Trading Battle: Pivot Point vs Fibonacci Retracement
Oke bro, kali ini kita bahas pivot point dan fibonacci retracement lebih detail. Cekidot..
# Pivot Point:
Filosofi:
Pivot point tuh kayak pusat gravitasi di trading, bro. Jadi, idenya, harga bakal cenderung bergerak di sekitar pivot point ini. Kayak pusatnya gitu, dari situ kita bisa nentuin arah market selanjutnya.
Rumus Formula:
Gampang banget bro, rumusnya (High + Low + Close) / 3. Nah, dari situ kita bisa dapetin level-level support dan resistance.
Perbedaan dengan Fibonacci Retracement:
Bedanya, pivot point ini lebih sederhana. Kita cuma pakai harga historis aja untuk hitung pivot pointnya, sementara fibonacci retracement itu pake rasio-rasio Fibonacci yang lebih rumit.
Cara Menggunakannya:
Jadi, kalo harga melewati pivot point, itu bisa jadi pertanda bakal ada perubahan tren, bro. Misalnya, kalo harga naik di atas pivot point, bisa jadi bakal ada tren naik, dan sebaliknya.
Kelebihan:
- Gampang dimengerti dan dihitung.
- Cocok buat trader pemula.
- Ngebantu nentuin level-level support dan resistance yang jelas.
Kekurangan:
- Level-levelnya kadang kurang konsisten.
- Rentan terhadap break atau violation oleh market.
- Bergantung pada data historis harga yang bisa aja ngaco.
Sinyal Palsu:
Sinyal palsunya kadang bisa muncul kalo market lagi volatile atau ngaco. Jadi, kalo liat ada sinyal dari pivot point, tapi indikator lain nunjukkin sinyal yang beda, bisa jadi sinyal palsu.
Indikator Lain untuk Validasinya:
Buat validasi sinyal dari pivot point, bisa kita pakai indikator teknikal lain kayak MACD atau RSI. Jadi, kalo dapet sinyal dari pivot point tapi indikator lain nunjukkin sinyal yang berlawanan, kita harus hati-hati.
Tips:
Cobain deh kombinasikan pivot point dengan strategi trading lainnya. Misalnya, kombinasikan dengan pola candlestick atau dengan indikator teknikal lainnya. Dengan begitu, kita bisa dapetin konfirmasi sinyal yang lebih kuat dan lebih mantap.
# Fibonacci Retracement:
Filosofi:
Fibonacci retracement ini dasarnya pake teori matematika rasio Fibonacci buat nentuin level-level support dan resistance, bro.
Rumus Formula:
Gampang juga, bro. Kita pake level-level retracement berdasarkan rasio Fibonacci kayak 0.382, 0.50, 0.618, gitu.
Perbedaan dengan Pivot Point:
Perbedaannya, fibonacci retracement lebih rumit karena pake konsep matematika rasio Fibonacci, sementara pivot point lebih simpel pake harga historis aja.
Cara Menggunakannya:
Jadi, fibonacci retracement ini bisa ngebantu kita nentuin level-level support dan resistance yang potensial berdasarkan rasio Fibonacci kayak 0.382, 0.50, 0.618, gitu. Misalnya, kalo harga turun ke level retracement, itu bisa jadi titik masuk yang bagus.
Kelebihan:
- Ngebantu nentuin level support dan resistance yang presisi.
- Banyak trader yang percaya dan pake fibonacci retracement.
- Dapet memberikan sinyal yang cukup kuat dalam trading.
Kekurangan:
- Perlu pemahaman yang lebih dalam tentang konsep matematika.
- Kadang bisa bikin bingung kalo ga paham konsepnya.
- Rentan terhadap kesalahan interpretasi.
Sinyal Palsu:
Sinyal palsunya, bro, bisa muncul kalo market lagi volatile atau ngaco juga. Jadi, kita perlu hati-hati dan validasi dengan indikator lain.
Indikator Lain untuk Validasinya:
Buat validasi sinyal dari fibonacci retracement, kita bisa paduin dengan indikator teknikal lain kayak stochastic oscillator atau Bollinger Bands. Dengan begitu, kita bisa dapetin konfirmasi sinyal yang lebih kuat.
Tips:
Cobain deh kombinasikan fibonacci retracement dengan strategi trading lainnya juga. Misalnya, gabungin dengan pola-pola candlestick atau indikator teknikal lainnya. Dengan begitu, kita bisa dapetin sinyal yang lebih akurat dan mantap.
Jadi Pivot point dan fibonacci retracement, keduanya punya kelebihan dan kekurangan masing-masing, bro. Yang penting, kita harus paham betul tentang keduanya dan sesuaikan dengan gaya trading kita. Jangan lupa juga untuk selalu hati-hati dan validasi sinyal dengan indikator teknikal lainnya.
Semangat trading, bro!
$PSDN $TOSK $PTRO $CUAN $CGAS
