imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

PANDEMI USAI NAMUN LABA BERSIH MASIH LUNGLAI - RALS SUNSET?

Salah satu sektor yang paling terdampak di saat pandemi menyerang adalah sektor ritel mengingat kebijakan pemerintah yang membatasi mobilitas masyarakat sehingga gerai-gerai perusahaan ritel cenderung sepi pengunjung yang tentunya menimbulkan kerugian. Tiga tahun telah berlalu sejak pandemi, beberapa perusahaan ritel seperti ACES dan MAPI sudah terbilang recover, namun tidak dengan RALS. Ada apa? Let's discuss-!

Dalam tulisan ini, saya akan memaparkan dua masalah utama yang sedang dihadapi RALS. Pertama, pandemi membawa perubahan baru bagi kebiasaan belanja masyarakat, yang awalnya mereka harus datang ke gerai untuk belanja, kini mereka mempunyai alternatif lain yakni online shopping. Pasalnya, produk-produk yang dijual pada gerai online ini jauh lebih murah ketimbang produk-produk yang dijual langsung pada outlet-outlet yang dimiliki perusahaan ritel sehingga persaingan dalam sektor ritel yang sedari awal sudah berdarah-darah semakin menjadi-jadi.

Kedua, target pasar RALS menyasar masyarakat kalangan ekonomi menengah ke bawah yang mana seperti yang kita ketahui bersama, daya beli masyarakat menengah ke bawah belum pulih mengingat banyaknya permasalahan ekonomi yang bermunculan seperti pandemi, badai PHK, maraknya pinjaman online dan judi online, inflasi bahan kebutuhan pokok, dan lain sebagainya. Akibatnya, masyarakat harus mengerem pengeluarannya. Jika berbicara terkait RALS yang secara penjualan didominasi produk fashion, masyarakat dapat mencari produk subsitusi yang lebih murah mengingat banyaknya penjual fashion serta harga yang ditawarkan dari online stores biasanya lebih terjangkau.

Memang jika kita lihat lebih lanjut pada laporan keuangan RALS, dari segi topline, penjualan RALS masih belum mencapai level pre-pandemi seperti yang bisa dilihat pada Gambar 1. Secara bottomline, untuk tahun 2023 pun mengalami penurunan sebesar -15% secara YoY namun EPS perusahaan sedikit tertolong berkat aksi buyback yang gencar dilakukan RALS, dimana EPS perusahaan berada di level Rp49.30 (-12% YoY).

Meskipun masih tertekan, RALS memiliki kualitas balance sheet yang solid dengan Cash Ratio di level 137% serta tidak memiliki utang berbunga. Selain itu, Cash Conversion Cycle RALS sangat cepat, hanya 3.42 hari (well, memang Days Inventory Outstandingnya terbilang lama di kisaran 162 hari). Earnings Quality dari RALS juga terbilang baik mengingat RALS konsisten dalam mencetak Operating Cashflow yang positif, bisa dilihat pada Gambar 2. Terdapat selisih yang cukup banyak antara OCF dengan Net Profit, hal itu dikarenakan beban penyusutan yang diakui RALS kurang lebih sebesar Rp300M setiap tahunnya. Well, even though the business is not in the best condition yet it still makes good money.

Satu hal yang tidak kalah menarik dari RALS adalah - DIVIDEND. Memang EPS RALS mengalami penurunan, however Free Cashflow per Share untuk tahun 2023 terbilang cukup baik, di level Rp79.7/share (meskipun sedikit menyusut dibanding tahun 2022). Jika dengan tingkat FCFPS yang relatif sama dengan tahun 2022, potensi pembagian dividen sebesar Rp50/share masih memungkinkan, dan jika dibandingkan dengan harga saham saat ini di Rp472/share mencerminkan yield 10.5% (cukup menggiurkan sih, hehe). Namun, tentunya itu hanya asumsi pribadi saya dan masih dapat berubah, mari kita lihat seperti apa nanti pada RUPS.

Lantas bagaimana kondisi RALS untuk tahun 2024? Well, sebelumnya saya pernah menganalisis saham BTPS yang mana target pasarnya adalah masyarakat pra-sejahtera yang kurang lebih mirip dengan target pasar RALS sehingga saya memiliki proyeksi yang sama, yakni :
- Pertama, dari segi alokasi APBN untuk tahun 2024 pada Gambar 3, terlihat bahwa alokasi APBN untuk tahun 2024 terkait perlindungan sosial mengalami peningkatan sebesar 13,1%. Jumlah ini terbilang cukup tinggi dalam kurun waktu 5 tahun terakhir. Dengan meningkatnya alokasi APBN untuk perlindungan sosial, kondisi keuangan masyarakat kalangan menengah ke bawah tentunya akan terbantu, khususnya dengan program bantuan langsung tunai yang diberikan. Harapannya, dengan membaiknya kondisi finansial masyarakat kalangan menengah ke bawah maka akan berdampak baik pula terhadap daya beli mereka yang tentunya akan menguntungkan RALS.
- Kedua, berdasarkan grafik yang dirilis oleh Bank Indonesia (Gambar 4), terlihat bahwa prediksi penjualan eceran dalam 3 bulan ke depan mengalami peningkatan yang didasari oleh prediksi peningkatan permintaan masyarakat pada bulan Ramadan. Namun, untuk prediksi penjualan eceran dalam 6 bulan ke depan tercatat lebih rendah. Hal ini disebabkan oleh normalisasi permintaan serta tidak adanya efek high season. Sehingga dapat disimpulkan sektor perdagangan dalam jangka pendek mungkin akan cukup baik namun dalam jangka panjang masih cenderung stagnan.

Well, itulah pandangan saya terkait kinerja RALS tahun 2023 dan kondisinya di masa mendatang. Bagaimana tanggapan teman-teman Stockbit? Yuk saling diskusi di kolom komentar ya-!

Tentunya tulisan ini dibuat berdasarkan opini dan hasil riset pribadi dan bertujuan untuk memberikan informasi dan bukan merupakan ajakan jual beli saham ya-! Akhir kata, thanks for reading and happy investing-!

Tags : $IHSG $RALS
Mentioned : $ACES $MAPI $BTPS

Sumber :
Gambar 1 - Laporan Keuangan RALS, Diolah
Gambar 2 - Laporan Keuangan RALS, Diolah
Gambar 3 - Kemenkeu
Gambar 4 - Bank Indonesia

Read more...

1/4

testestestes
2013-2025 Stockbit ·About·ContactHelp·House Rules·Terms·Privacy