Apakah $MTEL Perusahaan Bagus? Kisah Perusahaan Menara Terbesar di Indonesia
Pertanyaan salah satu user Stockbit (gambar 1).
1. Kenapa MTEL harga sahamnya di bawah harga IPO? Mengapa kinerja yang bagus tidak tercermin di harga saham?
2. Bagaimana prospeknya? Kapan timing yang tepat聽untuk聽masuk?
Ini pertanyaan yang sulit dan saya tidak yakin bisa menjawabnya tapi saya akan coba menjawabnya sebisa saya. Jangan lupa beli Kaos Pintar Nyangkut di toko kami jika suka dengan tulisan ini https://bit.ly/3QtahWa
馃崉Jawaban No. 1
Setelah berakhirnya era cheap money, suku bunga bank di seluruh dunia naik sehingga dalam dua tahun terakhir, industri menara telekomunikasi seperti MTEL itu ikut tertekan oleh isu negatif terkait suku bunga tinggi. Padahal kalau lihat DER (debt to equity ratio), rasio DER MTEL ini masuk kategori rendah dan bisa dianggap sehat secara DER. Akibat dari isu negatif tersebut, semua perusahaan menara telekomunikasi masuk fase bearish. Bisa kita lihat dari chart 3 saham menara terbesar di Indonesia yakni MTEL TBIG dan TOWR itu sama - sama anjlok dalam setahun terakhir (gambar 2).
Kondisi ini justru memberikan kesempatan pada investor selot selot untuk cicil perusahaan menara Telco. MTEL ini IPO di November 2021 di harga 800 sedangkan harganya sekarang adalah 710. Itu artinya yang beli MTEL di IPO bisa beli Kaos Pintar Nyangkut. Sedangkan yang beli di harga < 800 itu bisa dianggap Pintar cicil. Apalagi aset MTEL di 2023 ini sudah jauh lebih besar dari aset MTEL di 2021 ketika IPO dulu. Hanya soal waktu harga saham akan mirorring聽dgn聽fundamental karena di 2023 ini laba MTEL masih naik 16% dan revenue naik 14% (gambar 1) tapi harga sahamnya malah anjlok 7,19%. Market IHSG memang sering anomali.
馃崉Jawaban No. 2
Secara teori prospek MTEL ini bisa dikatakan not bad karena terbukti laba dan revenue di 2023 masih naik (gambar 1). MTEL banyak melakukan akuisisi menara baru dan fiberisasi menara. Berkat investasi itu, MTEL menjadi raja menara terbesar di Indonesia dan nomor 13 perusahaan menara terbesar di dunia versi Digital Infrastructure (gambar 3) dengan tingkat penyebaran menara dan fiber optik yg merata di seluruh indonesia. Jadi, MTEL tidak hanya jago kandang di Pulau Jawa.
Lagi - lagi secara teoritis harusnya MTEL sudah bisa panen laba tahun depan kalau tidak ada aral melintang.
馃煝Peta Persaingan Menara Telekomunikasi Indonesia
Perusahaan Menara Telekomunikasi di Indonesia sebenarnya cukup banyak. Tapi yang menjadi pemain besarnya itu sudah Listing di IHSG semua seperti MTEL, $TOWR, $TBIG, IBST, SUPR, CENT, BALI, GHON, dan GOLD.
馃煝Bagaimana perusahaan menara telekomunikasi bisa dapat duit?
Model bisnis perusahaan menara telekomunikasi seperti Mitratel umumnya berfokus pada penyediaan infrastruktur bagi penyedia layanan telekomunikasi, baik berupa menara ataupun fiber optik.
Mereka membangun, memiliki, dan mengelola menara telekomunikasi yang disewakan kepada operator seluler. Pendapatan utama mereka berasal dari sewa yang dikenakan kepada perusahaan telekomunikasi untuk menggunakan ruang di menara guna menempatkan peralatan komunikasi.
Menariknya, satu menara atau satu jaringan fiber optik, bisa diisi oleh banyak operator (kolokasi). Artinya, dengan biaya operasional relatif sama, tapi pendapatan bisa dobel atau bahkan triple. Maka itu, tenancy ratio menjadi ukuran menarik dalam menilai TowerCo.
Selain pendapatan utama, TowerCo juga bisa menjaring revenue sampingan dari penyediaan sumber energi (power) ke menara.
Dengan memiliki banyak menara yang menjangkau semua pelosok Indonesia hingga ke Papua, maka operator telekomunikasi bisa terus memperluas pasar tanpa perlu mengeluarkan investasi besar dengan pembangunan infrastruktur sendiri. Model bisnis ini memungkinkan perusahaan menara telekomunikasi untuk menghasilkan pendapatan berkelanjutan melalui kontrak sewa jangka panjang dengan operator telekomunikasi.
