Lesson learn from “Battle of Waterloo”
=================================
Cerita klasik dalam dunia saham yang masih relevan hingga saat ini melibatkan kekuatan financial, keunggulan informasi, pengaruh dan emosi.
Perang ini terjadi di Juni 1815 dan terkenal sebagai pertempuran terakhir Napoleon. Dalam pertempuran ini Perancis dibawah pimpinan Napoleon mengalami kekalahan melawan pasukan Inggris-Belanda-Jerman di bawah Jenderal Wellington dan sekutu Prussia-nya dibawah Ferdmarschall Blucher.
Di saat yang sama Bursa efek London sudah ada. Keluarga Rothschild merupakan salah satu keluarga yang mempunyai pengaruh di bursa dengan jaringan yang kuat sehingga memiliki keunggulan dalam kecepatan informasi, saat itu belum ada internet sehingga untuk mendapat informasi dari tempat yang jauh ada jeda bisa berhari-hari, dengan keunggulan ini tidak jarang aksi yang dilakukan Rothschild di bursa diikuti oleh pelaku market lain, istilah saat ini FOMO.
Apa hubungan pertempuran waterloo dan bursa saham??
Siapa yang menang dalam pertempuran jelas akan menentukan nasib Inggris ke depan. Dengan keunggulan informasi yang dimiliki, setelah pecah pertempuran Waterloo Rothschild mulai melakukan aksi jual saham-sahamnya. Para pelaku pasar melihat hal ini dan berpikir Inggris mengalami kekalahan sehingga ikut melakukan aksi jual dan membuat bursa efek di London runtuh. Ketika para pelaku market pesimis dan informasi resmi kemenangan Inggris belum dirilis, Rothschild memborong saham tentunya dengan harga yang sangat murah.
Selanjutnya bisa ditebak, begitu kabar kemenangan Inggris sudah diumumkan secara resmi, market optimis dan bursa efek london kembali bullish, sementara Rothschild sudah ada di dalam dan menikmati keuntungannya.
Pelajaran apa yang bisa di petik investor ritel dari sejarah ini??
Saat ini informasi begitu cepat tersebar namun orang juga semakin tidak sabaran jangankan menunggu hasil investasi tahunan, melihat perubahan harga saham beda hari atau jam saja seringkali tidak tahan dan segera mengubah keputusan jual/beli saham.
Meskipun dengan mudahnya akses informasi, namun tetap aja selalu ada jeda informasi di market dan seringkali ritel adalah penerima informasi terakhir dan menjadi obyek penderita pergerakan harga saham.
Jadi sangat bijak untuk tahu harga wajar suatu saham dan prospeknya sebelum membeli dan memastikan titik entry kita dalam suatu range yang kita yakini layak beli, karena sampai saat ini belum ada yang bisa timing the market.
Menerapkan money management seperti mencicil beli di area layak beli sangat vital saat akumulasi suatu saham, karena saat ini Rothschild Rothschild lain sangat banyak bertebaran di bursa dengan kekuatan financial, keunggulan informasi dan pengaruhnya, menebarkan ketakutan namun juga memberikan kesempatan akumulasi dengan harga yang jauh lebih murah dari willingness to pay kita.
Hal ini mulai terlihat sudah di mulai awal minggu ini dan akan berlanjut ke hari-hari ke depan menjelang rilis laporan keuangan tahunan, ada beberapa saham yang secara tiba-tiba mengalami penurunan cukup dalam tanpa ada isu negatif apapun. Explore kinerja dan prospek perusahaan, manfaatkan keunggulan ritel yaitu tidak ada batasan waktu investasi dan laporan imbal hasil ke penitip modal, jangan pakai pinjaman berbunga. Kalau kita meyakini kinerja dan prospeknya meskipun saham sedang kena dump, nasehat Warren Buffet “be fearful when others are greedy and to be greedy only when others are fearful.” layak diterapkan.
Happy investing, semoga bermanfaat,
^endraw^
$BIRD $INCO $ADHI $HAIS $CPIN