imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

Yield Kupon SBN dan Dividend Yield Saham


Pada jumat minggu kemarin, Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Keuangan telah merilis SBN Ritel Terbaru yaitu SBN Sukuk Tabungan (ST012 seperti nama Band ya 😆) dengan Tenor 2 dan 4 tahun. Imbal hasil yang ditawarkan lumayan oke yaitu kupon sebesar 6,4% untuk T2 dan 6,55% untuk T4 (p.a). Periode Pembelian ST012 berlangsung pada 26 April - 29 Mei 2024. SBN ST biasanya paling cepat habis dan biasanya malah sampai ada tambahan kuota yang seakan-akan menjadi “war flash sale” karena memang cepet banget habisnya 😅.

Nah, mengapa kok SBN ST ini seakan lebih menarik daripada SBN Ritel lain? Menurut saya ada beberapa alasan selain kelebihan SBN itu sendiri yang hampir tanpa risiko karena dijamin oleh Pemerintah dan kupon yang cair tiap bulan, di antara kelebihan ST adalah sebagai berikut:
1. SBN ST adalah Sukuk Ritel yang berlabel Syariah, jadi bagi orang yang punya prinsip investasi syariah maupun konvensional bisa membelinya, lain halnya dengan dua SBN Ritel lain yang non syariah.
2. Besaran imbal hasil/kupon menganut Floating With Floor, yaitu ketika suku bunga naik besaran kupon juga ikut naik. Tetapi ketika suku bunga turun besaran kupon akan tetap pada floornya.
3. Terdapat Early Redemption maksimal 50% dari Pembelian. Jadi ketika mau mencairkan sebelum jatuh tempo, masih dapat dilakukan walaupun tidak dapat dilakukan setiap waktu, alias terdapat periode khusus untuk early redemption.
4. Jika kita lihat besaran kupon SBN Ritel, ST memiliki kupon yang lebih besar daripada tiga jenis SBN Ritel lain pada tingkat suku bunga yang sama.

Dibalik kelebihan-kelebihan yang ditawarkan, terdapat juga kekurangan ST misalnya tidak dapat dicairkan seluruhnya sebelum jatuh tempo dan pajak yang otomatis kepotong 10% jika dibandingkan dengan dividen yang dapat direinvest menjadi bebas pajak (bagi sebagian orang, pemotongan pajak otomatis ini justru menjadi kelebihan karena tinggal terima bersih dan nggak ribet)

Nah, sekarang mari kita bandingkan Yield SBN ST012 ini dengan Dividend Yield pada Saham Perusahaan yang tercatat di BEI. Pada perbandingan kali ini, saya mencoba screening melalui fitur Screening @stockbit dengan kriteria saat screening saya coba mirip-miripkan dengan SBN, yaitu Dividend Yield > 6,55%; Dividend Streak => 4 tahun; Average Dividend Yield 3 & 5 years > 6,55%. Kriteria di atas saya buat karena ST012-T4 memiliki kupon sebesar 6,55% (p.a) dan kupon ini selalu cair setiap bulan selama 4 tahun sampai jatuh tempo.

Screening di atas hanya menghasilkan 6 saham yaitu ITMG, BSSR, MERK, MBAP, HEXA dan DMAS karena yang saya pilih hanya saham berlabel syariah saja; mengenai besaran Average Dividend Yield 5 years bisa dilihat di gambar. Screening ini saya lakukan sesuai data pada penutupan bursa minggu kemarin (26 April 2024). Perlu diketahui bahwa hasil screening ini merupakan data masa lalu dan mungkin saja akan sangat berbeda dengan apa yang akan terjadi di masa depan, bisa saja nilainya menjadi lebih tinggi atau lebih rendah karena kondisi perusahaan dan harga saham yang berubah-ubah. Perbandingan ini juga tidak memperhitungkan gain/loss ketika harga saham menjadi lebih tinggi atau rendah dengan average di porto.

Jadi mari kita ingat lagi bahwa dividend yield (DY) itu adalah nilai dividen per lembar (Dividend Per Share/DPS) dibagi dengan harga saham per lembar (Bisa juga kita pakai Average Price). Ketika DPS turun namun harga saham tetap, DY turun. Sedangkan ketika DPS turun dan harga saham juga ikut turun, DY bisa saja tetap atau malah naik jika penurunan harga melebihi penurunan rasio DY terhadap penurunan DPS. Case lain dapat kita coba pikirkan sesuai dua case di atas.

Terakhir, mau invest di SBN, Saham atau intrumen lainnya, sebaiknya benar-benar kita pahami dulu agar tidak hanya mikir cuan-cuannya saja, tetapi risikonya juga.

Sekian…


Disclaimer on and do your own research.

119…

Tag emitennya
$ITMG $BSSR $MERK $MBAP $HEXA

Read more...
2013-2025 Stockbit ·About·ContactHelp·House Rules·Terms·Privacy