Compounding dari Dividen
Salah satu hal yang paling mengesankan dari berinvestasi saham adalah adanya compounding atau pemajemukan. Awalnya saya hanya tahu bahwa pemajemukan hanya bisa terjadi pada saham yang harganya cenderung naik saja atau bisa dikatakan hanya terjadi pada saham yang mengalami kenaikan capital/capital gain dsb. Lambat laun saya menyadari bahwa di saham yang harganya tidak terlalu naik atau bisa dibilang harganya segitu-gitu saja, bisa juga terjadi yang namanya pemajemukan ini, asal perusahaan membagikan dividen. Selain itu pemajemukan bisa juga terjadi melalui trading, dengan modal yang lebih besar dari hasil keuntungan penjualan sebelumnya, tentu saja ini merupakan sebuah pemajemukan juga. Karena prinsip dari sebuah pemajemukan adalah dengan persentase kenaikan/imbal hasil yang sama seperti sebelumnya, dapat menghasilkan nilai yang lebih besar dari sebelumnya.
Sebenarnya awalnya saya ingin menulis compounding dari dividen saja sesuai judul. Tetapi supaya dapat membandingkan ketiga pemajemukan di atas sekaligus, saya putuskan untuk menulis ketiganya dalam satu post ini yaitu compounding pada Capital Gain, Dividen (Reinvest) dan Trading. Mungkin agar tidak terlalu panjang, saya tambahkan gambar seperti biasa saja ya. Alasan saya selalu menyertakan gambar adalah karena saya tipe orang yang belajar dari visual dan mungkin saja ada yang setipe dengan saya yang sulit belajar jika hanya menggunakan literatur dari tulisan yang berbentuk angka dan huruf saja.
Dari ketiga pemajemukan di atas, menurut saya yang paling mudah diaplikasikan adalah Compounding dari Capital Gain pada Big Bank. Kita tahu bahwa Big Bank ini chartnya hampir selalu naik (Silahkan cek). Selain itu compounding dari Capital Gain ini “hampir tanpa usaha” dibandingkan kedua yang lain, kalau bahasa kerennya “almost effortless”. Karena hanya dengan terus membeli secara DCA, kenaikan harga saham akan terjadi dengan sendirinya. Kalau kata om @skydrugz27 di BBCA sudah tidak ada lagi investor yang nyangkut karena harga BBCA ini selalu menembus ATH dari waktu ke waktu. Oiya pada bagian ini, konteksnya adalah saham ini dipegang dalam jangka panjang agar dapat dibedakan dari jenis pemajemukan dari Trading. Pada gambar, saya menampilkan kenaikan BBCA dari IPO sampai saat ini. Kenaikannya luar biasa yaitu sebesar 4887%. Kenaikan sebesar ini tentu tidak melalui ARA yang terus menerus, melainkan melalui kenaikan 1%, 2%, 3%, … saja dan terjadi secara terus menerus karena kinerja perusahaan yang baik dalam jangka panjang.
Selanjutnya adalah pemajemukan dari Dividen. Untuk jenis ini, masih memerlukan usaha tambahan lagi daripada sebelumnya. Dividen yang diterima saat Interim maupun saat Dividen Final dan Tahunan, masih perlu usaha untuk Reinvest (dibelikan saham lagi) agar jumlah lot semakin banyak. Pada konteks kali ini, saya lebih menyorot pada saham yang harganya tidak kemana-mana tapi masih dapat memberikan return yang cukup baik bagi kita. Misalnya saja kita memiliki saham perusahaan batubara yang memiliki dividend yield rata-rata lebih besar dari sektor lainnya. Dividen yang kita terima dapat kita reinvestasikan menjadi saham-saham baru yang akan menambah jumlah lot kita, sehingga nilai dividen yang kita terima akan menjadi lebih besar daripada sebelumnya (dengan asumsi yield yang diberikan sama). Namun untuk pembahasan detail mengenai compounding dari reinvestasi dividen ini akan saya bahas di post selanjutnya saja 😅. Pada gambar, saya tampilkan chart dan total dividen dari ASII. Dari tahun 2010 sampai saat ini, harga saham ASII ini cenderung tidak kemana-mana, tetapi dividen yang dihasilkan oleh 1 lembar saham ASII ini dari 2010 sampai saat ini adalah sebesar Rp. 6396 (sudah dipotong pajak dividen 10%) atau 119,56% dibandingkan dengan harga saat post ini ditulis. Bayangkan saja jika anda mempunyai sejumlah tertentu saham ASII dan anda reinvest menjadi lot-lot baru. Kira-kira sudah berapa ya?
Yang terakhir sebenarnya mirip dengan yang pertama, kuncinya ada pada kenaikan harga saham. Saat trading saham, satu-satunya yang kita harapkan adalah kita dapat menjual saham yang sudah kita beli di harga yang lebih tinggi (kecuali kalau shortsell 😅). Pada contoh gambar saya cantumkan chart ESSA dalam YTD. Bayangkan saja dulu, seorang expert trader melakukan jual beli sesuai pada gambar, setelah saya hitung, kenaikan nilai portonya menjadi 35,09%. Tentu saja ini hanya hitungan teoritis saja ya. Namun mengapa bisa menjadi sebesar itu? karena terjadi compounding/pemajemukan.
Pada kenyataannya, baik no 1 atau no 2 biasanya keduanya terjadi pada satu saham yang dipegang dalam jangka waktu yang lama. Misalnya saja Big Bank, selain mengalami kenaikan harga (Compounding dari Capital Gain), jika kita memiliki sejumlah tertentu saham, dividen yang kita terima dapat kita reinvestasikan menjadi saham-saham baru yang akan menambah nilai porto kita karena nyatanya Big Bank konsisten dalam membagikan dividen.
Ketiga jenis pemajemukan di atas saya hitung di spreadsheets berikut https://cutt.ly/0wLiHK87 ringkasannya silahkan lihat gambar saja.
Sekian dan semoga bermanfaat…
Pada post selanjutnya, saya akan menulis khusus tentang Compounding dari Dividen. Jadi stay tuned ya … 😁
Disclaimer on and do your own research.
108…
Tag emiten yang sesuai dengan post di atas
$ASII $BBCA $CGAS $DSSA $ESSA