Jadi sebenarnya bisnis menara Telekomunikasi seperti yang dimiliki oleh MTEL easy money karena beberapa hal yakni:
1. Pelanggannya sudah pasti ada yakni sister company mereka yakni Telkomsel $TLKM dan juga operator lain seperti Indosat dan Excel $EXCL
2. Pelanggannya sudah pasti akan bayar sewa karena operator Telekomunikasi butuh menara telekomunikasi untuk bisa menjangkau para pelanggannya.
3. Pembayarannya biasa dilakukan di muka.
馃煝Apa saja yang menjadi faktor utama yang bisa meningkatkan laba perusahaan menara telekomunikasi?
1. Jumlah menara dan fiber optik. Makin banyak menara dan makin panjang kabel serat optik, maka potensi revenue dan laba bisa makin besar.
2. Tenancy ratio atau rasio sewa. Makin tinggi rasio sewa maka akan makin bagus.
3. Rasio utang seperti DER dan Interest Coverage Ratio (ICR). Makin rendah rasio DER maka makin besar potensi laba perusahaan menara karena mereka tidak harus lagi membayar beban bunga yang besar. Makin besar ICR maka makin besar pula potensi survive perusahaan menara telekomunikasi tersebut.
Sekarang coba kita bandingkan beberapa rasio fundamental pada 3 perusahaan menara telekomunikasi terbesar di Indonesia saat ini yakni MTEL, TOWR, dan TBIG
鉁匳aluasi, Dividend, dan Pertumbuhan Laba
馃崉Dari valuasi PBV (gambar 4), MTEL memiliki valuasi paling murah PBV 1,8 jika dibandingkan dengan 2 perusahaan menara lainnya seperti TOWR PBV 3,2 dan TBIG PBV 4,43
馃崉Dari dividend yield, MTEL juga paling menarik karena Dividend Yield nya, 2,97% yang mana ini lebih tinggi dari TOWR 2,41% dan TBIG 1,2%.
馃崉Dari pertumbuhan laba, MTEL juga masih bisa mengalami pertumbuhan laba 16,60% di 2023 jika dibandingkan dengan TBIG laba turun 8,54% dan TOWR laba turun 5,20%
馃崉Mitratel membukukan laba bersih meningkat Rp1,43 triliun, pada sembilan bulan pertama 2023, meningkat 16,6%secara year on year (YoY). Peningkatan laba bersih didorong oleh kenaikan pendapatan sebesar 11,9% secara YoY menjadi Rp6,3 triliun. Margin EBITDA tumbuh menjadi 80,6% dibandingkan 78,5% pada September 2022.
馃崉Bisnis penyewaan menara tetap menjadi mesin pertumbuhannya, dengan pendapatan sebesar Rp5,2 triliun, tumbuh 13,7%, didukung oleh kombinasi pertumbuhan organik dan anorganik serta peningkatan pendapatan dari sektor ketenagalistrikan dan konektivitas.
馃崉Pendapatan MTEL secara kuartalan di kuartal III-2023 memang terjadi perlambatan. Namun hal tersebut bukan karena pengurangan tenant, melainkan akibat tertundanya pengakuan pendapatan karena perpanjangan kontrak sewa yang belum selesai dengan Telkomsel. Pengakuan pendapatan ini akan dilakukan pada kuartal IV-2023, setelah kontrak
selesai.
鉁匤umlah menara
-MTEL 37.091 buah menara
-TOWR 29.915 buah menara
-TBIG 21.991 buah menara
Dari jumlah menara kita bisa melihat bahwa MTEL memang raja menara Telekomunikasi di Indonesia (gambar 5). Per 30 September 2023, perusahaan menara telekomunikasi lain di Asia Tenggara yang memiliki jumlah menara sebanyak MTEL adalah Edotco yang merupakan anak usaha dari Axiata Malaysia, jumlah menara Edotco adalah 54.000 menara dan menjadi perusahaan menara telekomunikasi terbesar nomor 6 di dunia.
Masih ada waktu bagi MTEL untuk mengejar Edotco di masa depan karena MTEL memiliki 37.091 menara dan itu hanya ada di Indonesia saja sedangkan Edotco punya 54.000 menara itu tersebar di 9 negara ASEAN.
Jadi bisa bayangkan nanti kalau di masa depan MTEL ekspansi menara ke negara ASEAN lainnya yang penduduknya banyak seperti Vietnam, Filipina, Thailand, dan Myanmar. Di mana ada banyak penduduk, di situ ada peluang cuan.
