imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$SCMA

KINERJA KEUANGAN YANG (TIDAK) MENGECEWAKAN?

Kalo dilihat secara sekilas kinerja keuangan SCMA pada Q4 terlihat sangat mengecewakan dengan revenue yang turun sebesar 8,68% bila dibandingkan dengan tahun lalu. Sedangkan dari sisi laba bersih yang “hanya” Rp. 155 Miliar. 2 hal ini “mengkonfirmasi” bahwa industri media telah SUNSET, meskipun sebenernya bukan itu yang terjadi. Saya akan coba kasi gambaran dari sudut pandang yang lain mengenai emiten ini dimana sebenernya SCMA membukukan kinerja “yang lebih baik” dari tahun lalu dan Vidio dot com mulai on track performanya. Pandangan saya bisa saja bias, karena saat ini saya memiliki posisi di saham ini.

Revenue di tahun 2023 terlihat “buruk” karena kita pasti membandingkan dengan tahun lalu. Dimana kita ketahui, revenue tahun lalu itu besar dibukukan pada Q4 2022. Event piala dunia menjadi “booster” pada kuartal tsb dimana kita ketahui, hal tersebut merupakan “one-off event”. Kalo seandainya tidak ada event piala dunia, bisa jadi revenue hanya terlihat stagnan atau tumbuh sedikit meskipun ada sentiment lainnya seperti transisi ASO (analog switch off) yang membuat kinerja TV terlihat “sangat berat”.

Bagaimana dengan laba yang kecil banget? Ada hal yang menarik dari keadaan ini. Kalo diperhatikan secara laba bersih turun signfikan, tetapi dari sisi arus kas operasi perusahaan SCMA justru naik signfikan dibandingkan dengan tahun lalu. Tahun 2022 arus kas operasi -462 Miliar, sedangkan tahun 2023 mencetak Rp. 1,39 Triliun. Kenapa laba bersih turun tapi arus kas operasi naik signfikan? Salah satu penyebabnya adalah pembayaran lisensi dan biaya terkait dengan event piala dunia dan acara olah raga lainnya yang sudah dibukukan pada tahun sebelumnya. Kenapa harus dilihat dari arus kas operasinya? Karena untuk perusahaan yang udah stabil atau “cenderung stagnan”, kita perlu lihat dari sisi FCFnya (free cashflow). Kemampuan perusahaan mencetak uang masuk lebih besar daripada uang keluar untuk kegiatan inti perusahaan (arus kas operasi) dikurangi biaya investasi dan modal kerja lainnya (capex). Dengan angka di atas, jelas tahun 2023 improvement-nya jauh banget.

Hal yang menarik dari kinerja arus kas ini adalah pada laporan keuangan (general) vidio dot com. Dimana pada hal 115, kita bisa lihat bahwa entitas ini membukukan RUGI BERSIH sebesar Rp. 915 Miliar tapi arus kas operasi justru hanya -144 Miliar. Sebagai gambaran, arus kas oeprasi ini justru mencetak nilai surplus di Q4 2023 dimana ada kenaikan sekitar 100 Miliar bila dibandingkan dengan kuartal sebelumnya. Dengan keadaan seperti ini, bisa dikatakan performa vidio dot com mulai konsisten naik dan recover dari performa piala dunia. Sebagai tambahan catatan, vidio dot com juga mencetak kenaikan revenue pada kuartal 4 sebesar 396 Miliar atau revenue kuartalan tertinggi kedua setelah event piala dunia.

Sebagai tambahan informasi, SCMA cepat atau lambat akan segera mencatatkan biaya amortisasi yang lebih rendah ketika mereka mulai menurunkan kuantitas produksi konten yang akan berimbas pada kenaikan laba bersih di kinerja mendatang. Saat ini mereka menggunakan metode double declining balance (DDB) untuk pencatatan amortisasi konten produksi sendiri (selama 5 tahun) dan straight line untuk konten berlisensi (sesuai kontrak). Metode DDB mencatat penurunan aset yang lebih “agresif”, sehingga biaya terasa “sangat besar” di tahun 1-2. Angka pencatatan amortisasi biaya persediaan mulai menunjukkan sedikit angka penurunan di tahun 2023. Setelah angka ini normal, biaya akan turun signfikan. Jadi laba bersih bisa naik juga.

Jadi gimana? kinerja SCMA ini (tidak) mengecewakan?
🙂

Read more...
2013-2025 Stockbit ·About·ContactHelp·House Rules·Terms·Privacy