imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

WHAT IS WRONG WITH BTPS?

Harga saham BTPS telah mengalami penurunan yang sangat signifikan pasca perilisan laporan keuangan untuk Q4 2023. Penurunan harga saham dari BTPS dilatarbelakangi oleh penurunan laba bersih BTPS sebesar -39.2% secara YoY. Meskipun pendapatan bersih BTPS bertumbuh +4.5% secara YoY namun penyebab tergerusnya laba bersih dari BTPS adalah membengkaknya beban CKPN hingga 2x lipat-! Apakah hal itu berarti kualitas pembiayaan dari BTPS sedang tidak baik-baik saja?

Memang jika kita breakdown lebih lanjut (seperti yang bisa dilihat pada Gambar 1), tren Non Performing Financing dari BTPS mengalami peningkatan sejak pandemi. Namun, kenaikan dari NPF sempat tertahan dan justru mengalami sedikit penurunan per Q4 2023 kemarin. Yang jadi pertanyaannya adalah : Is the worst over? Akankah tren NPF kembali mengalami peningkatan? Kapankah tren kenaikan CKPN ini akan berakhir?

Sebelum kita membahas lebih lanjut terkait kondisi BTPS ke depan kita perlu memahami yang namanya CKPN alias Cadangan Kerugian Penurunan Nilai. CKPN dibentuk "terlebih dahulu" oleh perbankan untuk mengatasi kerugian yang ditimbulkan dari kredit atau pembiayaan macet. Mengingat CKPN dibentuk di awal meskipun kredit atau pembiayaan macet belum dihapusbuku, maka sifat dari CKPN ini adalah non-cash expense. Namun, jika ternyata kredit atau pembiayaan macet ini dihapusbukukan maka kerugian yang dicadangkan pada CKPN menjadi real loss namun tidak diakui lagi dalam Income Statement mengingat sudah terlebih dahulu diakui di awal. Sebaliknya, jika ternyata pembiayaan macet tadi berhasil dilunasi maka pendapatan dari pelunasan pembiayaan tersebut dapat diakui sebagai laba pada Income Statement.

Mengacu pada data alokasi APBN untuk tahun 2024 (Gambar 2), kita bisa melihat bahwa alokasi APBN untuk perlindungan sosial meningkat +13,1% secara YoY dan terbilang tinggi dalam kurun waktu 5 tahun terakhir. Dengan meningkatnya alokasi APBN untuk perlindungan sosial, masyarakat pra-sejahtera tentunya akan terbantu, khususnya dengan program bantuan langsung tunai, sehingga kondisi finansial masyarakat pra-sejahtera, terlebih lagi yang merupakan nasabah dari BTPS, dapat membaik dan mereka dapat mempertimbangkan untuk melunasi kewajibannya sehingga pembiayaan macet dari BTPS dapat berkurang.

Per Q4 2023, struktur pembiayaan dari BTPS didominasi sebesar 68% oleh sektor perdagangan, hotel, dan restoran yang mana sektor ini juga merupakan sektor penyumbang pembiayaan macet terbesar. Lantas, bagaimana kondisi dari sektor-sektor tersebut ke depan?

Kita mulai dari sektor perdagangan. Berdasarkan grafik yang dirilis oleh Bank Indonesia (Gambar 3), terlihat bahwa prediksi penjualan eceran untuk 3 bulan ke depan mengalami peningkatan yang didasari oleh peningkatan permintaan selama Bulan Ramadan. Namun, untuk prediksi 6 bulan ke depan sedikit mengalami penurunan yang didasari oleh normalisasi permintaan setelah high season. Kesimpulannya adalah, performa sektor perdagangan dalam jangka pendek diprediksi akan cukup baik hanya saja dalam jangka panjang masih cenderung stagnan.

Selanjutnya untuk sektor perhotelan dan restoran yang erat kaitannya dengan sektor pariwisata. Saya menggunakan salah satu indikator yakni kunjungan turis ke Indonesia yang sudah mulai berada dalam tren positif meskipun belum sebaik level pre-pandemi yang bisa dilihat pada Gambar 4. Harapannya, tren positif ini dapat berlanjut di tahun 2024 ini dan seterusnya sehingga sektor restoran dan sektor perhotelan yang merupakan turunan dari sektor pariwisata dapat kebagian durian runtuhnya, hehe-!

Dan terakhir, jika wacana The Fed untuk melakukan rate-cut sebanyak 3x dengan asumsi masing-masing cut adalah sebesar 25bps maka Fed Rate akan bertengger di level 4.75% yang jika dibandingkan dengan BI Rate per tulisan ini dibuat adalah di level 6%, terdapat potensi bahwa BI Rate tetap akan dipertahankan di level tersebut mengingat BI mencoba untuk menjaga spread rate antara BI Rate dengan Fed Rate. Jika hal tersebut terealisasikan, maka dapat disimpulkan bahwa dalam jangka pendek perputaran ekonomi di Indonesia masih akan melambat dengan tingginya suku bunga namun di sisi lain, Indonesia berpotensi untuk menerima inflow dari asing mengingat tingkat suku bunga yang ditawarkan Indonesia lebih menarik ketimbang negara lainnya, seperti Amerika.

Alright, itulah tulisan singkat terkait BTPS dan prediksi terkait kondisi ke depan. Adapun tulisan ini dibuat berdasarkan opini pribadi dan bukan merupakan ajakan jual atau beli saham. Anyway, jika ada hal lain terkait BTPS bisa dishare di kolom komentar ya. Thanks for reading and happy investing-!

Tags :
$IHSG $IDXFINANCE $BTPS

Source :
Gambar 1 - Laporan Keuangan BTPS, Diolah
Gambar 2 - Kemenkeu
Gambar 3 - Bank Indonesia
Gambar 4 - https://cutt.ly/swBjGZEx

Read more...

1/4

testestestes
2013-2025 Stockbit ·About·ContactHelp·House Rules·Terms·Privacy