Apakah mungkin MTEL bisa mengejar Edotco sebagai raja menara Telekomunikasi terbesar di Asia Tenggara dan masuk 5 besar perusahaan menara terbesar di dunia?
Menurut saya, bisa saja selama manajemen memiliki ambisi tanpa batas. Sebagai gambaran waktu IPO di 2021, jumlah menara MTEL hanya 28.206 buah (gambar 3). Fast forward September 2023, Jumlah menara sekarang 37.091 buah (gambar 2). Dalam jangka waktu 2 tahun saja, jumlah menara MTEL bisa berkembang pesat >30% atau sekitar 8885 menara dalam 2 tahun atau rata-rata bertambah 4442 menara tiap tahun. Jika laju ekspansi ini bisa terus dipertahankan dengan kecepatan yang sama maka dalam jangka waktu 3-4 tahun, MTEL sudah bisa melewati Edotco, ceteris paribus, kondisi perusahaan lain konstan.
鉁匱enancy Ratio
-MTEL 1,5
-TOWR 1,8
-TBIG 1,8
Dari sisi Tenancy ratio, MTEL masih punya potensi room to growth karena banyak menara MTEL yang khusus disewakan ke Telkomsel saja (gambar 5).
Jika seandainya menara Telkomsel yang B2S bisa dikonversi menjadi collocation maka potensi growth dan Tenancy ratio MTEL bisa makin meroket.
Bisa lihat di gambar 3: Telkomsel itu 92% B2S dan 8% collocation, XL 4% B2S dan 96% collocation, ISAT 100% collocation.
Kebetulan mayoritas menara MTEL itu adalah menara dari Telkomsel jadi wajar saja menara - menara itu adalah B2S.
馃崉B2S (Build-to-Suit): Bayangkan kamu punya gedung dengan kamar tidur, dapur, dan kamar mandi yang sesuai dengan keinginanmu sendiri. Nah, B2S itu seperti itu. Menara telekomunikasi dibangun khusus untuk satu perusahaan agar sesuai dengan kebutuhan dan keinginan mereka.
馃崉Colocation (Kolokasi): Sekarang, bayangkan kamu tinggal di sebuah apartemen bersama teman-temanmu. Kamu memiliki kamar sendiri, tapi dapur dan kamar mandinya digunakan bersama. Nah, colocation itu seperti itu. Beberapa perusahaan berbagi satu menara telekomunikasi, namun masing-masing memiliki ruangnya sendiri untuk alat-alat telekomunikasi mereka.
Jadi, B2S itu seperti rumah pribadi yang dibangun sesuai keinginan, sedangkan colocation itu seperti apartemen di mana beberapa perusahaan berbagi fasilitas yang sama.
Telkomsel nampaknya tidak ingin berbagi keunggulan kompetitif yang mereka miliki di MTEL itu dibagi ke operator lain sehingga hal itulah yang membuat Tenancy Ratio MTEL lebih rendah dari kompetitornya.
Di satu sisi, itu hal yang bagus untuk MTEL karena revenue mereka sudah pasti terjamin dari sister Company Telkomsel. Tapi di sisi lain, itu membuat Tenancy Ratio mereka jadi rendah. Manajemen TLKM ingin melindungi moat Telkomsel lewat MTEL yang sinyalnya ada di seluruh Indonesia, bahkan hingga di pelosok perbatasan Papua (gambar 6).
Jika MTEL bisa mengembangkan banyak menara baru dengan kolokasi di berbagai pelosok Indonesia, tentu ini bisa meningkatkan Tenancy Ratio MTEL. Umumnya, biaya
sewa kolokasi sama dengan menara yang
disewa tenant tunggal, sehingga membuat
perusahaan menara mendapatkan revenue
lebih banyak.
鉁匯asio Liabilities to Equity
-MTEL 0,68
-TOWR 3,26
-TBIG 3,04
Dari sisi Liabilities to Equity Ratio (LER), MTEL adalah yang terbaik jika dibandingkan dengan kompetitor menara lainnya yang ambil utang jor - joran untuk melakukan ekspansi. Dengan LER hanya 0,68 atau 68%, maka bisa dikatakan kalau MTEL ini masih termasuk konservatif dalam melakukan pengembangan bisnis. Jika seandainya manajemen MTEL mengikuti jejak kompetitor untuk ambil utang gila - gilaan untuk melakukan ekspansi maka bisa jadi jumlah menara MTEL >50.000 sekarang.
