena kondisi ekonomi negara akan mempengaruhi perilaku dari pelaku bisnis dan konsumennya.
Dari sisi pelaku bisnis, kondisi ekonomi negara akan menentukan arah ekspansi pasar dan pembelian aset, serta target yang dituju oleh manajemen, termasuk target penjualan. Selain itu, kondisi ekonomi juga akan menjadi pedoman dalam melakukan sejumlah adjustment pada aset perusahaan. Misalnya, terkait dengan piutang, goodwill dan aset aset lain.
Sementara, dari sisi konsumen, kondisi ekonomi negara akan menentukan pengeluaran dan mempengaruhi penerimaan mereka. Keduanya dialami sekaligus, karena konsumen berlaku sebagai pencari dan pengeluar uang. Mereka menghadapi tantangan mencari duit dari tempat kerja mereka, termasuk potensi stagnasi (kenaikan terbatas menuju tidak ada kenaikan) pendapatan hingga penyesuaian bonus. Situasi ini, di tambah kondisi ekonomi, membuat mereka harus menyesuaikan pengeluaran agar tidak ludes semuanya.
Meski berdampak pada semuanya, namun dampak pada tiap sektor berbeda beda. Hal ini dipengaruhi sejumlah faktor.
Faktor pertama adalah keterkaitan dengan suku bunga. Sektor sektor yang dekat dengan faktor ini akan definisi terpengaruh, misalnya jasa keuangan, properti dan otomotif. Semua sektor ini menghadapi tantangan suku bunga dari pinjaman dan simpanan yang mereka lakukan. Sementara suku bunga sendiri menghadapi pengaruh dari makro ekonomi, seperti inflasi. Inflasi dikendalikan dan dibantu melalui ekspansi dan konsumsi, dan ini terkadang membutuhkan pinjaman. Faktor ini umumnya hanya mempengaruhi beban pinjaman, meski memiliki dampak lain pada likuiditas dan kemampuan operasional.
Faktor kedua adalah keterkaitan dengan inflasi. Sektor yang terpengaruh antara lain sektor konsumer. Inflasi atau kenaikan harga harga ujungnya mempengaruhi kenaikan harga produk konsumen, namun juga mempengaruhi permintaan produk mereka. Inflasi umumnya mempengaruhi faktor volume dibandingkan faktor price, dimana biasanya dampak volume akan cenderung turun (bahkan berkinerja negatif), sementara dampak price akan cenderung berkebalikan.
Faktor ketiga adalah terkait dengan ekspor impor dan perdagangan internasional. Sektor yang terpengaruh antara lain manufaktur dan sumber daya alam. Kedua sektor ini terpengaruh oleh permintaan dan penawaran dari pasar internasional, sehingga apa yang terjadi di luar negeri akan mempengaruhi kinerja mereka, dari harga bahan baku sampai kinerja produksi-penjualan. Selain itu, tren yang terjadi di internasional, termasuk soal ESG juga akan mempengaruhi strategi bisnis mereka.
Faktor keempat terkait dengan pengangguran. Sektor yang terpengaruh adalah konsumer. Pengangguran menjadi satu faktor penurunan daya beli, sehingga mengurangi konsumsi dan ujungnya membuat permintaan menurun atau minimal pengurangan ukuran/penurunan brand (downtrading). Selain pengangguran, penurunan daya beli juga disebabkan oleh inflasi.
Faktor kelima terkait dengan siklus bisnis. Hampir semua sektor berpotensi terpengaruh. Siklus bisnis disini maksudnya adalah tahap euforia/ekspansi-depresi-euforia. Secara umum, tiap sektor punya siklus seperti ini, yang mempengaruhi ekspansi perusahaan dan ujungnya akan mempengaruhi pengangguran. PHK menjadi satu bukti adanya siklus bisnis ini. Tidak semua perusahaan mampu melewati siklus bisnis tersebut, sehingga ada korban dalam situasi ini. Entah perusahaan itu sendiri, entah pegawainya, entah pihak ketiga seperti supplier atau vendor.
Dengan dampak berbeda tersebut, maka arah strategi dan ekspansi akan sepenuhnya lebih bergantung pada respon dan kemampuan manajemen. Navigasi (pengarahan) mereka menjadi penting untuk minimal 2 hal : menjaga faktor efisiensi dan fokus pada menanggapi perubahan pasar. Faktor makro ekonomi tak sepenuhnya bisa dikendalikan, sehingga kekuatan perusahaan dan manajemen lah yang perlu jadi perhatian.
Analisis kita tidak perlu mendalam pada faktor makro ekonomi, apalagi ngga semua dari kita paham soal ini. Cukup fokus pada faktor internal perusahaan + pemahaman tentang sektornya.
Bacaan menarik soal saham, investasi dan bisnis lainnya, cek Instagram, TikTok dan Threads @plbk.investasi. Cek juga tulisan lainnya di s. id / plbkrinaliando.
$IHSG $BATA $KRAS $PWON $DILD
1/2