Menelusuri Kasus TIMAH yang sedang H.O.T #Part3
---------------------------------------------------------------------------------------------------------
Selang beberapa hari setelah kita bahas, eh muncul lagi nih si bang RBS (Roberto BosS) yang usut punya usut ternyata doi sempat memimpin PT Refined Bangke Tin (RBT) beda inisial belakang doang ya. PT RBS eh RBT ternyata ini mitra utama PT Timah dan udah sempat di geledah pada 23 Des 2023 kemarin. Dugaannya Roberto ini minta mas Muklis & mba Haluna untuk manipulasi uang hasil korupsi dengan modus CSR (Corporate Social Responsibility).
CSR itu duit yang dialokasikan oleh perusahaan untuk bantu lingkungan sekitar. Ya ini sebagai "bentuk" kalo emitennya GCG. Tapi kalo kayak gini jadinya Good Corruption Governance dongs...
Selain itu dia juga disinyalir yang mendirikan dan mendanai perusahaan-perusahaan yang digunakan sebagai alat untuk melakukan korupsi tambang timah, pihak yang menerima manfaat atau keuntungan (beneficial owner) dari perusahaan-perusahaan yang melakukan penambangan timah. Jadi si Roberto ini seperti "the man behind".
Setelah cek per cek, ternyata Roberto ini bukan orang biasa loh, dia sempat menjabat komisaris utama PT Citra Marga Nusaphala Persada Tbk $CMNP , sebuah perusahaan operator jalan tol dan Komisaris Utama PT Jasuindo Tiga Perkasa Tbk $JTPE , yang bergerak di bisnis percetakan dan dokumen keamanan. Jasuindo pernah menang proyek pencetakan BPKB, STNK, dan SIM di Korlantas Polri.
Nama Robert Bonosusatya pernah beberapa kali tersangkut di kasus-kasus yang melibatkan petinggi Polri. Ia pernah terseret di tengah kasus hukum yang menyeret Ferdy Sambo dan anak buahnya mantan Karo Paminal Propam Polri Brigjen Hendra Kurniawan.
Serem juga nih, makin ditelusuri makin merempet kemana-mana...
Ah sudahlah, kita ikuti aja perkembangan beritanya kedepan...
Di tahun 2019, $TINS pernah mencapai produksi bijih timah tertinggi yaitu 82.460 ton. Kita asumsikan kasar aja ye, ini perusahaan tercium manipulasi dari tahun 2015 sampe 2023, kalo seandainya ngak korupsi minimal total produksi biji rata-rata bisa 80rb/ton per tahun. Jadi yang ilang di tengah jalan itu total itungan kami sekitar 414.525 ton selama 8 tahun.
Dari data paparan publik, katanye produksi logam timah sama produksi bijih timah itu cuma beda dikit, jadi kita anggap yang kebuang dikit juga. Sedangkan ASP/ton 9M 2023 itu sekitar USD 27.017/ton. Noh kite kasi grafik harga timah juga, jadi kita tembak aja ASP setandar dari 2015 sampe skrng USD 18.000/ton. ini udah diskon ye, lu pade tau kan itu PT TIMAH beli dari emiten Bangke ini di harga lebih mahal dari harga market?
Jadi tinggal kite itung aje 414rb ton x 18rb USD = bentar-bentar ini kita kaget liat angkanya.... USD 7,461,450,000 (bacanya 7,46 Milyar dollar amerike)
lu kali dah tuh dengan 15rb aje, jadi berapa noh? Rp 111.921.750.000.000 PUSING ga lu liat angkanya? 112 triliun bambang!
Tapi kan itu lu tembak produksi 80rb ton bang, iye iye kite tau itu ketinggian, ga ada juga yang bisa mantain produksi stabil segitu lama, kasi diskon deh jadi 60rb ton aje. Jadi 414.525 ton itu kurangin aje 160rb ton (8 tahun x (-20rb ton), gimana uda kayak lulusan matematika dari Harvard belom?
Jadi 254rb ton x 18rb = USD 4,58 miliar alias Rp 68 triliun. Ah ini mah kecil bambang? ga sesuai berita 271 triliun dongs? emang yang bilang mereka korupsi 271 T siapa?
Aniwey buswey kite belum bongkar habis bagian CSR...
Seru ga nih? Kalo seru like, share & follow dong! kalo ga masuk trending, MALES bongkar bongkar lagi Stockbitor budiman!
Seperti biasa jgn lupa komen "LANJUT GANTENG"
Sekian,
1/3