Perusahaan TOWR dan TBIG yang notabene swasta, bisa ambil utang hingga 3x lipat lebih besar dari ekuitas yang mereka miliki. MTEL kalau melakukan hal yang sama, bisa saja mendapatkan utang yang lebih besar karena backup dari BUMN TLKM dan pemerintah. Tapi nampaknya manajemen MTEL ini bisa dikatakan sangat hati - hati dengan tidak melakukan ekspansi secara agresif yang nantinya malah kontraproduktif terhadap perkembangan bisnis.
鉁匢nterest Coverage Ratio
Interest Coverage Ratio (ICR) adalah rasio keuangan yang mengukur kemampuan suatu perusahaan untuk membayar bunga utangnya. Rasio ini dihitung dengan membagi laba operasional dengan jumlah bunga yang harus dibayar. ICR memberikan indikasi sejauh mana perusahaan dapat menutupi beban bunga utangnya, dan semakin tinggi nilainya, semakin baik kemampuan perusahaan dalam membayar bunga.
MTEL 3,04
TOWR 2,57
TBIG 2,27
Lagi - Lagi MTEL lebih unggul dari kompetitornya untuk rasio ICR.
鉁匬rospek Bisnis Fiber Optik
Bicara prospek jangka panjang, MTEL merupakan perusahaan yang cocok bagi investor yang sudah mapan karena secara portofolio menara, MTEL adalah yang terbesar dan paling sehat secara fundamental.
Ada lagi satu hidden gems di MTEL yakni bisnis fiber. Manajemen MTEL sudah melakukan program fiberisasi untuk mengembangkan Bisnis Fiber to the Tower (FTTT) atau sering juga disebut Fiber to the Antenna (FTTA) adalah model bisnis di mana serat optik diperluas hingga mencapai menara telekomunikasi untuk mendukung konektivitas nirkabel, seperti jaringan seluler atau layanan broadband. Ini meningkatkan kapasitas dan kecepatan transfer data antara menara dan jaringan inti, memungkinkan penyedia layanan untuk memberikan sinyal yang lebih kuat dan stabil kepada pengguna akhir. Bisnis ini dapat melibatkan penyewaan kapasitas serat atau penyediaan infrastruktur serat optik untuk mendukung jaringan seluler.
FTTT memberikan infrastruktur yang mendukung tingkat kecepatan ultra tinggi yang menjadi salah satu karakteristik utama jaringan 4G dan 5G. Infrastruktur fiber optik membantu mengurangi latensi, memungkinkan aplikasi 4H dan 5G seperti Internet of Things (IoT) dan layanan real-time berjalan lebih efisien.
Di 2022, bisnis fiber optik MTEL baru dikembangkan dengan panjang 16.641 KM (gambar 7).
Di Q3 2023 panjang fiber optik MTEL sudah mencapai 29.042 KM (gambar 1). Hanya dalam waktu 1 tahun saja, terjadi peningkatan fiberisasi >50%.
Sebagai perbandingan, kompetitor MTEL seperti TOWR itu sudah memiliki fiberisasi FTTT dan FTTH sepanjang 178.300 kilometer.
Room to growth MTEL masih besar. Apalagi jika nanti rencana pemerintah membentuk InfraCo benar-benar terlaksana lalu bisnis FTTT TLKM dialihkan ke MTEL semua. Tentu ini bisa menjadi cash generator untuk MTEL di masa depan. Fiberisasi MTEL bisa langsung melonjak.
Pertumbuhan fiber masih panjang dan market share fiberisasi hanya akan mencapai kematangan ketika tingkat fiberisasi jaringan seluler mencapai sekitar 90 sedangkan saat ini tingkat fiberisasi menara hanya 50-60% pada akhir semester I-2023. Mitratel memperkirakan hal ini akan memakan waktu kurang dari lima tahun, sehingga membenarkan sikap agresifnya saat ini dalam pengembangan fiber optic.
Jadi pada akhirnya keputusan jual dan beli ada di tangan masing-masing. Never all in, selot selot only.
Untuk diskusi lebih lanjut bisa lewat External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan mendaftarkan diri ke External Community menggunakan kode: A38138
(caranya cek gambar terakhir)
Link Panduan
https://stockbit.com/post/13223345
Dan jangan lupa kunjungi聽 Pintarsaham di sini 聽
https://bit.ly/3QtahWa
Sedangkan untuk rekomendasi belajar saham bisa cek di sini https://bit.ly/3YGX6Dc
Disclaimer: http://bit.ly/3RznNpU
https://bit.ly/44osZSV
https://bit.ly/47hnUgG
https://bit.ly/47eBu4b
https://bit.ly/3LsxlQJ
1/9