Trading di Saham yang Fundamental Buruk: $WIKA Case
Ada beberapa user Stockbit yang menanyakan tentang WIKA. Kebetulan sejak suspend $WSKT akibat gagal bayar, saya sudah tidak memperhatikan lagi BUMN Karya. Dulu saya juga suka sama BUMN Karya tapi setelah dikecewakan beberapa kali oleh para mantan direkturnya yang rajin korupsi, saya jadi agak parno kalau mau investasi long term di BUMN Karya. Kalau hanya untuk spekulasi scalping dan hit n run, mungkin masih bisa tapi untuk long term, benar-benar sulit karena utang BUMN Karya sangat banyak sehingga risiko gagal bayar sangat besar (gambar 1).
Untuk belajar melakukan analisis laporan keuangan bisa baca bukunya Pak Toto https://bit.ly/45FDAJu
Untuk diskusi saham lainnya bisa lewat External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan Kode Community A38138 https://stockbit.com/post/13223345
Setahun yang lalu $WSBP yang gagal bayar
Lalu WSKT gagal bayar
Dan sekarang WIKA gagal bayar
Masalah gagal bayar ini harusnya tidak terjadi jika WIKA WSKT WSBP tidak mengambil utang di atas batas kemampuan. Tapi karena dasarnya direktur utama saja korupsi seperti pada case Waskita maka dengan mudahnya mereka ambil utang yang tak terkontrol.
Beberapa hari sebelum WIKA kena suspend itu banyak euforia di WIKA karena harga saham mantul langsung banyak yang happy. Tapi banyak trader yang hanya lihat volume dan chart teknikal lalu mengabaikan tanggal jatuh tempo obligasi WIKA. Akhirnya banyak yang nyangkut di WIKA.
Meskipun pada akhirnya nanti WIKA akan dapat PMN 6 Triliun rupiah, namun itu nampaknya baru akan terlaksana tahun depan (gambar 2). Paling cepat itu Q1 2024 PMN 6 Triliun akan dilaksanakan. Masalahnya adalah utang berbunga jatuh tempo WIKA dalam 1 tahun ke depan itu sekitar 16 Triliun (gambar 2), ini utang yang bikin WIKA gagal bayar lalu kena suspend. PMN 6 Triliun vs Utang berbunga 16 Triliun, tentu ini tidak cukup.
WIKA hanya bisa selamat kalau ada restrukturisasi utang dari Himbara. Utang jangka pendek 16 Triliun yang akan jatuh tempo tahun depan mau tak mau harus diperpanjang tenor nya. Untuk utang Himbara, mungkin bisa dinegosiasikan karena bisa cincai dengan sesama Bank BUMN. Yang sulit dinegosiasikan itu adalah surat utang obligasi atau sukuk karena bond holder nya beragam. Kalau rapat umum pemegang utang tidak setuju dengan restrukturisasi maka kelar sudah. Yang terjadi di WIKA baru - baru ini adalah para pemegang surat utang tidak setuju perpanjangan tenor pembayaran sehingga begitu terjadi gagal bayar maka otomatis langsung suspend. Seandainya para pemegang surat utang ini ikhlas menerima WIKA telat bayar utang maka WIKA bisa lolos Suspend. Problem nya adalah para pemegang surat utang juga lagi butuh duit. Nanti kita tinggal cek saja reksadana mana saja yang pegang surat utang WIKA. Itu bisa - bisa kena dampak langsung akibat gagal bayar WIKA.
Pemerintah sebagai pemegang saham utama sekaligus pengendali WIKA harus bertanggung jawab penuh atas gagal bayar WIKA ini. Sudah sewajarnya ini Kementerian BUMN melakukan evaluasi mengapa bisa dalam 2 tahun terakhir kasus gagal bayar di BUMN Karya terjadi berulang-ulang. WSBP, WSKT, dan sekarang WIKA. Apa yang salah dari pengelolaan BUMN Karya kita? Mengapa BUMN Himbara bisa makin bigger and stronger sedangkan BUMN Karya kita malah jadi ayam sayur? Sekarang sisa $ADHI dan $PTPP saja BUMN Karya yang belum kolaps. Jika sampai keduanya juga kolaps maka itu artinya ada masalah yang sangat serius dalam BUMN Karya kita. Ini lebih serius dari sekadar direktur yang korupsi. Melakukan merger antara BUMN Karya menurut saya tidak akan menyelesaikan masalah jika masalah utang dan GCG di BUMN Karya tidak dibenahi. Melakukan merger malah hanya akan membuat masalah jadi makin besar. PTPP sudah ada masalah (gambar 3) lalu nanti merger dengan WIKA yang juga ada masalah, masing-masing punya masalah. Hal baik apa yang akan tercapai jika sampai mengawinkan dua masalah ini?
Kejadian suspend akibat gagal bayar seperti ini pernah juga terjadi di MDLN, TELE, AISA, GIAA, WSBP, WSKT sehingga itu lah mengapa saya sekarang menghindari saham yang utangnya gede untuk investasi jangka panjang. Karena kita tidak pernah tahu kapan tiba - tiba terjadi gagal bayar yang berujung Suspend.
Itulah mengapa saya menggunakan Jong Kox System. Dalam sistem ini ada 3 jenis saham yakni:
1. Tier 1
2. Tier 2
3. Tier 3
Saham yang saya anggap low risk itu berada di Jong Kox Tier 2 dan 3 karena utangnya sangat mini sehingga bisa dijadikan sebagai alat investasi jangka panjang. Sedangkan Jong Kox Tier 1 itu hanya untuk spekulasi <5% dari total porto. Jadi kalau pun nyangkut, bisa lebih ikhlas pakai Kaos Pintar Nyangkut https://bit.ly/3QtahWa
Untuk diskusi lebih lanjut bisa lewat External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan mendaftarkan diri ke External Community menggunakan kode: A38138
(caranya cek gambar terakhir)
Link Panduan
https://stockbit.com/post/13223345
Dan jangan lupa kunjungi Pintarsaham di sini
https://bit.ly/3QtahWa
Sedangkan untuk rekomendasi belajar saham bisa cek di sini https://bit.ly/3YGX6Dc
Disclaimer: http://bit.ly/3RznNpU
https://bit.ly/44osZSV
https://bit.ly/47hnUgG
https://bit.ly/47eBu4b
https://bit.ly/3LsxlQJ
1/3