🏠 Laba BSDE Turun -20% YoY pada 2023, Lebih Rendah dari Estimasi
Bumi Serpong Damai ($BSDE) mencatat penurunan laba bersih pada 4Q23 menjadi Rp176,4 M (-68,9% QoQ, -88,4% YoY), dengan pendapatan sebesar Rp4,2 T (+83% QoQ, +37% YoY). Margin laba kotor BSDE pada 4Q23 anjlok menjadi 4,2% (vs. 3Q23: 24,6%, 4Q22: 49%), yang ditekan oleh kenaikan sejumlah beban serta kerugian kurs, antara lain:
▪ Beban pokok pendapatan (+202% QoQ, +231% YoY)
▪ Beban usaha (+34% QoQ, +38% YoY)
▪ Kerugian selisih kurs (+243% QoQ, +248% YoY).
Hasil tersebut membuat laba bersih BSDE selama 2023 terkoreksi -20% YoY menjadi Rp1,95 T, hanya memenuhi 77,2% dari estimasi konsensus. Pendapatan BSDE selama 2023 tumbuh +12,7% YoY menjadi Rp11,5 T. Namun, kenaikan beban pokok pendapatan (+50,3% YoY) dan beban operasional (+12,2% YoY) yang lebih agresif menyebabkan margin laba bersih turun ke level 16,9% (vs. 2022: 23,8%)
Manajemen BSDE mengatakan dalam investor release bahwa penurunan margin laba kotor terjadi akibat margin penjualan tanah dan bangunan yang jauh lebih rendah serta komposisi penjualan apartemen yang lebih tinggi. Apartemen sendiri memiliki margin yang jauh lebih kecil dari rumah tapak.
Secara operasional, BSDE mencatat marketing sales 2023 sebesar Rp9,5 T selama 2023, lebih tinggi +7,9% dari target 2023 di level Rp8,8 T. Pada 2024, manajemen BSDE menargetkan marketing sales di level Rp9,5 T.
🗒️ Stockbit Commentary
Hasil kinerja 2023 yang di bawah konsensus berpotensi menjadi sentimen negatif bagi pergerakan harga saham BSDE dalam jangka pendek. Namun, kami menilai bahwa marketing sales BSDE ke depannya akan tetap solid didukung oleh insentif PPN Ditanggung Pemerintah (PPN DTP).
Sektor properti juga berpotensi mendapatkan sentimen positif dari peluang pemangkasan suku bunga, yang diekspektasikan oleh market terjadi pada 2Q24–3Q24. Berdasarkan studi historikal yang kami lakukan dalam Mini Unboxing Sektor Properti (https://bit.ly/3GESa9W), saham-saham emiten properti cenderung bergerak positif secara signifikan ketika suku bunga telah berada di level puncak dan mulai akan dipangkas.
Meski demikian, inflasi indeks harga konsumen AS yang masih tinggi di kisaran 3% membuat ekspektasi market terhadap pemangkasan suku bunga The Fed pada Juni 2024 menjadi semakin mengecil. Sementara itu, timing dan besaran pemangkasan suku bunga dari Bank Indonesia akan dipengaruhi oleh rilis data ekonomi seperti inflasi, pertumbuhan ekonomi, dan nilai tukar rupiah.
--------------
Arvin Lienardi (@ArvinL)
Investment Analyst Stockbit